nusabali

DLH Bina 10 Sekolah Imbas Adiwiyata

  • www.nusabali.com-dlh-bina-10-sekolah-imbas-adiwiyata

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar kini menggenjot pembinaan terhadap 10 sekolah imbas di Kecamatan Gianyar, Gianyar.

GIANYAR, NusaBali
10 sekolah imbas ini terkait SMPN 1 Gianyar dan SMAN 1 Gianyar akan maju sebagai peserta Lomba Adiwiyata Mandiri Tahun 2018. Karena tahun ini, sekolah  tersebut berhasil meraih predikat Adiwiyata Nasional.

Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi Tim Adiwiyata Kabupaten Gianyar di Pendopo Kantor DLH Gianyar, Jumat (14/9). Rapat dipimpin Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra, didampingi para kepala bidang di lingkungan DLH, dan para kepala sekolah imbas. Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas DLH Gianyar I Gde Maha Diana mengatakan, pembinaan terhadap sekolah peserta lomba dan 10 sekolah imbas peserta lomba, dilakukan oleh Tim Adiwiyata Kabupaten Gianyar, 19 September - 5 Oktober 2018. Penilaian terhadap sekolah peserta lomba dan sekolah imbas pada minggu ke-3 Oktober 2018. Penetapan pemenang lomba pada minggu ke- 2 Desember 2018.

10 sekolah imbas untuk SMAN 1 Gianyar yakni SDN 3 Gianyar, SDN 4 Gianyar, SDN 1 Abianbase, SDN 3 Abianbase, SDN 1 Lebih, SDN 1 Serongga, SDN 1 Keramas, SDN 5 Keramas. SDN 2 Abianbase, SDN 1 Samplangan. Sekolah imbas untuk SMPN 1 Gianyar yakni SDN 2 Serongga, SDN 3 Lebih, SDN 4 Abianbase, SDN 3 Serongga, SDN 2 Temesi, SDN 4 Tulikup, SDN 2 Sidan, SDN 4 Sidan, SDK Santa Maria Ratu Rosary, Abianbase, dan SDN 1 Temesi. Penilaian Adiwiyata Mandiri berpatokan pada empat komponen yakni kebijakan berwawasan lingkungan, kurikulum, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra mengatakan, ada lima sub kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh peserta lomba Adiwiyata. Lima itu, merawat gedung dan lingkungan sekolah,  memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah lingkungan hidup (LH). Mengembangkan kagiatan ekstra kurikuler berbasis LH. Kreativitas dan inovasi sekolah dalam perlindungan dan pengelolaan LH, antara lain punya daur ulang sampah, pemanfaatan dan pengolahan air, karya ilmiah, karya seni, hemat energi, dan energi alternatif. Terakhir, warga sekolah membuka diri untuk mengikuti aksi LH di luar sekolah. ‘’Kegiatan ini jangan dijadikan beban. Tapi jadikan sebagai pematangan sikap bagi warga sekolah dalam menciptakan lingkungan demi kehidupan sekolah,’’ tegas pejabat asal Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar ini.

Kata Kujus Pawitra, penciptaan sekolah Adiwiyata bukan semata tugas kepala sekolah dan guru, melainkan seluruh warga sekoah. Oleh karena itu, pembinaan LH pada sekolah mesti pada jam-jam senggang agar tak mengganggu siswa belajar. ‘’Juara itu penting. Tapi, lebih penting bagaimana warga sekolah mampu menjaga kesinambungan lingkungan yang sehat, bersih, dan asri, serta bermanfaat,’’ ujarnya. Pembinaan sekolah Adiwiyata juga telah diisi dengan pemberian bantuan pelbagai jenis bibit tanaman ke sekolah imbas. *lsa

Komentar