nusabali

Sebelum ke Australia, Desak Akan Pamit ke Almamaternya SMAN Bali Mandara

  • www.nusabali.com-sebelum-ke-australia-desak-akan-pamit-ke-almamaternya-sman-bali-mandara

Orangtua Desak Made Lestari adalah petani penggarap lahan orang lain. Lulusan SMAN Bali Mandara ini mendapat beasiswa dari Pemkab Badung untuk kuliah di Universitas Wollongong Australia.

Peraih Beasiswa ke Luar Negeri Pemkab Badung dari Keluarga Tak Mampu


MANGUPURA, NusaBali
Desak Made Lestari, 18, adalah satu dari 20 orang pelajar yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri dari Pemerintah Kabupaten Badung. Putri bungsu dari dua bersaudara anak pasangan suami istri Dewa Made Sugiana, 54, dan Ni Ketut Sulandra, 52, ini berasal dari keluarga kurang mampu. Kedua orangtua bajang (gadis) kelahiran 21 Agustus 2000 itu hanya petani yang menggarap lahan milik orang lain.

Desak tinggal bersama orangtua dan kakaknya yang lulusan SMK Kharisma Mengwi tahun 2015 di Banjar Tegal Narungan, Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Badung. Kakaknya kini bekerja di Seminyak, Kecamatan Kuta.

“Saya bersyukur bisa dapat beasiswa ke luar negeri. Terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Badung, terima kasih kepada Bapak Bupati. Saya senang sekali mendapatkan kesempatan kuliah di Sydney, Australia. Saya sadar di balik itu ada tanggung jawab besar, karena ini kan saya dibiayai oleh Pemkab Badung, dari uang negara,” katanya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (15/9).

Untuk mendapat beasiswa ke luar negeri itu, lulusan SMA Negeri Bali Mandara tahun 2018 ini harus mengikuti seleksi yang diselenggarakan oleh Pemkab Badung. Seleksi meliputi tes tulis, yakni tes Bahasa Inggris. Lulus masuk 20 besar tak lantas membuatnya bisa bernafas lega.

“Ada tes bahasa Inggris lagi dari kampus sebelum saya dinyatakan diterima. Ada empat tes, listening, reading, writing, dan speaking. Saya agak lemah waktu tes reading,” akunya.

Walau begitu, dia menyatakan terus menempa diri dan berlatih menyempurnakan penguasaan bahasa Inggris dengan bekal satu bulan kursus bahasa Inggris yang difasilitasi Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung.

Desak mengatakan, sejak awal dirinya memang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun dia juga sadar kondisi ekonomi keluarganya. Itu sebabnya, kesempatan mendapatkan beasiswa tak disia-siakan. Desak sebetulnya juga mendapatkan beasiswa di salah satu perguruan tinggi di Bandung, Jawa Barat. Namun, akhirnya memilih ke University of Wollongong di Sydney, Australia, dengan mengambil jurusan Bachelor of Business (Management). “Cita-cita saya memang ingin kerja di pemerintahan dan jadi entrepreneur (wirausahawan) juga,” ucapnya.

Menurut Desak, kedua orangtuanya, Dewa Sugiana dan Ni Sulandra, mendukung penuh keputusannya. Kendati dari segi materi orangtuanya tak bisa memberikan banyak untuk bekalnya.

“Selama ini orangtua selalu mendukung saya. Kadang kalau saya libur semesteran, saya pulang dan diberi uang sama orang tua Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu. Ya, walaupun memang waktu saya SMA tidak banyak belanja, karena semua sudah ditanggung,” kata Desak.

“Rencana saya berangkat ke Australia tanggal 1 Oktober ini untuk daftar ulang. Ya sekali pun harus jauh dari orang tua, tetap harus kuat demi orangtua saya,” tegasnya.

Sebelum terbang ke Australia, Desak berencana pamitan dulu ke almamaternya, SMAN Bali Mandara di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. “Mungkin lima hari sebelum saya berangkat (ke Australia), saya akan pamitan ke sekolah. Sekolah juga sudah tahu saya dapat beasiswa,” kata dia.

Desak menyatakan dia juga berniat melakukan persembahyangan di Pura Puncak Sari Desa Sobangan, sebelum berangkat nanti.

Sedangkan Dewa Sugiana mengaku sangat terharu melihat semangat Desak menuntut ilmu. Sedari awal, apapun keinginan putri bungsunya akan didukung selama menyangkut pendidikan.

