VW Combi Double Cabin Hanya Ada 2 Unit di Bali
Mobil Volkswagen Combi Double Cabin disebutkan hanya ada 12 unit di Indonesia. Di Bali, mobil jenis ini hanya ada 2 unit, salah satunya dimiliki I Wayan Sukarta.
Jambore Nasional Ke–49 Mobil Volkswagen di Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 500 unit mobil Volkswagen (VW) dari seluruh daerah di Indonesia memenuhi Lapangan Bhuwana Patra Buleleng, Sabtu (8/9). Ratusan mobil buatan Jerman, ini berada di Buleleng pada 8–10 September 2018 dalam gelaran Jambore Nasional (Jamnas) VW ke-49.
Berbagai jenis mobil klasik itu, mulai dari VW Kodok, VW Combi, VW Safari, hingga jenis langka VW Combi double cabin yang harganya mencapai lebih dari setengah miliar rupiah, berbaris rapi memenuhi Lapangan Bhuwana Patra.
Salah satu mobil langka yang ikut dipajang di jamnas tersebut adalah VW Combi double cabin milik I Wayan Sukarta, 62, asal Jalan Gatot Subroto Timur, Denpasar. Di ajang tersebut, Sukarta membawa satu dari tiga VW kebanggaannya.
VW Combi double cabin ini hanya ada 12 unit di Indonesia. Bahkan di Bali jenis VW Combi double cabin hanya ada dua unit, salah satunya dimiliki Sukarta.
VW Combi double cab milik Sukarta disebut buatan tahun 1971. Meski sudah berusia 47 tahun, koleksi mobil tua milik Sukarta itu masih terlihat sangat prima. Cat warna merah dan body masih mulus dan original, membuat VW jenis ini pernah ditawar Rp 400 juta.
Sukarta mengaku tidak ada hal istimewa dengan VW Combi double cab miliknya selain jumlahnya yang terbatas. Selain itu, desain double cabin ini membuatnya merasa sedikit lebih gagah.
“Dulu di negara luar, mobil jenis ini dipakai untuk mengangkut jerami. Sebelum mobil semacam Toyota Hilux, Ford Ranger, dan sejenisnya itu muncul, model ini sudah ada lebih dulu,” kata dia.
Keunikan dan keantikannya itu yang membuatnya tetap mempertahankan VW Combi double cabin kesayangannya. Sukarta yang pensiunan pegawai bank ini, mengaku mulai hobi mengkoleksi mobil/motor tua termasuk Land Cruiser, Hardtop, dan Harley mengaku menyukai mobil tua karena unik. Menurutnya, mobil VW miliknya sangat bandel, meski usianya sudah sangat tua. Terbukti VW Combi double cabin miliknya sudah tiga kali menempuh rute keliling Bali.
Dijelaskannya, perawatan VW tak jauh beda dengan mobil pada umumnya. Spare part dan bengkelnya pun ada di sejumlah daerah di Bali. Sehingga untuk melakukan perawatan cukup mudah. Meski Sukarta bukan pemilik pertama VW Combi double cabin itu, namun mobil yang dibelinya pada 2008 dari temannya sesama pecinta VW, tersebut disebut sangat handal dan bandel.
Sebagai pecinta mobil tua, pria 62 tahun itu mengaku lebih memilih mempertahankan keorisinilan VW-nya. Baik cat, body maupun aksesoris dia pertahankan seperti aslinya.
“Warna awalnya memang merah begini, paling dipoles dikit, saya lebih milih nggak dimodif, karena kalau semakin lama dan orisinil barangnya, harganya semakin mahal,” kata dia.
Sejauh ini mobil tuanya yang hanya ada dua unit di Bali tersebut sudah banyak yang menawar. Terakhir ada yang menawar hingga Rp 400 juta. Tapi saking cintanya dengan VW dia tidak melepas dan menjualnya meski sempat melontarkan harga hingga Rp 750 juta. “Ada yang nawar Rp 400 juta tapi saya nggak lepas. Kalau toh ada yang mau beli Rp 750 juta, saya tidak yakin saya bisa dapat yang seperti ini lagi,” ungkapnya.
Ketua Panitia Jambore Nasional ke–49 VW, Made Rai Ridartha, mengatakan acara dimaksud merupakan ajang temu kangen bagi para penggemar VW se-Indonesia. Jamnas VW itu berlangsung dari 8–10 September mendatang.
Menurut Rai, sejumlah pecinta VW dari luar Bali yang mengikuti ajang ini sudah hadir di Buleleng sejak Kamis (6/9). “Banyak yang sudah datang. Terbukti kamar-kamar hotel beberapa sudah ada yang penuh karena acara ini,” kata Rai. Selain menggelar ajang jambore nasional, juga akan digelar sejumlah kegiatan lain. Seperti sarasehan penggemar mobil VW, kontes modifikasi mobil VW, hingga ajang drag race alias adu kecepatan pada track lurus bagi mobil VW.
