Hasil Asian Games, Momentum Anak Muda Bali
Keberhasilan kontingen Indonesia finish di posisi empat besar Asian Games XVIII tahun 2018 dinilai sebagai momentum tepat bagi kebangkitan olahraga nasional, khususnya Bali.
DENPASAR, NusaBali
Raihan 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu dinilai sebagai penyemangat bagi atlet-atlet ke jenjang dunia, termasuk momentum melahirkan bibit-bibit baru di dunia olahraga. Penilaian ini dilontarkan oleh pelatih karate asal Bali, Aditya Putra Thama ditemui di GOR Lila Bhuana Denpasar, Selasa (4/9).
Seperti diketahui, pada ajang Asian Games 2018, atlet Bali memberi kontribusi bagi Indonesia dengan raihan 2 medali emas dari cabor pencak silat, 1 medali perak dari skateboard, dan 1 medali perunggu dari cabor karate. Indonesia juga dinilai sukses sebagai penyelenggara, itu dibuktikan dengan pujian yang disampaikan oleh Presiden Olympic Council of Asia (OCA), Ahmad Al Fahad Al Sabah saat Closing Ceremony Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Sebagai insan olahraga, mantan atlet karate yang sempat tergabung dalam Tim Nasional Indonesia untuk SEA Games 2013 ini memandang bahwa sudah saatnya anak-anak muda Bali untuk lebih berani menjadi atlet dan masyarakat Bali untuk bisa memanfaatkan olahraga dengan baik. "Saya mengapresiasi prestasi yang telah dipersembahkan atlet Bali untuk Indonesia pada AG 2018. Dan ini juga merupakan cerminan bahwa sesungguhnya anak muda Bali sangat potensial jika ada keseriusan dalam menggali potensi di dunia olahraga," tutur Ketua Bidang Kepelatihan FORKI Kabupaten Klungkung ini
"Dukungan orangtua juga merupakan faktor penting dalam menggali potensi anak muda. Jadi bagi orangtua hendaknya untuk senantiasa mendukung, karena saat ini dengan menjadi seorang atlet berprestasi nasional bahkan internasional masa depan dan kehidupan sosialnya akan terjamin," sambung Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Usia Dini FORKI Provinsi Bali ini.
Aktivis olahraga asal Panjer Denpasar ini juga menyoroti olahraga sudah waktunya menjadi sebuah industri seperti yang dibuktikan di beberapa negara maju. “Ini merupakan sesuatu yang harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Bali. Dengan pariwisata yang kita miliki, kondisi pasca Asian Games 2018 adalah momentum untuk mengembangkan sport tourism di Bali,” sorot pelatih yang tengah menempuh pendidikan Magister Kenotariatan di Universitas Udayana ini.
Aditya yang kini terdaftar sebagai Calon Legislatif DPRD Kota Denpasar melalui Partai Hanura ini pun mengusulkan agar Ranperda Provinsi Bali tentang Keolahragaan sudah harus mengatur dengan baik sport tourism. “Hal ini harus dikawal dengan baik oleh para legislator di tingkat provinsi sebelum nantinya di tiap kabupaten/kota juga memiliki Perda tersebut," pungkasnya. *mao
Seperti diketahui, pada ajang Asian Games 2018, atlet Bali memberi kontribusi bagi Indonesia dengan raihan 2 medali emas dari cabor pencak silat, 1 medali perak dari skateboard, dan 1 medali perunggu dari cabor karate. Indonesia juga dinilai sukses sebagai penyelenggara, itu dibuktikan dengan pujian yang disampaikan oleh Presiden Olympic Council of Asia (OCA), Ahmad Al Fahad Al Sabah saat Closing Ceremony Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Sebagai insan olahraga, mantan atlet karate yang sempat tergabung dalam Tim Nasional Indonesia untuk SEA Games 2013 ini memandang bahwa sudah saatnya anak-anak muda Bali untuk lebih berani menjadi atlet dan masyarakat Bali untuk bisa memanfaatkan olahraga dengan baik. "Saya mengapresiasi prestasi yang telah dipersembahkan atlet Bali untuk Indonesia pada AG 2018. Dan ini juga merupakan cerminan bahwa sesungguhnya anak muda Bali sangat potensial jika ada keseriusan dalam menggali potensi di dunia olahraga," tutur Ketua Bidang Kepelatihan FORKI Kabupaten Klungkung ini
"Dukungan orangtua juga merupakan faktor penting dalam menggali potensi anak muda. Jadi bagi orangtua hendaknya untuk senantiasa mendukung, karena saat ini dengan menjadi seorang atlet berprestasi nasional bahkan internasional masa depan dan kehidupan sosialnya akan terjamin," sambung Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Usia Dini FORKI Provinsi Bali ini.
Aktivis olahraga asal Panjer Denpasar ini juga menyoroti olahraga sudah waktunya menjadi sebuah industri seperti yang dibuktikan di beberapa negara maju. “Ini merupakan sesuatu yang harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Bali. Dengan pariwisata yang kita miliki, kondisi pasca Asian Games 2018 adalah momentum untuk mengembangkan sport tourism di Bali,” sorot pelatih yang tengah menempuh pendidikan Magister Kenotariatan di Universitas Udayana ini.
Aditya yang kini terdaftar sebagai Calon Legislatif DPRD Kota Denpasar melalui Partai Hanura ini pun mengusulkan agar Ranperda Provinsi Bali tentang Keolahragaan sudah harus mengatur dengan baik sport tourism. “Hal ini harus dikawal dengan baik oleh para legislator di tingkat provinsi sebelum nantinya di tiap kabupaten/kota juga memiliki Perda tersebut," pungkasnya. *mao
1
Komentar