PPI Bali Jadi Pendamping Delegasi
Puteri Pariwisata Indonesia (PPI) asal Bali tahun 2017 A.A. Istri Intan Argyanti Nariswari atau biasa disapa Intan menjadi salah satu pedamping delegasi pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada 8-14 Oktober mendatang.
Pertemuan IMF-Bank Dunia
JAKARTA, NusaBali
Ia bersama PPI lainnya tahun 2017, 2016 dan 2014 mendapat pelatihan secara khusus dari pihak yayasan PPI pada Rabu kemarin (12/9) di Margo Hotel, Depok, Jawa Barat (Jabar). Mereka mendapat pelajaran tentang bagaimana komunikasi yang baik serta pembekalan tentang pariwisata Indonesia.
Sebagai PPI dari Bali, perempuan kelahiran Denpasar 28 Agustus 1996 ini akan memperkenalkan wisata dan kuliner khas Pulau Dewata. Intan sudah menyiapkan sejumlah informasi itu untuk disampaikan kepada delegasi yang akan didampinginya nanti.
"Saat ini belum ada pembagian delegasi dari negara mana yang saya dampingi. Yang terpenting adalah menyiapkan pengetahuan tentang pariwisata di Bali, karena saya berasal dari Bali," ujar Intan kepada NusaBali di Gedung Telkomsel Smart Office, Kamis (13/9).
Intan mengatakan, ia akan mengenalkan destinasi wisata pantai kepada delegasi yang ia dampingi kelak. Selama ini, katanya, masyarakat dunia banyak mengetahui pantai Sanur saja. Padahal pantai di Bali, khususnya yang tidak jauh dari lokasi acara juga bagus semisal pantai Padang-padang dan pantai Balangan.
Tak ketinggalan ia akan mengenalkan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Terkait kuliner Bali, anak pertama dari tiga bersaudara ini akan mengenalkan ayam betutu dan jajanan laklak.
Menurutnya, laklak merupakan salah satu makanan enak khas Bali yang terbuat dari adonan daun pandan. Makanan tersebut sangat cocok di perkenalkan kepada tamu-tamu dari luar negeri. "Saya juga akan mengenalkan ke mereka tentang wisata budaya. Dimana di Uluwatu ada pertunjukan tari kecak yang sudah terkenal pula," papar Intan.
Anak dari pasangan I Gusti Agung Gede Argawa dan A.A. Ayu Umayanti ini mengatakan, menjadi pendamping delegasi dalam pertemuan IMF-Bank Dunia adalah sebuah kesempatan besar. Hal tersebut menjadi pengalaman luar biasa baginya, karena tidak semua orang mendapatkan kepercayaan seperti itu.
"Bagi saya ini sebuah kehormatan. Terlebih yang hadir nanti ada 189 negara. Saya akan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya," ucap mahasiswi pendidikan pasca sarjana Ilmu Kenotariatan di FH Unud ini. *k22
1
Komentar