Petinggi Bank Mandiri Taspen Tewas Saat Ikut Lari MayBank Bali Marathon
Kepala Divisi Bank Mandiri Taspen Cabang Denpasar, Denny Handayono, 50, meninggal dunia saat mengikuti lari internasional ‘MayBank Bali Marathon 2018’ di Jalan Bypass Prof Dr IB Mantra kawasam Gianyar, Minggu (9/9) pagi.
GIANYAR, NusaBali
Korban Denny Handayono awalnya jatuh pingsan menjelang garis finish, kemudian meninggal saat dilarikan ke RS Kasih Ibu di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Informasi di lapangan, setelah jatuh pingsan mendekati garis finish larih 10 kilometer di Jalan Bypass Prof Dr IB Mantra tepat sebelah selatan Bali Safari and Marine Park, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Minggu pagi sekitar pukul 07.30 Wita, korban Denny Handayono sempat mendapatkan penanganan awal dalam mobil PMI. Namun, karena kondisinya kritis, korban dibawa ke RS Kasih Ibu di desa Saba.
"Tim medis kami di RS Kasih Ibu menerima pasien ini sudah dalam kondisi nadi tidak berdenyut dan tak ada nafas," ungkap Dirut RS Kasih Ibu, dr Ngurah Buana, saat dikonfirmasi NusaBali.
Meski demikian, kata dr Ngurah Buana, tim medis tetap melakukan tindakan resusitasi selama 30 menit. "Dilakukan pompa jantung, tetap tidak ada denyut nadi. Kondisi pasien dinyatakan meninggal," jelas dr Ngurah Buana. Namun, dia belum bisa memastikan penyebab kemarian tragis petinggi Bank Mandiri Taspen Denpasar tersebut. “Yang jelas, pasien datang ke RS dalam keadaan sudah meninggal," tandasnya.
Menurut dr Ngurah Buana, pihak keluarga korban kemarin masih berada di Jakarta. Komunikasi dengan keluarga dilakukan via telepon. "Keluarganya semua tinggal di Jakarta. Keluarganya minta agar jenazah agar dikirim ke Jakarta," katanya sembari menyebut buat sementara, jenazah Deny Handayono disemayamkan di Rumah Duka RSAD Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar.
Secara keseluruhan, kata dr Ngurah Buana, ada 5 pasien korban lari ‘Maybank Bali Marathon 2018’ yang dilarikan ke RS Kasih Ibu di Desa Saba, termasuk Denny Handayono. Sedangkan 2 pasien lagi dibawa ke RS dalam kondisi kelelahanan luar biasa, sementara 1 pasien mengalami keseleo ringan, dan 1 pasien lagi asal Malaysia yang mengalami patah tulang kaki.
"Kelima pasien ini lelaki semua. Ada yang asal Bekasi, Surabaya, Jakarta, ada pula asal Malaysia. Dari 4 pasien yang sempat dirawat, 2 orang telah dibolehkan pulang dari RS. Sedangkan 2 pasien lagi masih opname dan ditangani dokter bedah tulang, karena mau operasi. Informasinya, mereka jatuh saat dikejar anjing pas lari," katanya.
Sementara, tewasnya Kepala Divisi Bank Mandiri Taspen Denpasar, Denny Handayono, saat mengikuti lari ‘MayBank Bali Marathon 2018’ menyisakan duka mendalam bagi kerabat dan rekan kerjanya. Mereka tidak mengira korban akan meninggal demikian tragis. Selama ini, Denny Handayono dikenal aktif olahraga hingga bersepeda keliling Bali.
Menurut cerita I Gede Badra, 21, petugas security Kantor Bank Mandiri Taspen di Jalan Melati Denpasar, sehari sebelum peristiwa naas, korban yang notabene bosnya itu tampak sehat dan bugar. Saat muncul kabar duka, seluruh karyawan mulai petugas security hingga pimpinan langsung menuju RS Kasih Ibu di Desa Saba. Sampai di sana, korban dinyatakan sudah meninggal. Gede Badra mengatakan, jenazah korban kemarin langsung dibawa ke Masjid Polda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, untuk disholatkan dulu sebelum dibawa ke Jakarta. “Ini dilakukan atas permintaan istrinya yang ada di Jakarta,” ujar Gede Badra saat ditemui NusaBali di Kantor Bank Mandiri Taspen Cabang Denpasar, tadi malam.
Disebutkan, korban Denny Handayono selama ini punya hobi olahraga dan kerap bersepeda keliling Bali hingga ke Lombok, NTB. Bahkan, korban kerap pergi ke kantor naik sepeda. Gede Badra mengisahkan, terakhir almarhum Denny Handayono sempat camping ke Bukit Asa di Karangasem, 17 Agustus 2018 lalu. Ketika itu, korban camping dan menginap semalam di Bukit Asa bersama seluruh karyawan. Saat balik ke Denpasar keesokan harinya, almarhum polih naiks epeda, sementara para karyawan justru naik mobil.
Selama ini, kata Gede Badra, almarhum dikenal sangat ramah dan luwes dalam bergaul. “Orangnya itu ramah dan tidak pandang bulu. Siapa saja diajak bergaul dengan ramah. Kita sering dibelikan makan sama almarhum,” paparnya.