“Harapan kami, kegiatan ini juga berkontribusi bagi perkembangan pariwisata di Bali Utara. Karena memang program kami tidak hanya mengembangkan Bali Selatan, tapi juga mengembangkan Bali Utara yang kita tahu sekarang sedang menggeliat,” ungkapnya. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 500 unit mobil Volkswagen (VW) dari seluruh daerah di Indonesia memenuhi Lapangan Bhuwana Patra Buleleng, Sabtu (8/9). Ratusan mobil buatan Jerman, ini berada di Buleleng pada 8–10 September 2018 dalam gelaran Jambore Nasional (Jamnas) VW ke-49.
Berbagai jenis mobil klasik itu, mulai dari VW Kodok, VW Combi, VW Safari, hingga jenis langka VW Combi double cabin yang harganya mencapai lebih dari setengah miliar rupiah, berbaris rapi memenuhi Lapangan Bhuwana Patra.
Salah satu mobil langka yang ikut dipajang di jamnas tersebut adalah VW Combi double cabin milik I Wayan Sukarta, 62, asal Jalan Gatot Subroto Timur, Denpasar. Di ajang tersebut, Sukarta membawa satu dari tiga VW kebanggaannya.
VW Combi double cabin ini hanya ada 12 unit di Indonesia. Bahkan di Bali jenis VW Combi double cabin hanya ada dua unit, salah satunya dimiliki Sukarta.
VW Combi double cab milik Sukarta disebut buatan tahun 1971. Meski sudah berusia 47 tahun, koleksi mobil tua milik Sukarta itu masih terlihat sangat prima. Cat warna merah dan body masih mulus dan original, membuat VW jenis ini pernah ditawar Rp 400 juta.
Sukarta mengaku tidak ada hal istimewa dengan VW Combi double cab miliknya selain jumlahnya yang terbatas. Selain itu, desain double cabin ini membuatnya merasa sedikit lebih gagah.
“Dulu di negara luar, mobil jenis ini dipakai untuk mengangkut jerami. Sebelum mobil semacam Toyota Hilux, Ford Ranger, dan sejenisnya itu muncul, model ini sudah ada lebih dulu,” kata dia.
Keunikan dan keantikannya itu yang membuatnya tetap mempertahankan VW Combi double cabin kesayangannya. Sukarta yang pensiunan pegawai bank ini, mengaku mulai hobi mengkoleksi mobil/motor tua termasuk Land Cruiser, Hardtop, dan Harley mengaku menyukai mobil tua karena unik. Menurutnya, mobil VW miliknya sangat bandel, meski usianya sudah sangat tua. Terbukti VW Combi double cabin miliknya sudah tiga kali menempuh rute keliling Bali.
Dijelaskannya, perawatan VW tak jauh beda dengan mobil pada umumnya. Spare part dan bengkelnya pun ada di sejumlah daerah di Bali. Sehingga untuk melakukan perawatan cukup mudah. Meski Sukarta bukan pemilik pertama VW Combi double cabin itu, namun mobil yang dibelinya pada 2008 dari temannya sesama pecinta VW, tersebut disebut sangat handal dan bandel.
Sebagai pecinta mobil tua, pria 62 tahun itu mengaku lebih memilih mempertahankan keorisinilan VW-nya. Baik cat, body maupun aksesoris dia pertahankan seperti aslinya.
“Warna awalnya memang merah begini, paling dipoles dikit, saya lebih milih nggak dimodif, karena kalau semakin lama dan orisinil barangnya, harganya semakin mahal,” kata dia.
Sejauh ini mobil tuanya yang hanya ada dua unit di Bali tersebut sudah banyak yang menawar. Terakhir ada yang menawar hingga Rp 400 juta. Tapi saking cintanya dengan VW dia tidak melepas dan menjualnya meski sempat melontarkan harga hingga Rp 750 juta. “Ada yang nawar Rp 400 juta tapi saya nggak lepas. Kalau toh ada yang mau beli Rp 750 juta, saya tidak yakin saya bisa dapat yang seperti ini lagi,” ungkapnya.
Ketua Panitia Jambore Nasional ke–49 VW, Made Rai Ridartha, mengatakan acara dimaksud merupakan ajang temu kangen bagi para penggemar VW se-Indonesia. Jamnas VW itu berlangsung dari 8–10 September mendatang.
Menurut Rai, sejumlah pecinta VW dari luar Bali yang mengikuti ajang ini sudah hadir di Buleleng sejak Kamis (6/9). “Banyak yang sudah datang. Terbukti kamar-kamar hotel beberapa sudah ada yang penuh karena acara ini,” kata Rai. Selain menggelar ajang jambore nasional, juga akan digelar sejumlah kegiatan lain. Seperti sarasehan penggemar mobil VW, kontes modifikasi mobil VW, hingga ajang drag race alias adu kecepatan pada track lurus bagi mobil VW.
“Harapan kami, kegiatan ini juga berkontribusi bagi perkembangan pariwisata di Bali Utara. Karena memang program kami tidak hanya mengembangkan Bali Selatan, tapi juga mengembangkan Bali Utara yang kita tahu sekarang sedang menggeliat,” ungkapnya. *k23
Komentar