Tingkatkan Ekonomi Pedesaan, Unud Beri PKW di Dua Desa
Universitas Udayana bekerjasama dengan Universitas Dwijendra mencanangkan program Kemitraan Wilayah (PKW) di Desa Pering dan Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar selama tiga tahun, dari tahun 2017-2019 mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Hal itu dilakukan untuk menggali dan mengembangkan potensi wilayah di dua desa tersebut guna meningkatkan perekonomian masyarakat di pedesaan.
Ketua pelaksana PKW Dr Ir Budi Rahayu Tanama Putri, S Pt MM IPM, Kamis (6/9) mengungkapkan, PKW itu dilakukan untuk membuat pengembangan kawasan wisata di dua desa sebagai penunjang ekonomi masyarakat. Pengembangan perekonomian di desa setempat pihaknya bukan hanya menyasar tempat potensi wisata, melainkan pengembangan kreatifitas usaha yang mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian warga setempat.
Kata Budi Rahayu, kegiatan di tahun 2018 ini merupakan tahun kedua. Sebagai sasaran desa yang sudah dilakukan PKW yakni Desa Pering dan Desa Saba berupa pelatihan berbagai kegiatan. Diantaranya, pengembangan potensi wisata desa Air Terjun Blangsinga, pelatihan domestikasi monyet, pelatihan dan perancangan sistem manajemen ticketing, pendampingan budidaya ikan patin pada Kelompok Tani Ikan Bina Kencana.
"Selain itu, tanggal 12 Agustus 2018 lalu juga kami sudah lakukan pelatihan pengolahan abon ikan patin pada Kelompok Wanita Tani Bina Kencana. Bahkan kami juga melatih warga untuk demplot tanaman cabai dengan aplikasi trichoderma agar mencegah penyakit layu pada tanaman cabai," ungkapnya.
Khusus budidaya ikan, dan pengolahan abon ikan, selain diberikan pelatihan cara pembibitan dan pengolahan, warga juga diberikan pelatihan cara pemasaran hasil dari pekerjaan mereka, sehingga hasil kerja benar-benar bisa berputar tanpa harus mandeg pada pemasaran yang sering kali menjadi hambatan bagi mereka.
Budi Rahayu mengungkapkan, warga yang dilatih saat ini diharapkan mampu mengembangkan usaha mereka sendiri. Kedepannya usaha-usaha tersebut akan bermanfaat bagi masyarakat sendiri untuk menghasilkan pendapatan tanpa bekerja di luar desa mereka. "Kami harapkan ketika nanti kita lepas setelah tiga tahun, mereka bisa mandiri untuk menciptakan pekerjaan dan lapangan pekerjaan untuk warga mereka sendiri," jelasnya.
Kegiatan ini lanjut dia, memakai sumber dana dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek Dikti. Dana tersebut khusus untuk pengembangan dua desa tersebut. Kedepannya selain dua desa itu, pihaknya juga akan mengembangkan desa lainnya di Bali untuk mendapatkan program yang sama. Program tersebut diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Bali. *mi
Ketua pelaksana PKW Dr Ir Budi Rahayu Tanama Putri, S Pt MM IPM, Kamis (6/9) mengungkapkan, PKW itu dilakukan untuk membuat pengembangan kawasan wisata di dua desa sebagai penunjang ekonomi masyarakat. Pengembangan perekonomian di desa setempat pihaknya bukan hanya menyasar tempat potensi wisata, melainkan pengembangan kreatifitas usaha yang mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian warga setempat.
Kata Budi Rahayu, kegiatan di tahun 2018 ini merupakan tahun kedua. Sebagai sasaran desa yang sudah dilakukan PKW yakni Desa Pering dan Desa Saba berupa pelatihan berbagai kegiatan. Diantaranya, pengembangan potensi wisata desa Air Terjun Blangsinga, pelatihan domestikasi monyet, pelatihan dan perancangan sistem manajemen ticketing, pendampingan budidaya ikan patin pada Kelompok Tani Ikan Bina Kencana.
"Selain itu, tanggal 12 Agustus 2018 lalu juga kami sudah lakukan pelatihan pengolahan abon ikan patin pada Kelompok Wanita Tani Bina Kencana. Bahkan kami juga melatih warga untuk demplot tanaman cabai dengan aplikasi trichoderma agar mencegah penyakit layu pada tanaman cabai," ungkapnya.
Khusus budidaya ikan, dan pengolahan abon ikan, selain diberikan pelatihan cara pembibitan dan pengolahan, warga juga diberikan pelatihan cara pemasaran hasil dari pekerjaan mereka, sehingga hasil kerja benar-benar bisa berputar tanpa harus mandeg pada pemasaran yang sering kali menjadi hambatan bagi mereka.
Budi Rahayu mengungkapkan, warga yang dilatih saat ini diharapkan mampu mengembangkan usaha mereka sendiri. Kedepannya usaha-usaha tersebut akan bermanfaat bagi masyarakat sendiri untuk menghasilkan pendapatan tanpa bekerja di luar desa mereka. "Kami harapkan ketika nanti kita lepas setelah tiga tahun, mereka bisa mandiri untuk menciptakan pekerjaan dan lapangan pekerjaan untuk warga mereka sendiri," jelasnya.
Kegiatan ini lanjut dia, memakai sumber dana dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek Dikti. Dana tersebut khusus untuk pengembangan dua desa tersebut. Kedepannya selain dua desa itu, pihaknya juga akan mengembangkan desa lainnya di Bali untuk mendapatkan program yang sama. Program tersebut diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Bali. *mi
Komentar