Anak Pejuang Kunjungi Jero Wacik

Jero Wacik juga membantah tuduhan melakukan peringatan hari ulang tahun di hotel. Dikatakan, pada hari tersebut, ada peluncuran buku oleh Yayasan Sulam Indonesia (YSI) dengan judul ‘Adikriya Sulam Indonesia’. Hanya saja pada saat itu bersamaan dengan HUT istrinya. “Jadi, semua dakwaan adalah tidak benar, dan dibuat-buat. Bukan ulang tahun, lalu berfoya mengundang Ibu Negara,” katanya. Ia juga menolak tentang tuduhan memeras. “Tetapi, kalau ada orang memeras orang lain, dan mengatas namakan saya, maka hal itu bukan tanggung jawab saya,” katanya tegas. 

Terkait curhat Jero Wacik, Prof Windia mendengarkan saja celotehnya dengan sabar. Anak penyair kondang Bali, Made Sanggra (almarhum) kepada NusaBali menceritakan, di penjara Cipinang, Jero Wacik sering menjadi teman ngobrol bagi teman-teman sejawatnya. Bahkan ia sering diminta berceramah oleh teman-temannya tentang kehidupan. 

“Mungkin karena ia sekarang banyak membaca tentang buku Mahabharata, Gandhi, dan berbagai buku filsafat, maka tentu saja ia bisa dengan lancar membawakan ceramah-ceramahnya. Ditambah lagi dengan gayanya yang oratoris, maka tampaknya ia mendapatkan tempat di hati teman-temannya. Ia sudah memiliki ilusi untuk segera lepas, dan akan memberi ceramah tentang kebidupan dan kebangsaan kepada keturunan pejuang di Bali,” ungkap Ketua DPD Pemuda Panca Marga Provinsi Bali periode tahun 1992-2000 ini, Kamis (22/10).