STIKIP Agama Hindu Amlapura Gelar Upanayana
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Agama Hindu Amlapura menggelar upacara upanayana yang diikuti 98 mahasiswa pada Redite Paing Ugu bertepatan Tilem Kapat, Minggu (9/9).
AMLAPURA, NusaBali
Upanayana wajib bagi mahasiswa baru sebelum memulai belajar memahami Weda. Upacara ini dipuput dua sulinggih yakni Ida Pedanda Gede Oka Kamenuh dan Ida Pedanda Istri Ngurah Pidada dari Gria Katon Sudi Kamenuh.
Ketua STKIP Amlapura, I Wayan Dwija, mengatakan upanayana diikuti 98 mahasiswa. Mahasiswa Program Studi Agama sebanyak 22 orang, Program Bahasa Bali 3 mahasiswa, PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) 31 mahasiswa, dan Program Bahasa Inggris 10 mahasiswa. Selebihnya 32 mahasiswa dari semester III di mana tahun lalu belum diadakan upanayana.
Prosesinya diawali mabiakala (pembersihan secara bathin), muspa, disusul malukat, masurat aksara di bahu kanan-kiri, tenggorakan dan lidah yang dirajah Ida Pedanda menggunakan sirih dan madu. Selanjutnya matirtha dan ngayab, majaya-jaya serta nunas tirtha.
Ida Pedanda Istri Ngurah Pidada menjelaskan, upanayana untuk mahasiswa baru atau menggelar upacara pawintenan (pembersihan diri) untuk memulai belajar membaca ayat-ayat suci Weda, menulis, dan melafalkannya. “Perlu mohon restu agar catur aksara yang distanakan dalam tubuh diberkati Ida Sang Hyang Aji Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan suci. Ini namanya pawintenan sekar,” jelas Ida Pedanda Istri Ngurah Pidana yang mantan Ketua STKIP Agama Hindu Amlapura tahun 2000-2004. Ida Pedanda mengingatkan, mahasiswa baru usai mawinten mesti mampu menjaga martabat diri.
Hadir di upacara ituWakil Ketua I Ni Kadek Juliantari, Wakil Ketua II I Ketut Seken, Wakil Ketua III I Komang Badra, dan sejumlah ketua program studi. Sementara Sekretaris Yayasan Parisadha Karangasem I Putu Arnawa juga membenarkan, upanayana untuk pembersihan lahir bathin mahasiswa. “Sebenarnya acara itu rutin terlaksana setiap tahun. Tahun lalu berhalangan karena jumlah mahasiswanya kurang mencukupi,” jelasnya. *k16
Ketua STKIP Amlapura, I Wayan Dwija, mengatakan upanayana diikuti 98 mahasiswa. Mahasiswa Program Studi Agama sebanyak 22 orang, Program Bahasa Bali 3 mahasiswa, PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) 31 mahasiswa, dan Program Bahasa Inggris 10 mahasiswa. Selebihnya 32 mahasiswa dari semester III di mana tahun lalu belum diadakan upanayana.
Prosesinya diawali mabiakala (pembersihan secara bathin), muspa, disusul malukat, masurat aksara di bahu kanan-kiri, tenggorakan dan lidah yang dirajah Ida Pedanda menggunakan sirih dan madu. Selanjutnya matirtha dan ngayab, majaya-jaya serta nunas tirtha.
Ida Pedanda Istri Ngurah Pidada menjelaskan, upanayana untuk mahasiswa baru atau menggelar upacara pawintenan (pembersihan diri) untuk memulai belajar membaca ayat-ayat suci Weda, menulis, dan melafalkannya. “Perlu mohon restu agar catur aksara yang distanakan dalam tubuh diberkati Ida Sang Hyang Aji Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan suci. Ini namanya pawintenan sekar,” jelas Ida Pedanda Istri Ngurah Pidana yang mantan Ketua STKIP Agama Hindu Amlapura tahun 2000-2004. Ida Pedanda mengingatkan, mahasiswa baru usai mawinten mesti mampu menjaga martabat diri.
Hadir di upacara ituWakil Ketua I Ni Kadek Juliantari, Wakil Ketua II I Ketut Seken, Wakil Ketua III I Komang Badra, dan sejumlah ketua program studi. Sementara Sekretaris Yayasan Parisadha Karangasem I Putu Arnawa juga membenarkan, upanayana untuk pembersihan lahir bathin mahasiswa. “Sebenarnya acara itu rutin terlaksana setiap tahun. Tahun lalu berhalangan karena jumlah mahasiswanya kurang mencukupi,” jelasnya. *k16
1
Komentar