Putri Suastini Koster Apresiasi Giat Seni Guna Buka Wawasan Para Pelaku Seni
Istri Gubernur Bali Nyonya Putri Suastini Koster mengapresiasi dan mendukung setiap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan seni budaya, karena dapat membuka wawasan para pelaku seni demi kemajuan seni, budaya, adat istiadat sebagai penunjang utama sektor pariwisata di Bali.
DENPASAR, NusaBali
Demikian disampaikannya saat menjadi narasumber dalam acara Festival of Indonesianity In The Arts (FIA) Diseminasi Hasil Penelitian dan Penciptaan Seni (P2S) ISI Denpasar bertajuk Enpowering Taksu, di Bentara Budaya Kompas Dewata TV, Ketewel, Senin (10/9).
"Acara seperti ini bisa mencerahkan dan mencerdaskan, karena di ajang seperti inilah kita bisa menyatukan ide-ide untuk kemudian kita aktualisasikan demi kemajuan dan peningkatan keatifitas para pelaku seni dan budaya. Disamping juga sebagai bentuk pelestarian seni budaya yang merupakan aset Bali dalam menunjang sektor pariwisata," tegas Suastini Koster.
"Acara seperti ini bisa mencerahkan dan mencerdaskan, karena di ajang seperti inilah kita bisa menyatukan ide-ide untuk kemudian kita aktualisasikan demi kemajuan dan peningkatan keatifitas para pelaku seni dan budaya. Disamping juga sebagai bentuk pelestarian seni budaya yang merupakan aset Bali dalam menunjang sektor pariwisata," tegas Suastini Koster.
Di tengah kemajuan era Teknologi Informasi pun menurut Suastini Koster, seni seharusnya dapat berkembang lebih pesat dan cepat. Karena dengan kemudahan akses teknologi dapat mendukung pembelajaran, penyebaran, dan promosi seni itu sendiri. "Jangan kita yang dimanfaatkan oleh teknolog, tapi kitalah yang harus memanfaatkan teknologi sehingga bisa tercipta satu seni yang berkembang sesuai jamannya," ujarnya seraya menyampaikan pengalamannya selama 40 tahun menggeluti dunia seni terkait tema Taksu yang dibahas dalam acara tersebut. Menurutnya, Taksu merupakan suatu hal yang hanya bisa dirasakan, meresap sampai ke hati, tapi tidak bisa diungkapkan dengan untaian kata-kata. Bagi pelaku seni, taksu merupakan hal terpenting yang hanya bisa didapat dengan memperkuat keyakiman rohani, disamping juga terus melatih kemampuan yang dimiliki. "Berkesenian merupakan bentuk rasa syukur atas talenta yang dianugrahkan TYME, jadi seniman jangan hanya mengedepankan kostum dan hiasan, harus didalami dan dihayati.
Olahraga dengan terus mengolah kemampuan kita, olah bathin agar taksu kita keluar. Satukan alam mikro dan alam makro, serap energi makro dengan ketulusan hati, menyatu dalam alam mikro diri kita sendiri agar menjadi energi positif," pungkas Suastini Koster.
Narasumber lainnya dalam acara tersebut diantaranya Budayawan Nirwan Dewanto, seniman yang juga menjadi Manajer Seni Candra Ayu Proborini, Kurator Wayan 'Kun' Adnyana, serta dimoderatori oleh Warih Wisatsana.
Nirwan Dewanto pada kesempatan itu menyampaikan kesenian harus menjadi khasanah pengetahuan dan ketrampilan bukan lagi khasanah asal usul (tradisi), sehingga para pelaku seni harus belajar dari sastra dan sejarah seni yan ada didaerahnya agar bisa memciptakan seni yang mumpuni. Sementara itu, Candra Ayu Proborini menceritakan pengalamannya dalam penyelenggaraan Jember Festival Carnaval (JFC) yang saat sudah memasuki pelaksanaan yang ke 14 kali, dan sukses membawa Jember menjadi daerah yang dilirik oleh wisatawan. JFC yang awalnya dirancang dan dilaksanakan sendiri oleh para anggotanya, saat ini sudah menjadi even utama dalam agenda tahunan Pemkab Jember berupa acara Bulan Betkunjung Jember (BBJ). *
1
Komentar