‘Mereka Bela Papua di Kejurnas’
Tak perlu mencari bukti dari orang lain, saya melihat sendiri dan menemukan langsung buktinya. Mereka membela Papua pada Kejurnas 2018, di Lapangan Unud, Jimbar
KONI Bali soal Atlet Cricket yang Hengkang
DENPASAR, NusaBali
Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi bersikap tegas terhadap masalah ke-10 atlet cricket yang hengkang ke Papua. Mereka terbukti membela tim cricket Papua pada Kejurnas 2018 di Lapangan Unud Jimbaran, beberapa waktu lalu. KONI Bali pun akhirnya mencoret cabor Cricket dari Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan. Bahkan juga siap melayangkan gugatan hukum ke Badan Arbitrasi Olagraga Republik Indonesia (BAORI) kepada 10 atlet itu.
"Tak perlu mencari bukti dari orang lain, saya melihat sendiri dan menemukan langsung buktinya. Sebelum ramai-ramai mundur mendadak dari PCI Bali, mereka mundur itu membela Papua di Kejurnas 2018, di Lapangan Unud Jimbaran beberapa waktu lalu. Mereka yang mundur ini sudah membela Papua," ungkap Ketut Suwandi, disela-sela pawai obor Asian Para Games 2018 di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Denpasar, Minggu (16/9).
“Ke-10 atlet cricket yang pindah sejak awal sudah tidak fair. Harusnya mekanisme diikuti dengan baik. Tapi diam-diam membela Papua saat Kejurnas 2018. Dikira saya tidak tahu yang mereka lakukan. Silakan saja jika membela Papua pada Pra PON dan PON. Akan saya gugat ke Baori," tegas Suwandi.
Suwandi mengakui, Ketua Pengrov PCI Bali Tjokorda Raka Kerthyasa atau Cok Ibah akan KONI Bali. Beliau yang meminta ketemu pengurus KONI Bali. Menurut Suwanti, pihaknya hanya menunggu. Kalau ingin mutasi aturan harus diikuti dan menyatakan secara terbuka tujuan daerah yang ingin dituju.
Hal yang sama juga disampaikan Sekum KONI Bali, IGN Oka Darmawan. Atlet Cricket Bali yang mundur ramai-ramai secara mendadak itu memang dilihat langsung Ketua Umum KONI Bali. Mereka yang mengundurkan diri PCI Bali itu sempat dipergoki membela Papua saat Kejurnas. Yakni, Ni Wayan Sariani, I Wayan Budiarta, I Kadek Gamantika, Danielson, I Gede Suda Arsa, I Dewa Gde Putra Kisawa, Gede Darma Arta, Gede Yogi Prastama, I Ketut Arya Pastika dan Frangki Sony.
Dikonfirmasi soal hal tersebut, Ketua Harian PCI Bali Made Erawan berdalih membiarkan sudah pasti tidak ada. Dia menyebut jangankan PCI Bali, Pengcab PCI Denpasar juga kecewa kelima atletnya pindah dan Pengcabnya malah tidak tahu.
Hanya saja informasi diluar menyebutkan, kata Made Erawan, mundurnya mereka tidak lepas dari permainan konspirasi melibatkan berbagai pihak. Terutama oknum petinggi PCI Bali yang diduga selama ini disebut-sebut memberikan andil hengkang atlet mereka dan akhirnya membela Papua.
Sebab, atletnya mengambil jalan seperti itu juga atas sinyal dan petunjuk PCI Bali karena bonus di Papua cukup besar pada PON nanti. Dan, prestasi atlet Cricket Bali di nasional sangat disegani dan langganan menuju final. *dek
DENPASAR, NusaBali
Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi bersikap tegas terhadap masalah ke-10 atlet cricket yang hengkang ke Papua. Mereka terbukti membela tim cricket Papua pada Kejurnas 2018 di Lapangan Unud Jimbaran, beberapa waktu lalu. KONI Bali pun akhirnya mencoret cabor Cricket dari Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan. Bahkan juga siap melayangkan gugatan hukum ke Badan Arbitrasi Olagraga Republik Indonesia (BAORI) kepada 10 atlet itu.
"Tak perlu mencari bukti dari orang lain, saya melihat sendiri dan menemukan langsung buktinya. Sebelum ramai-ramai mundur mendadak dari PCI Bali, mereka mundur itu membela Papua di Kejurnas 2018, di Lapangan Unud Jimbaran beberapa waktu lalu. Mereka yang mundur ini sudah membela Papua," ungkap Ketut Suwandi, disela-sela pawai obor Asian Para Games 2018 di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Denpasar, Minggu (16/9).
“Ke-10 atlet cricket yang pindah sejak awal sudah tidak fair. Harusnya mekanisme diikuti dengan baik. Tapi diam-diam membela Papua saat Kejurnas 2018. Dikira saya tidak tahu yang mereka lakukan. Silakan saja jika membela Papua pada Pra PON dan PON. Akan saya gugat ke Baori," tegas Suwandi.
Suwandi mengakui, Ketua Pengrov PCI Bali Tjokorda Raka Kerthyasa atau Cok Ibah akan KONI Bali. Beliau yang meminta ketemu pengurus KONI Bali. Menurut Suwanti, pihaknya hanya menunggu. Kalau ingin mutasi aturan harus diikuti dan menyatakan secara terbuka tujuan daerah yang ingin dituju.
Hal yang sama juga disampaikan Sekum KONI Bali, IGN Oka Darmawan. Atlet Cricket Bali yang mundur ramai-ramai secara mendadak itu memang dilihat langsung Ketua Umum KONI Bali. Mereka yang mengundurkan diri PCI Bali itu sempat dipergoki membela Papua saat Kejurnas. Yakni, Ni Wayan Sariani, I Wayan Budiarta, I Kadek Gamantika, Danielson, I Gede Suda Arsa, I Dewa Gde Putra Kisawa, Gede Darma Arta, Gede Yogi Prastama, I Ketut Arya Pastika dan Frangki Sony.
Dikonfirmasi soal hal tersebut, Ketua Harian PCI Bali Made Erawan berdalih membiarkan sudah pasti tidak ada. Dia menyebut jangankan PCI Bali, Pengcab PCI Denpasar juga kecewa kelima atletnya pindah dan Pengcabnya malah tidak tahu.
Hanya saja informasi diluar menyebutkan, kata Made Erawan, mundurnya mereka tidak lepas dari permainan konspirasi melibatkan berbagai pihak. Terutama oknum petinggi PCI Bali yang diduga selama ini disebut-sebut memberikan andil hengkang atlet mereka dan akhirnya membela Papua.
Sebab, atletnya mengambil jalan seperti itu juga atas sinyal dan petunjuk PCI Bali karena bonus di Papua cukup besar pada PON nanti. Dan, prestasi atlet Cricket Bali di nasional sangat disegani dan langganan menuju final. *dek
1
Komentar