I Gusti Ngurah Askhara Jadi Dirut Baru Garuda
Posisi Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akhirnya dipercayakan kepada I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.
TANGERANG, NusaBali
Putra berdarah Bali ini dipercaya menggantikan Pahala N Mansury melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Rabu
"Intinya formasi sudah dapat persetujuan pemegang saham, dan diskusi kami sebelumnya. Terima kasih dukungan pemegang saham, kami manajemen baru mengucapkan terima kasih manajemen lama," kata Ari Askhara sapaan akrab I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra usai RUPSLB.
Setelah didaulat menjadi Dirut, Ari Askhara bertekad menekan pengeluaran hingga 150 juta dolar AS hingga akhir 2018. "Kami bertekad mengurangi biaya hingga akhir 2018, tidak besar tapi di bawah 100 juta dolar AS minimum. Akhir 2018 kami dapatkan lebih baik. Insya Allah bisa terjadi 150 juta dolar AS," kata Askhara.
Pria kelahiran 13 Oktober 1971 ini mengatakan upaya yang akan dilakukan adalah menutup ketidakefisienan, salah satunya dengan mengevaluasi rute-rute tidak menguntungkan. "Kita menutup beberapa ketidakefisien, kalau bahasa anak zaman now kebocoran operasional. Untuk rute, sore ini langsung rapat direksi dilakukan sampai Jumat," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dengan memperbaiki struktur biaya dengan menambah sejumlah saluran dan segmen pendapatan. "Untuk menambah pendapatan, kita membuat saluran baru. Struktur biaya kita lihat satu-satu produk kita, pelanggan kita cukup tersegmentasi tapi pelanggan kita satu tapi layanan hanya satu harus kita ubah dan perbaiki," katanya.
Askhara juga akan bekerja keras dengan melibatkan seluruh pegawai, serikat pekerja, pemangku kepentingan serta regulator serta berdiskusi dengan manajemen lama. "Fokus kami, kepada transformasi, dari sisi layanan bagaimana membuat para pegawai bahagia dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," katanya.
Melihat perjalanan kariernya, Ari memulai memasuki dunia perbankan setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi dari UGM di tahun 1994. Saat itu ia bergabung bersama Bank Ekspor Impor Indonesia (Eksim) yang kini telah berganti nama menjadi Bank Mandiri. Selama 11 tahun berkarier hingga tahun 2005, ia pernah menduduki posisi sebagai AVP atau Assistant Vice President di perusahaan perbankan milik negara tersebut.
Di tahun 2005-2014, ia memutuskan untuk berkarir di perusahaan multinasional. Di antaranya bergabung dengan Deutsche Bank (Vice President), Barclays Investment Bank (Director), PetroSand Indonesia (Finance Director) dan ANZ Bank (Head of Natural Resources Indonesia). Selanjutnya Ari juga pernah menjabat Bussiness Development and Human Capital Director PT Wijaya Karya (WIKA) (Persero), dan kini pemegang pimpinan tertinggi Garuda. *ant
"Intinya formasi sudah dapat persetujuan pemegang saham, dan diskusi kami sebelumnya. Terima kasih dukungan pemegang saham, kami manajemen baru mengucapkan terima kasih manajemen lama," kata Ari Askhara sapaan akrab I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra usai RUPSLB.
Setelah didaulat menjadi Dirut, Ari Askhara bertekad menekan pengeluaran hingga 150 juta dolar AS hingga akhir 2018. "Kami bertekad mengurangi biaya hingga akhir 2018, tidak besar tapi di bawah 100 juta dolar AS minimum. Akhir 2018 kami dapatkan lebih baik. Insya Allah bisa terjadi 150 juta dolar AS," kata Askhara.
Pria kelahiran 13 Oktober 1971 ini mengatakan upaya yang akan dilakukan adalah menutup ketidakefisienan, salah satunya dengan mengevaluasi rute-rute tidak menguntungkan. "Kita menutup beberapa ketidakefisien, kalau bahasa anak zaman now kebocoran operasional. Untuk rute, sore ini langsung rapat direksi dilakukan sampai Jumat," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dengan memperbaiki struktur biaya dengan menambah sejumlah saluran dan segmen pendapatan. "Untuk menambah pendapatan, kita membuat saluran baru. Struktur biaya kita lihat satu-satu produk kita, pelanggan kita cukup tersegmentasi tapi pelanggan kita satu tapi layanan hanya satu harus kita ubah dan perbaiki," katanya.
Askhara juga akan bekerja keras dengan melibatkan seluruh pegawai, serikat pekerja, pemangku kepentingan serta regulator serta berdiskusi dengan manajemen lama. "Fokus kami, kepada transformasi, dari sisi layanan bagaimana membuat para pegawai bahagia dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," katanya.
Melihat perjalanan kariernya, Ari memulai memasuki dunia perbankan setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi dari UGM di tahun 1994. Saat itu ia bergabung bersama Bank Ekspor Impor Indonesia (Eksim) yang kini telah berganti nama menjadi Bank Mandiri. Selama 11 tahun berkarier hingga tahun 2005, ia pernah menduduki posisi sebagai AVP atau Assistant Vice President di perusahaan perbankan milik negara tersebut.
Di tahun 2005-2014, ia memutuskan untuk berkarir di perusahaan multinasional. Di antaranya bergabung dengan Deutsche Bank (Vice President), Barclays Investment Bank (Director), PetroSand Indonesia (Finance Director) dan ANZ Bank (Head of Natural Resources Indonesia). Selanjutnya Ari juga pernah menjabat Bussiness Development and Human Capital Director PT Wijaya Karya (WIKA) (Persero), dan kini pemegang pimpinan tertinggi Garuda. *ant
1
Komentar