Tanpa Gol, Madrid Happy di Paris
Kecenderungan Madrid main bertahan terbukti. Bola dikuasai lawan dengan persentase 58:42 dan tak ada gol yang bisa diciptakan.
Madrid sendiri memang tampak tak berupaya memainkan bola dan menguasainya terlalu lama. Alih-alih, mereka bermain lebih direct dan melancarkan serangan-serangan cepat. PSG dibiarkan lebih menguasai bola, namun tak diberikan banyak kesempatan untuk melakukan ancaman berbahaya. Sebaliknya, tusukan-tusukan Madrid kerap merepotkan tuan rumah.
Tempo yang sama mampu ditampilkan Madrid sepanjang 90 menit dan hal ini diapresiasi pelatih Rafael Benitez. Dia menilai terlepas dari kondisi tim yang kurang ideal karena absennya sejumlah pilar, anak asuhnya bermain cemerlang. "Sulit untuk mengatakan apakah ini pertandingan terbaik kami sejauh musim ini berjalan karena kami telah memainkan sejumlah laga yang bagus. Intensitasnya tanpa henti selama 90 menit penuh dan kami mempertahankan tempo kami dengan dan tanpa bola," kata Benitez.
Kegagalan Cristiano Ronaldo cs menjebol gawang lawan itu memunculkan catatan tersendiri. Menurut Opta, baru kali ini lagi Madrid gagal bikin gol di fase grup Liga Champions sejak November 2008 (vs Juventus). Infostrada Live menambahkan rincian jumlah pertandingan yang sudah dijalani Madrid dari November 2008 itu sampai dengan sekarang: 41.
Di sisi lain, Opta menyebut bahwa hasil kacamata kali ini membuat Keylor Navas menyamai rentetan terpanjang tidak kebobolan untuk Madrid di Liga Champions (Bodo Illgner, 5 pertandingan). Musim ini saja Madrid sudah membuat 6 gol tanpa kebobolan dari tiga matchday.
Sebelum pertandingan, Pelatih PSG Laurent Blanc melemparkan penilaian bahwa Madrid di bawah arahan Rafael Benitez saat ini sudah menjelma jadi tim yang defensif. Bukan kali ini saja El Real-nya Benitez mendapat penilaian serupa. Ketiadaan gol lawan PSG kali ini pun boleh jadi akan dipandang sebagian kalangan sebagai bukti terbaru kecenderungan bertahan Madrid, meskipun menilik statistik pertandingan sebenarnya tidak praktis demikian.
1
2
Komentar