Krama Bongan Pala Kaberebehan, Panembahan Bhatara Lingsir Katedunang
Krama Banjar Bongan Pala, Desa Bongan, Kecamatan/Kabupaten Tabanan nedunang (menurunkan) Ida Panembahan Lingsir Pura Sapu Jagat pada Buda Umanis Tambir yang bertepatan dengan Tilem Kadasa, Rabu (6/4).
TABANAN, NusaBali
Ida Panembahan Bhatara Lingsir kairing ka bale banjar setempat. Setelah menggelar ritual, Ida Panembahan Bhatara Lingsir yang berwujud barong landung ngider bhuwana sawewengkon Banjar Pakraman Bongan Pala.
Menurut tokoh masyarakat Bongan Pala, I Wayan Suarya, 58, Ida Panembahan Bhatara Lingsir katedunang karena krama sekampung mengalami kaberebehan (musibah). Puluhan krama Banjar Bongan Pala terserang Demam Berdarah sehingga harus diberantas dengan upaya sekala berupa pemberatasan sarang nyamuk (PSN) dengan niskala. Nah, upaya niskala yakni nedunang dan ngiring Ida Panembahan Bhatara Sakti ngider bhuwana. Terakhir ritual ini digelar pada tahun 1972. Ketika itu, krama Banjar Bongan Pala terjangkit kolera. “Setelah Ida Panembahan Bhatara Lingsir kairing ngider bhuwana, berangsur penyakit hilang,” kenang Suarya.
Suarya menambahkan, keputusan nedunang Ida Sesuhunan di Pura Sapu Jagat berdasarkan hasil paruman atau rapat adat. Sebab sebelumnya, pada tahun 1972 pernah kena wabah kolera dan secara niskala bisa dinetralisir dengan nedunang Ida Panembahan Bhatara Lingsir Pura Sapu Jagat. “Kami meyakini dengan melaksanakan upacara nedunang dan ngiringang Ida Panembahan Bhatara Lingsir merana (wabah penyakit) berangsur-angsur reda,” imbuh Suarya.
Dikatakatan, ritual ngider bhuana keliling wilayah Banjar Pakraman Bongan Pala dimulai sekitar pukul 09.30 Wita. Ida Panembahan Bhatara Lingsir Pura Sapu Jagat ngider bhuana diiringi gamelan baleganjur. Setelah seluruh wewidangan dilalui, Ida Panembahan Bhatara Lingsir kembali distanakan di Pura Sapu Jagat. “Ritual nedunang dimulai pukul 08.00 Wita,” terang Suarya.
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika saat dikonfirmasi mengakui ada upaya niskala yang digelar krama Banjar Bongan Pala, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan untuk menanggulangi wabah demam berdarah. Pihaknya tak melarang ada ritual semacam itu sebab menyangkut sugesti dan kepercayaan. Selain di Banjar Bongan Pala, sebelumnya krama Desa Pakraman Bedha yang mewilayahi 33 banjar adat di tiga kecamatan juga menggelar pacaruan celeng butuhan. “Selain upaya niskala, mereka juga menggelar kebersihan lingkungan,” sebut Suratmika.
Suratmika menambahkan, kasus DB di Tabanan cukup tinggi. Sebagian besar warga di Tabanan selatan, termasuk Desa Bongan, banyak yang terjangkit DB. Hanya saja berapa jumlah pasien DB, Suratmika tak hafal karena datanya ada di kantor. Suratmika mengatakan, sangat mendukung upaya-upaya niskala yang digelar krama untuk memerangi wabah DB. Selain itu, ia juga mengingatkan untuk tetap melaksanakan PSN.
Pemkab Tabanan telah menetapkan darurat siaga DB mengingat kasus gigitan nyamuk Aedes Aegepty begitu tinggi. Bahkan pasien suspect DB yang berobat ke BRSUD Tabanan rata-rata 300 orang per bulan. Hingga bulan Maret 2016, BRSUD Tabanan telah menerima dan mengobati 951 pasien suspect DB. 7 k21
1
Komentar