Penanganan Irigasi Pasca Bencana Rp 13 M
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng tahun 2018 menuntaskan 26 paket proyek optimalisasi dan rehabilitasi saluran irigasi dampak bencana dua tahun terakhir.
SINGARAJA, NusaBali
Seluruh paket pekerjaan yang hampir selesai diakhir tahun ini menelan anggaran sebesar Rp 13 miliar. Kepala Dinas PUPR Buleleng Ketut Suparta Wijaya, ditemui di ruangannya Selasa (4/9) kemarin, mengatakan penanganan bidang Sumber Daya Air (SDA) tahun ini masih difokuskan pada optimalisasi dan rehabilitasi saluran irigasi. “Total ada 26 paket pekerjaan baik optimalisasi dna rehabilitasi, menggunkaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBD juga ada,” kata dia.
Suparta merinci khusus anggaran DAK sebesar Rp 4,9 miliar dipakai untuk rehabilitasi enam bendung di Buleleng yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir di tahun 2017 dan awal 2018. Keenamnya meliputi daerah irigasi Banyupoh, Desa Banyupoh, Kecamatan gerokgak, irigasi Desa Munduk di Desa Munduk dan bendung Banyuriris di Desa Banjar, kecamatan Banjar, bendung Tangis di Desa Padangbulia, bendung Silangjana II di Desa Alasangker, Kecamatan Sukasada, dan bendung Penarukan I di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan.
Sisanya ada 20 paket lainnya yang ditangani dari APBD Buleleng sebesra Rp 8 miliar, untuk rehabilitasi maupun revitalisasi bangunan dan saluruan irigasi yang sudah tua. Meski demikian Suparta pun mengaku masih memiliki tunggakan perbaikan irigasi dampak bencana, yang akan dilanjutkan di tahun anggaran selanjutnya. “Tahun ini kami masih berkutat pada perbaikan kerusakan irigasi dan bendung pasca bencana. Kami prioritaskan dulu yang benar-benar urgent,” imbuh dia.
Pihaknya mengatakan selain berbaikan saluran irigasi juga diselipkan penguatan tebing sungai di Desa Bondalem, dengan pagu anggaran Rp 190 juta. Proyek penguatan tebing sungai tahun ini memang sangat minim. Meski demikian sejumlah saluran irigasi di Buleleng mendapat proyek penguatan tebing dari Dinas PU Provinsi Bali, yang cukup membantu penanganan kerusakan pasca bencana. *k23
Seluruh paket pekerjaan yang hampir selesai diakhir tahun ini menelan anggaran sebesar Rp 13 miliar. Kepala Dinas PUPR Buleleng Ketut Suparta Wijaya, ditemui di ruangannya Selasa (4/9) kemarin, mengatakan penanganan bidang Sumber Daya Air (SDA) tahun ini masih difokuskan pada optimalisasi dan rehabilitasi saluran irigasi. “Total ada 26 paket pekerjaan baik optimalisasi dna rehabilitasi, menggunkaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBD juga ada,” kata dia.
Suparta merinci khusus anggaran DAK sebesar Rp 4,9 miliar dipakai untuk rehabilitasi enam bendung di Buleleng yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir di tahun 2017 dan awal 2018. Keenamnya meliputi daerah irigasi Banyupoh, Desa Banyupoh, Kecamatan gerokgak, irigasi Desa Munduk di Desa Munduk dan bendung Banyuriris di Desa Banjar, kecamatan Banjar, bendung Tangis di Desa Padangbulia, bendung Silangjana II di Desa Alasangker, Kecamatan Sukasada, dan bendung Penarukan I di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan.
Sisanya ada 20 paket lainnya yang ditangani dari APBD Buleleng sebesra Rp 8 miliar, untuk rehabilitasi maupun revitalisasi bangunan dan saluruan irigasi yang sudah tua. Meski demikian Suparta pun mengaku masih memiliki tunggakan perbaikan irigasi dampak bencana, yang akan dilanjutkan di tahun anggaran selanjutnya. “Tahun ini kami masih berkutat pada perbaikan kerusakan irigasi dan bendung pasca bencana. Kami prioritaskan dulu yang benar-benar urgent,” imbuh dia.
Pihaknya mengatakan selain berbaikan saluran irigasi juga diselipkan penguatan tebing sungai di Desa Bondalem, dengan pagu anggaran Rp 190 juta. Proyek penguatan tebing sungai tahun ini memang sangat minim. Meski demikian sejumlah saluran irigasi di Buleleng mendapat proyek penguatan tebing dari Dinas PU Provinsi Bali, yang cukup membantu penanganan kerusakan pasca bencana. *k23
1
Komentar