“Kami tidak punya apa-apa, kerjanya cuma jadi petani. Kalau tidak mendapat beasiswa dari mana bisa menyekolahkan anak. SMA anak saya juga di SMA Bali Mandara. Sekarang syukur dengan program Bapak Bupati, anak saya bisa dapat beasiswa ke luar negeri,” ucap Sugiana yang saat ditemui, Sabtu kemarin baru saja pulang dari bekerja di sawah.

Dikatakannya, beasiswa yang diperoleh putrinya dinilai jalan untuk meraih kesuksesan. “Ini kesemapatan emas buat anak saya. Saya sendiri yang tinggal di Bali tidak pernah kemana-mana. Saya berharap anak saya tidak seperti saya,” tegasnya.

Disinggung apakah ada rasa waswas karena anak tinggal jauh dari orangtua, Dewa Sugiana mengaku kekhawatiran itu ada. Namun dia selalu mendukung sang buah hati untuk menggapai cita-cita sesuai yang diinginkan.

Hal senada juga diutarakan sang ibu, Ni Ketut Sulandra. Dia berharap selama menempuh pendidikan, Desak diberikan kesehatan dan tak kekurangan apapun. “Semoga kebutuhan anak saya semua cukup di sana. Itu yang saya khawatir,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta berharap siswa yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri betul-betul mengenyam pendidikan dengan baik, sehingga ke depan generasi muda Kabupaten Badung dapat mengikuti era global. “Edukasi ini merupakan hal yang paling tepat bagi kami, untuk menjadikan generasi muda ke depan betul-betul mumpuni dan berkualitas dari segi SDM,” ujarnya.

Bupati juga menginginkan, siswa yang kuliah di luar negeri nantinya menjadi entreprenuer. “Kita harapkan, kembalinya nanti mereka mampu menjadi orang yang kuat dan mampu menguasai perekonomian,” tambahnya.

Bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang, itu memastikan program ini akan terus berlanjut, baik pendidikan S1, S2 maupun S3 akan dilakukan. Besarnya anggaran akan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan. “Kami ingin bekerja keras, ikhlas, cerdas, dan bekerja tuntas,” tandasnya.

Program beasiswa ke luar negeri ini diberikan kepada 20 orang siswa berpretasi dari Badung. Berikut nama-nama calon peraih beasiswa ke luar negeri tersebut, I Putu Mahendra Artha Mulya (SMAN 1 Denpasar), I Wayan Surya Wirasdyartha (SMAN2 Kuta), I Gusti Ngurah Nyoman Cokambara (SMAN 5 Denpasar), Ni Putu Diah Damayanti (SMAN 1 Abiansemal), Made Laksmi Rai Kesawa (SMAN 5 Denpasar), Ni Putu Intan Maharani (SMAN 1 Kuta Selatan), Ni Nyoman Ayu Krina Dewi (SMAN 3 Denpasar), I Komang Adi Widiatmika Suwitera (SMAN 1 Denpasar), Sang Ayu Amritha Devi (SMK PGRI 3 Badung), Desak Made Lestari (SMAN Bali Mandara), I Made Wintang Pranaswari (SMAN 2 Kuta), I Gusti Ngurah Kusadhara Prema Dyotavaro (SMAN 3 Denpasar), Ni Luh Nirmala Ganeshari Last (SMAN 4 Denpasar), I Komang Ary Purnami (SMAN 1 Mengwi), I Gusti Ayu Made Ditha Puspani (SMAN 1 Denpasar), Ni Luh Putu Yulia Dewi (SMAN 5 Denpasar), Putu Kirani Maharani Wika Ananda (SMAN 2 Mengwi), Ni Luh Gede Ayuni (SMAN 1 Kuta Selatan), I Wayan Adhitia Prastya (SMAN 1 Mengwi), dan Ni Luh Putu Wida Indah Pratiwi (SMAN 2 Kuta).

Selama menimba ilmu, mereka mendapat biaya pendidikan maksimal sebesar Rp 533 juta per orang, per tahun. Untuk yang kuliah di Inggris berangkat pada 15 September, sedangkan tiga negara lainnya (Belanda, Australia, dan Malaysia) akan berangkat pada Oktober dan November 2018 mendatang. *asa

Komentar