nusabali

Matatah Massal Libatkan Dokter Gigi

  • www.nusabali.com-matatah-massal-libatkan-dokter-gigi

Upacara matatah massal digelar di Griya Agung Alas Arum, Sesetan, Denpasar, Jumat (7/9).

DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 70 putra dan putri mengikuti prosesi yang dipuput oleh Ida Pandita Mpu Daksa Yoga Eka Wisesa. Yang menarik, matatah massal ini juga melibatkan dokter gigi untuk memberikan kesan bagaimana potong gigi yang higienis.

Pemuput karya, Ida Pandita Mpu Daksa Yoga Eka Wisesa mengatakan, prosesi matatah massal bukan sekadar menyederhanakan upakaranya, namun juga berupaya memadukan unsur praktis yang diwarisi para sangging dan unsur akademis dari sisi ilmu kedokteran modern.

“Secara akademis, kita datangkan dokter gigi saat pelaksanaan. Dokter menekankan konsep matatah yang benar, baik dari sisi sanggingnya dalam hal menjaga kebersihan alat yang digunakan maupun dari sisi pelakunya dalam menjaga kesehatan,” ujarnya.

Sementara dari sisi praktis, prosesi yang digelar tetap disesuaikan sebagaimana tatanan sastra agama (tatwa), salah satunya dalam lontar Kala Tatwa. Dijelaskan, secara filosofis, matatah adalah proses mengubah Sad Ripu (enam musuh dalam diri manusia) menjadi Sad Guna (enam prilaku yang baik).

Pelaksanaan upacara matatah massal ini mendapat apresiasi dan tanggapan positif dari orangtua peserta. Menurut salah satu orangtua peserta matatah, Wayan Murjana, pelaksanaan matatah secara massal menjadi bentuk pengkondisian dari kemajuan zaman. Meski nantinya akan ada pro-kontra di masyarakat, namun pelaksanaan upacara semacam ini dinilai lebih menguntungkan dari berbagai aspek, mulai dari segi biaya, waktu, dan hal lainnya. “Dengan sistem seperti ini kita bisa dibantu, mengingat masyarakat memiliki kesibukan masing-masing. Saya lihat upakaranya tidak berubah, bahkan rangkaiannya lebih mendetail dengan adanya sungkeman. Saya lebih sreg begini. Kalau secara sendiri-sendiri biasanya biaya habis di konsumsi dan cenderung repot,” ungkapnya.

Orangtua lainnya, Ayu Ariati menilai matatah massal menjadikan upacara tidak ribet. Di samping itu, dengan melibatkan dokter gigi untuk memberikan kesan bagaimana potong gigi yang higienis. “Masyarakat jadinya lebih praktis, tidak terlalu ribet. Apalagi ada dokter giginya yang ikut memberikan gambaran potong gigi yang higienis,” tuturnya. *ind

Komentar