Belasan Orangtua Siswa Nyaris Kena Tipu
Para orangtua murid menanyakan kepada pihak sekolah kenapa si penipu bisa mengetahui secara lengkap identitas murid, mulai dari nomor ponsel orangtua, nama lengkap siswa, panggilan, hingga alamat rumah.
Panik saat Ditelepon Kabarkan Anaknya Kecelakaan
DENPASAR, NusaBali
Sekolah Dasar (SD) Muhamaddiyah 3 Denpasar di Jalan Gunung Merbuk 4 Monang-Maning, mendadak ramai lantaran didatangi oleh belasan orangtua siswa, Kamis (22/10) sekitar pukul 09.00 Wita. Para orangtua siswa ini mengaku mendapat kabar bahwa anaknya tertimpa musibah kecelakaan. Namun, setelah ditelisik, mereka sadar menjadi korban penipuan setelah mengecek keberadaan anak-anaknya yang ternyata sedang belajar di dalam kelas.
Pantauan NusaBali saat mendatangi sekolah tersebut pukul 10.00 Wita, suasana sekolah tampak normal. Belasan orangtua yang tadinya melapor ke pihak sekolah juga sudah membubarkan diri. Ditemui di ruangannya, Kepala sekolah SD Muhammadiyah 3 Denpasar, Najmuddin, mengatakan sejak pukul 09.00 Wita hingga dimintai konfirmasi oleh NusaBali, sebanyak 15 orang telah melapor kasus penipuan tersebut kepada pihak sekolah. Dari 15 orang tersebut, mereka mengaku ditelepon dengan pemberitahuan bahwa putra-putrinya sedang mengalami musibah. "Diberitahunya dengan berbagai modus, ada yang jatuh dari tangga lantai 3, lalu ada yang kecelakaan, sampai dikatakan ada yang tengah dirawat di UGD dalam keadaan kritis. Beberapa orang ada yang langsung melapor ke sekolah, ada juga yang lewat wali kelas melapornya," ujarnya.
Lanjutnya, belasan orangtua tersebut menanyakan keanehan yang dialami, dimana kasus penipuan yang menyasar 15 orang tersebut terjadi dalam satu lingkungan saja. Anehnya lagi, tidak hanya nomor telepon yang diketahui oleh si penipu, bahkan nama lengkap, panggilan, hingga alamat tempat tinggal juga diketahui dengan jelas. Karenanya, para orangtua korban penipuan ini berbondong-bondong menanyakan perihal kebocoran database tersebut kepada pihak sekolah.
Namun saat ditanya mengenai hal tersebut, pihak sekolah tidak berani menduga-duga. Hanya saja Kasek Najmuddin mengakui bahwa pihak sekolah setiap bulannya melakukan update data kepada pemerintah terkait yang membidangi pendidikan melalui sistem online. Dalam penyerahan data tersebut, pihaknya juga mengakui selain menyerahkan data siswa dan orangtua, juga melengkapi dengan nomor telepon. "Memang benar kami juga menyertakan nomor kontak para orangtua siswa. Karena kalau tidak lengkap, datanya tidak bisa valid. Dan data ini diupdate setiap bulannya ke dinas terkait. Tapi kami tidak berani menduga-duga kasus ini lantaran kebocoran database tersebut, karena saat ini di masyarakat juga cara penipuan ini sudah semakin canggih," imbuhnya.
Selanjutnya...
Komentar