Kelapa Ukir Tampaksiring Jadi Souvenir
Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar dikenal karena menjadi tempat sejumlah situs dan bangunan bersejarah, di antaranya Pura Tirta Empul, Pura Mangening, Pura Gunung Kawi, hingga Presidential Palace atau Istana Presiden Tampaksiring.
DENPASAR, NusaBali
Semua tinggalan tersebut menjadi salah satu daya tarik wisata, hingga desa yang berjarak 36 kilometer dari Denpasar tak pernah sepi dari kunjungan turis. Ini pula yang merangsang Tampaksiring, jadi sentra aneka produk kerajinan. Salah satunya kerajinan ukir tempurung atau batok kelapa. Pembuatannya secara hand made atau mengukir langsung dengan pisau, serta detail ukirannya yang rumit dengan beragam motif unik, menjadikan ukiran tempurung kelapa jadi salah satu buah tangan favorit para wisatawan. “ Yang suka campur- campur,” ujar I Wayan Benum, seorang perajin, Minggu (16/9).
Maksud Benum, baik wisatawan Eropa, Asia dan juga wisatawan domestik banyak yang tertarik, sehingga diantara mereka ada yang membelinya sebagai souvenir tanda sudah berwisata ke Tampaksiring. Harganya juga relatif terjangkau. Sebuah batok kelapa ukir yang cantik, harganya berkisar antara antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu. Padahal untuk mengukirnya, butuh waktu sekitar sepekan. “Tetapi namanya ini pekerjaan (dilakoni),” ucap Benum.
Benum dan perajin lain menuturkan, sejak September kunjungan wisman menyusut, yang berakibat berkurang juga penjualan batok kelapa ukir Tampaksiring. “Agustus lalu baru ramai, sekarang September sudah mulai uwud (menyusut),” kata Benum sambil berjualan di kiosnya di pinggir jalan objek wisata Gunung Kawi.
Dari pantauan, belasan kios di sepanjang jalur menuju Gunung Kawi di lembah Tukad Pakerisan, memajang beragam barang kerajinan. Tempurung kelapa ukir salah satu yang menonjol, selain kerajinan lainnya. *k17
Semua tinggalan tersebut menjadi salah satu daya tarik wisata, hingga desa yang berjarak 36 kilometer dari Denpasar tak pernah sepi dari kunjungan turis. Ini pula yang merangsang Tampaksiring, jadi sentra aneka produk kerajinan. Salah satunya kerajinan ukir tempurung atau batok kelapa. Pembuatannya secara hand made atau mengukir langsung dengan pisau, serta detail ukirannya yang rumit dengan beragam motif unik, menjadikan ukiran tempurung kelapa jadi salah satu buah tangan favorit para wisatawan. “ Yang suka campur- campur,” ujar I Wayan Benum, seorang perajin, Minggu (16/9).
Maksud Benum, baik wisatawan Eropa, Asia dan juga wisatawan domestik banyak yang tertarik, sehingga diantara mereka ada yang membelinya sebagai souvenir tanda sudah berwisata ke Tampaksiring. Harganya juga relatif terjangkau. Sebuah batok kelapa ukir yang cantik, harganya berkisar antara antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu. Padahal untuk mengukirnya, butuh waktu sekitar sepekan. “Tetapi namanya ini pekerjaan (dilakoni),” ucap Benum.
Benum dan perajin lain menuturkan, sejak September kunjungan wisman menyusut, yang berakibat berkurang juga penjualan batok kelapa ukir Tampaksiring. “Agustus lalu baru ramai, sekarang September sudah mulai uwud (menyusut),” kata Benum sambil berjualan di kiosnya di pinggir jalan objek wisata Gunung Kawi.
Dari pantauan, belasan kios di sepanjang jalur menuju Gunung Kawi di lembah Tukad Pakerisan, memajang beragam barang kerajinan. Tempurung kelapa ukir salah satu yang menonjol, selain kerajinan lainnya. *k17
Komentar