Ditahan Polisi, Pelaku Sodomi Terjun dari Lantai Tiga
Pelaku yang diduga melakukan sodomi yang ditangkap Jajaran Polresta Bogor Kota, SF (41 tahun), tewas usai melompat dari lantai tiga Gedung Polresta Bogor Kota, Kota Bogor, Jawa Barat.
BOGOR, NusaBali
Sebelum meregang nyawa, pelaku sempat bertingkah aneh dengan berteriak berlari menuju jendela.
"Korban inisial SF, dia ditangkap lantaran dugaan kasus sodomi. Sedang digiring oleh aparat, lalu baru ditanya oleh saya 'Punya anak sama istri' tapi SF hanya diam. Enggak lama, dia teriak, lalu lari ke arah jendela (lantai 3) di Mako Ruang Reakrim Polresta Bogor Kota," kata Kasatreskrim Polresta Bogor Kota, Agah Senjaya, Kamis (6/9).
Agah mengatakan sebelumnya SF diamankan setelah mendapatkan laporan warga bahwa ada pelaku yang diduga menyodomi remaja 15 tahun dihakimi massa di Kelurahan Ciparigi, Kelurahan Bogor Utara, Rabu malam pukul 21.00 WIB.
"Melihat kondisi itu kami sempat bawa ke klinik karena terdapat luka di bagian hidung dan wajahnya. Waktu itu petugas kami sedang gelar perkara. SF yang udah lemas sempat berontak berteriak lalu lari ke ruangan gelap di ujung gedung ini. Anggota teriak kalau SF kabur, saya lalu ke bawah," ujar Agah.
Agah bersama beberapa petugas kemudian berlari ke luar gedung dan mendapati SF terjatuh dengan posisi kepala lebih dulu. Saat itu petugas langsung memanggil petugas medis. Hasil pemeriksaan nadi dan jantung SF masih berdenyut. Korban ini langsung dibawa menggunakan ambulans ke RSUD Kota Bogor namun nyawanya tidak bisa diselamatkan. Korban meninggal.
"Sulit dibayangkan bila diceritakan kejadian begitu cepat maka kami rekonstruksi agar semua jelas," kata Agah.
Agah menjelaskan sebelumnya keluarga SF telah mendatangi Polresta Bogor Kota untuk melaporkan pengeroyokan. SF belum terbukti telah melakukan tindak asusila menyodomi remaja 15 tahun. Dalam kasus ini, kata Agah, kepolisian akan tetap melanjutkan laporan keluarganya.
"Ada tiga rangkaian masih berjalan diperiksa oleh kami. Dan belum sempat bertanya kepada SF namun korban berontak dan ditemukan di bawah. Karena tidak ada tanda-tanda melarikan diri dan melakukan perlawanan. Kami menanyakan tidak merespons dan pandangan seperti kosong," tegasnya seperti dilansir vivanews.
Di lokasi, keluarga SF tidak menerima kematiannya. Kerabat SF, Rudi, mengatakan sebelum ditangkap kepolisian, SF sempat dibawa oleh warga ke rumah kosong bersama-sama keluarga yang mengaku disodomi. Keluarga, kata dia, meyakini SF menjadi korban penganiayaan sebab ditemukan luka parah di tubuhnya seperti kakinya patah.
"Keluarga tidak mengikhlaskan kematian saudara kami ini. Sejak awal kami tidak mengetahui (SF) meninggal karena apa seperti apa hanya tahu loncat dari gedung. Ya kalau benar (pelakunya) silakan proses hukum kami meminta keadilan. Kami juga akan melaporkan adanya kejanggalan kematian korban kepada kepolisian dan Komnas HAM," katanya di Polresta Bogor. *
Sebelum meregang nyawa, pelaku sempat bertingkah aneh dengan berteriak berlari menuju jendela.
"Korban inisial SF, dia ditangkap lantaran dugaan kasus sodomi. Sedang digiring oleh aparat, lalu baru ditanya oleh saya 'Punya anak sama istri' tapi SF hanya diam. Enggak lama, dia teriak, lalu lari ke arah jendela (lantai 3) di Mako Ruang Reakrim Polresta Bogor Kota," kata Kasatreskrim Polresta Bogor Kota, Agah Senjaya, Kamis (6/9).
Agah mengatakan sebelumnya SF diamankan setelah mendapatkan laporan warga bahwa ada pelaku yang diduga menyodomi remaja 15 tahun dihakimi massa di Kelurahan Ciparigi, Kelurahan Bogor Utara, Rabu malam pukul 21.00 WIB.
"Melihat kondisi itu kami sempat bawa ke klinik karena terdapat luka di bagian hidung dan wajahnya. Waktu itu petugas kami sedang gelar perkara. SF yang udah lemas sempat berontak berteriak lalu lari ke ruangan gelap di ujung gedung ini. Anggota teriak kalau SF kabur, saya lalu ke bawah," ujar Agah.
Agah bersama beberapa petugas kemudian berlari ke luar gedung dan mendapati SF terjatuh dengan posisi kepala lebih dulu. Saat itu petugas langsung memanggil petugas medis. Hasil pemeriksaan nadi dan jantung SF masih berdenyut. Korban ini langsung dibawa menggunakan ambulans ke RSUD Kota Bogor namun nyawanya tidak bisa diselamatkan. Korban meninggal.
"Sulit dibayangkan bila diceritakan kejadian begitu cepat maka kami rekonstruksi agar semua jelas," kata Agah.
Agah menjelaskan sebelumnya keluarga SF telah mendatangi Polresta Bogor Kota untuk melaporkan pengeroyokan. SF belum terbukti telah melakukan tindak asusila menyodomi remaja 15 tahun. Dalam kasus ini, kata Agah, kepolisian akan tetap melanjutkan laporan keluarganya.
"Ada tiga rangkaian masih berjalan diperiksa oleh kami. Dan belum sempat bertanya kepada SF namun korban berontak dan ditemukan di bawah. Karena tidak ada tanda-tanda melarikan diri dan melakukan perlawanan. Kami menanyakan tidak merespons dan pandangan seperti kosong," tegasnya seperti dilansir vivanews.
Di lokasi, keluarga SF tidak menerima kematiannya. Kerabat SF, Rudi, mengatakan sebelum ditangkap kepolisian, SF sempat dibawa oleh warga ke rumah kosong bersama-sama keluarga yang mengaku disodomi. Keluarga, kata dia, meyakini SF menjadi korban penganiayaan sebab ditemukan luka parah di tubuhnya seperti kakinya patah.
"Keluarga tidak mengikhlaskan kematian saudara kami ini. Sejak awal kami tidak mengetahui (SF) meninggal karena apa seperti apa hanya tahu loncat dari gedung. Ya kalau benar (pelakunya) silakan proses hukum kami meminta keadilan. Kami juga akan melaporkan adanya kejanggalan kematian korban kepada kepolisian dan Komnas HAM," katanya di Polresta Bogor. *
Komentar