Menkeu Pelajari Panama Papers
Ada 800 nama pebisnis dan politikus Indonesia yang masuk dalam dokumen.
JAKARTA, NusaBali
Bocoran dokumen Panama atau Panama Papers bukan hanya menyebutkan nama-nama tokoh dan selebriti dunia. Tetapi juga mencantumkan nama-nama pengusaha asal Indonesia. Menkeu Bambang Brodjonegoro dan jajarannya kini sedang mempelajari dokumen tersebut.
"Data yang ada disebut sebagai Panama Papers kita pelajari, tapi tentunya yang ingin saya tekankan bahwa data sementara ini yang kita miliki tidak berasal dari sana," kata Bambang di kantor Ditjen Pajak, Jl Gatot Subroto, Jakpus, Selasa (5/4).
Menurut Bambang, data yang dipegangnya dengan dokumen Panama Papers berbeda. Karena itu, dia masih harus melakukan kajian, termasuk memastikan keaslian dan kevalidannya.
Saat ditanya soal indikasi aset yang dilarikan, Bambang belum bisa membuat kesimpulan apa pun. Yang pasti, aset-aset milik WNI akan ditelusuri, apabila belum pernah dilaporkan dalam SPT (Surat Pemberitahunan Tahunan). "Itu intinya yang menjadi fokus dari dirjen pajak tahun ini," tegasnya.
Direktur P2 Humas Direktorat Jenderal Pajak, Mekar Satria Utama, menambahkan ada unit khusus di Ditjen Pajak yang menganalisis dokumen Panama. Dia menegaskan kembali, dokumen yang dimiliki pemerintah berdasarkan laporan dari otoritas negara lain. Isinya berbeda dengan dokumen Panama Papers. Pihaknya akan melakukan perbandingan.
"Kalau konsisten berarti cocok dan itu akan menambah potensi penggalian kita. Kalau berbeda merupakan data baru dan sumber info bagi kami untuk penggalian," tegasnya.
Menurut Satria, data tersebut bila valid akan dikonfirmasi kepada wajib pajak. Bila dalam tahap klarifikasi tidak dapat memberikan keterangan dengan jelas, maka masuk dalam proses pemeriksaan.
Sekitar 800 nama pebisnis dan politikus Indonesia termasuk dalam daftar klien Mossack Fonseca, sebuah firma hukum asal Panama, yang kemarin bocor.
Nama pengusaha muda Sandiaga Uno ikut muncul dalam bocoran Panama Papers dengan sejumlah tokoh Indonesia lainnya. Nama bakal calon gubernur DKI 2017 itu disebut dua kali, Sandiaga Salahuddin Uno dan Sandiaga Uno. Terkait hal ini, Sandiaga justru meminta pihak terkait untuk membuka dan menelusuri kebenaran dari dokumen itu karena banyaknya pihak yang juga disebut. Sandiaga meminta semua dibuka secara transparan.
Di Indonesia, nama-nama para miliarder ternama yang setiap tahun langganan masuk daftar orang terkaya versi Forbes Indonesia bertebaran dalam dokumen Mossack. Pemilik grup Lippo, James Riady, misalnya, tercatat sebagai pemegang saham di sebuah perusahaan bernama Golden Walk Enterprise Ltd. Perusahaan itu didirikan dengan bantuan Mossack Fonseca di British Virgin Islands pada 2011. Putranya, John Riady, juga tercatat sebagai pemilik Phoenix Pacific Enterprise Ltd di BVI. Ketika dimintai konfirmasi, salah seorang keluarga Riady memberikan keterangan off the record.
Nama lain yang muncul dalam daftar ini adalah Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Franciscus Welirang. Dia tercatat sebagai pemegang saham perusahaan offshore bernama Azzorine Limited. Nama Fransiscus tak langsung tercatat sebagai klien Mossack Fonseca. Dia terafiliasi lewat BOS Trust Company (Jersey) Ltd, yang menjadi klien sejak 2013.
Dokumen Panama atau Panama Papers mengungkapkan pengaturan keuangan oleh banyak politikus dan tokoh publik termasuk orang dekat Presiden Vladimir Putin, kerabat Perdana Menteri Inggris, Islandia dan Pakistan, serta Presiden Ukraina. Bocoran dokumen itu berasal dari firma hukum Mossack Fonseca yang berbasis di Panama.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (5/4), bocoran dokumen itu menunjukkan Mossack Fonseca telah membantu pendirian lebih dari 240 ribu perusahaan offshore milik klien-kliennya yang kebanyakan tokoh penting dan konglomerat dunia. Perusahaan offshore biasanya didirikan di wilayah surga pajak, yang pungutan pajaknya rendah seperti Panama dan British Virgin Islands. 7
Komentar