Manggis Ekspor ke China, Bibit Ayam ke Timor Leste
Di saat gunjang-ganjing meroketnya dollar dan melemahnya rupiah, maka ekspor menjadi obat manjur untuk kesejahteraan rakyat.
MANGUPURA, NusaBali
Seperti yang dilakukan Kamis (6/9) kemarin di Cargo ekspor Bandara Ngurah Rai Tuban. Sebanyak 17.340 ekor bibit ayam petelur diekspor ke Timor Leste dan 9.000 ton manggis ke China.
“Khusus untuk ekspor manggis permintaan pasarnya cukup tinggi.Tahun lalu Indonesia mengekspor manggis ke China 19.00 ton. Sementara tahun ini naik menjadi 60.000 ton,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat launching komoditas tersebut.
Dikatakan amran, tren ekspor produk pertanian merupakan bukti keberhasilan dalam peningkatan daya saing petani maupun peternak Indonesia dalam menghasilkan produk pertanian. “Kami mendorong ekspor. Yang dahulunya urus izin ekspor membutuhkan waktu sebulan, kini maksimum 3 jam. Kami minta kalau ada yang mau ekspor bila perlu kami antarkan izinnya. Kami berupaya mendorong pengusaha untuk mendorong ekspornya,” tutur Amran.
Dalam kesempatan itu, Amran mengapresiasi industri pembibitan ayam di Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana milik PT Charoend Pokhpan Indonesia (CPI) yang ekspor perdana 17.340 ekor DOC FS Layer senilai 9.435 dolar AS. Dikatkan ini merupakan pengiriman awal dari total rencana sekitar 35.000 ekor senilai 19.425 dolar AS untuk 2018 ini.
Tren peningkatan ekspor hewan hidup ini sekaligus membuktikan keseriusan Indonesia dalam menerapkan sistem biosekuriti berbasis kompartemen bebas penyakit flu burung atau Avian Influenza (AI). Sistem ini merupakan jaminan dalam kesehatan hewan yang diterapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian dengan melakukan sertifikasi bagi perusahaan yang akan melakukan ekspor.
Sementara untuk manggis kata Amran, sejak dibukanya kembali kran ekspor ke China, Indonesia sampai saat ini (Agustus) berhasil mendorong ekspor manggis 33.000 ribu ton. Nilai ekspor 9,3 juta dollar AS. Jumlah ini jauh melampaui ekspor tahun-tahun sebelumnya.
“Tiongkok sendiri memiliki permintaan yang sangat tinggi. Realisasi ekspor manggis ke Tiongkok periode Januari-Juni 2018 saja sudah mencapai 17 ribu ton dari total ekspor manggis Indonesia 29 ribu ton. Diprediksi hingga akhir 2018, total ekspor tersebut minimal bisa ditingkatkan menjadi 60 ribu ton atau naik 600 persen dibandingkan 2017,” tuturnya. *po
“Khusus untuk ekspor manggis permintaan pasarnya cukup tinggi.Tahun lalu Indonesia mengekspor manggis ke China 19.00 ton. Sementara tahun ini naik menjadi 60.000 ton,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat launching komoditas tersebut.
Dikatakan amran, tren ekspor produk pertanian merupakan bukti keberhasilan dalam peningkatan daya saing petani maupun peternak Indonesia dalam menghasilkan produk pertanian. “Kami mendorong ekspor. Yang dahulunya urus izin ekspor membutuhkan waktu sebulan, kini maksimum 3 jam. Kami minta kalau ada yang mau ekspor bila perlu kami antarkan izinnya. Kami berupaya mendorong pengusaha untuk mendorong ekspornya,” tutur Amran.
Dalam kesempatan itu, Amran mengapresiasi industri pembibitan ayam di Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana milik PT Charoend Pokhpan Indonesia (CPI) yang ekspor perdana 17.340 ekor DOC FS Layer senilai 9.435 dolar AS. Dikatkan ini merupakan pengiriman awal dari total rencana sekitar 35.000 ekor senilai 19.425 dolar AS untuk 2018 ini.
Tren peningkatan ekspor hewan hidup ini sekaligus membuktikan keseriusan Indonesia dalam menerapkan sistem biosekuriti berbasis kompartemen bebas penyakit flu burung atau Avian Influenza (AI). Sistem ini merupakan jaminan dalam kesehatan hewan yang diterapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian dengan melakukan sertifikasi bagi perusahaan yang akan melakukan ekspor.
Sementara untuk manggis kata Amran, sejak dibukanya kembali kran ekspor ke China, Indonesia sampai saat ini (Agustus) berhasil mendorong ekspor manggis 33.000 ribu ton. Nilai ekspor 9,3 juta dollar AS. Jumlah ini jauh melampaui ekspor tahun-tahun sebelumnya.
“Tiongkok sendiri memiliki permintaan yang sangat tinggi. Realisasi ekspor manggis ke Tiongkok periode Januari-Juni 2018 saja sudah mencapai 17 ribu ton dari total ekspor manggis Indonesia 29 ribu ton. Diprediksi hingga akhir 2018, total ekspor tersebut minimal bisa ditingkatkan menjadi 60 ribu ton atau naik 600 persen dibandingkan 2017,” tuturnya. *po
Komentar