nusabali

Puluhan Eksportir Digembleng

  • www.nusabali.com-puluhan-eksportir-digembleng

Tidak kurang dari 80 orang pelaku usaha baik UKM, kalangan eksporter ‘digembleng’ terkait Free Trade Agreement (FTA), Rabu (5/9).

Terkait Free Trade Agreement


DENPASAR, NusaBali
Penggemblengan dalam bentuk edukasi publik dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali bertujuan memberi pemahaman soal FTA,  terkait imbas, tantangan dan peluangnya bagi pertumbuhan perekonomian dari sisi ekspor. Intinya, FTA merupakan peluang dan sekaligus tantangan dalam pasar ekspor. Hanya produk produk yang mempunyai keunggulan, yang memiliki daya saing, sehingga mampu menguasai pasar.

“FTA ini namanya peluang, opportunity. Namanya peluang berarti akan ada pesaing. Berarti kita harus berebut peluang itu,” ujar Direktur Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan RI Donna Gultom di sela-sela edukasi yang digelar di Inna Sindu Beach Hotel, Sanur Denpasar.

Karena itu, tegas Donna Gultom, pelaku ekonomi, produsen, seperti UMK, eksportir dan lainnya harus terus meningkatkan kemampuan dan daya saing, kapasitas produksi, memahami struktur ekonomi. “ Kalau kita tidak bisa memperbaiki diri, FTA bisa menjadi ancaman,” tegasnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali  I Putu Astawa, mengatakan Edukasi Publik Free Trade Agreement /FTA, merupakan salah satu upaya menciptakan akses pasar di luar negeri. Salah satunya meningkatkan ekspor Bali. “Kunci pertumbuhan ekonomi bukan terletak pada investasi pemerintah (APBN/APBD), melainkan dari investasi terutama yang berorientasi ekspor,” katanya.

Diakui hal tersebut tidak gampang, karena sejumlah persoalan. Di antaranya daya saing yang masih rendah, akibat terbatasnya pemanfaatan  teknologi, desain produk yang kurang, kemampuan SDM yang terbatas. Jejaring usaha yang masih rendah. “Inilah tantangan dalam dunia bisnis,” kata Astawa.

Ditegaskan, sukses dalam bisnis tidak terletak pada tempat usaha, tidak juga pada modal, hak paten dari produk. “ Tetapi adalah bagaimana menjual produk,” tegasnya.  

Selain Direktur Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan Donna Gultom, edukasi FTA ini juga menghadirkan  Arief Bustaman  dari Dep of Economics and Development Studies Universitas Padjajaran, Aries Widjanarko dari KPPBC Tipe Madya Pabean Denpasar dan Yusuv Suhyar , Tenaga Ahli dari FTA Center Badung. Masing-masing sebagai pembicara dari bidangnya,

Sebagaimana diketahui Free Trade Agreement/FTA adalah perjanjian di antara dua negara atau lebih untuk membentuk wilayah perdagangan bebas. Dimana perdagangan barang dan jasa dapat melewati perbatasan negara masing-masing tanpa dikenakan hambatan tarif atau non tarif. Sejauh ini Indonesia telah mengimplementasikan FTA dengan beberapa negara. Di antaranya Jepang, Pakistan, Chile dan lainnya. *k17

Komentar