Sementara itu, lomba lari internasional ‘MayBank Bali Marathon 2018’ yang digelar PT Bank MayBank Indonesia Tbk bertepatan Haro Olahraga Nasional, 9 September 2018, di Gianyar, diikuti sekitar 10.000 pelari. Peserta berasal dari 46 negara, termasuk Indonesia dan negara-negara belahan Afrika. *nvi,dar
Korban Denny Handayono awalnya jatuh pingsan menjelang garis finish, kemudian meninggal saat dilarikan ke RS Kasih Ibu di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Informasi di lapangan, setelah jatuh pingsan mendekati garis finish larih 10 kilometer di Jalan Bypass Prof Dr IB Mantra tepat sebelah selatan Bali Safari and Marine Park, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Minggu pagi sekitar pukul 07.30 Wita, korban Denny Handayono sempat mendapatkan penanganan awal dalam mobil PMI. Namun, karena kondisinya kritis, korban dibawa ke RS Kasih Ibu di desa Saba.
"Tim medis kami di RS Kasih Ibu menerima pasien ini sudah dalam kondisi nadi tidak berdenyut dan tak ada nafas," ungkap Dirut RS Kasih Ibu, dr Ngurah Buana, saat dikonfirmasi NusaBali.
Meski demikian, kata dr Ngurah Buana, tim medis tetap melakukan tindakan resusitasi selama 30 menit. "Dilakukan pompa jantung, tetap tidak ada denyut nadi. Kondisi pasien dinyatakan meninggal," jelas dr Ngurah Buana. Namun, dia belum bisa memastikan penyebab kemarian tragis petinggi Bank Mandiri Taspen Denpasar tersebut. “Yang jelas, pasien datang ke RS dalam keadaan sudah meninggal," tandasnya.
Menurut dr Ngurah Buana, pihak keluarga korban kemarin masih berada di Jakarta. Komunikasi dengan keluarga dilakukan via telepon. "Keluarganya semua tinggal di Jakarta. Keluarganya minta agar jenazah agar dikirim ke Jakarta," katanya sembari menyebut buat sementara, jenazah Deny Handayono disemayamkan di Rumah Duka RSAD Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar.
Secara keseluruhan, kata dr Ngurah Buana, ada 5 pasien korban lari ‘Maybank Bali Marathon 2018’ yang dilarikan ke RS Kasih Ibu di Desa Saba, termasuk Denny Handayono. Sedangkan 2 pasien lagi dibawa ke RS dalam kondisi kelelahanan luar biasa, sementara 1 pasien mengalami keseleo ringan, dan 1 pasien lagi asal Malaysia yang mengalami patah tulang kaki.
"Kelima pasien ini lelaki semua. Ada yang asal Bekasi, Surabaya, Jakarta, ada pula asal Malaysia. Dari 4 pasien yang sempat dirawat, 2 orang telah dibolehkan pulang dari RS. Sedangkan 2 pasien lagi masih opname dan ditangani dokter bedah tulang, karena mau operasi. Informasinya, mereka jatuh saat dikejar anjing pas lari," katanya.
Sementara, tewasnya Kepala Divisi Bank Mandiri Taspen Denpasar, Denny Handayono, saat mengikuti lari ‘MayBank Bali Marathon 2018’ menyisakan duka mendalam bagi kerabat dan rekan kerjanya. Mereka tidak mengira korban akan meninggal demikian tragis. Selama ini, Denny Handayono dikenal aktif olahraga hingga bersepeda keliling Bali.
Menurut cerita I Gede Badra, 21, petugas security Kantor Bank Mandiri Taspen di Jalan Melati Denpasar, sehari sebelum peristiwa naas, korban yang notabene bosnya itu tampak sehat dan bugar. Saat muncul kabar duka, seluruh karyawan mulai petugas security hingga pimpinan langsung menuju RS Kasih Ibu di Desa Saba. Sampai di sana, korban dinyatakan sudah meninggal. Gede Badra mengatakan, jenazah korban kemarin langsung dibawa ke Masjid Polda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, untuk disholatkan dulu sebelum dibawa ke Jakarta. “Ini dilakukan atas permintaan istrinya yang ada di Jakarta,” ujar Gede Badra saat ditemui NusaBali di Kantor Bank Mandiri Taspen Cabang Denpasar, tadi malam.
Disebutkan, korban Denny Handayono selama ini punya hobi olahraga dan kerap bersepeda keliling Bali hingga ke Lombok, NTB. Bahkan, korban kerap pergi ke kantor naik sepeda. Gede Badra mengisahkan, terakhir almarhum Denny Handayono sempat camping ke Bukit Asa di Karangasem, 17 Agustus 2018 lalu. Ketika itu, korban camping dan menginap semalam di Bukit Asa bersama seluruh karyawan. Saat balik ke Denpasar keesokan harinya, almarhum polih naiks epeda, sementara para karyawan justru naik mobil.
Selama ini, kata Gede Badra, almarhum dikenal sangat ramah dan luwes dalam bergaul. “Orangnya itu ramah dan tidak pandang bulu. Siapa saja diajak bergaul dengan ramah. Kita sering dibelikan makan sama almarhum,” paparnya.
Sementara itu, lomba lari internasional ‘MayBank Bali Marathon 2018’ yang digelar PT Bank MayBank Indonesia Tbk bertepatan Haro Olahraga Nasional, 9 September 2018, di Gianyar, diikuti sekitar 10.000 pelari. Peserta berasal dari 46 negara, termasuk Indonesia dan negara-negara belahan Afrika. *nvi,dar
Komentar