nusabali

Tunjukkan Semangat Kebangkitan Seni Generasi Muda

  • www.nusabali.com-tunjukkan-semangat-kebangkitan-seni-generasi-muda

SMP Jembatan Budaya dan SMP Raj Yamuna Tampil di Nawanatya

DENPASAR, NusaBali

Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya kembali menghadirikan gelar seni kreativitas pelajar yang dimeriahkan oleh SMP Jembatan Budaya dan SMP Raj Yamuna di Taman Budaya-Art Center, Denpasar, Jumat (14/9) malam. Ajang GSAP ini dinilai sebagai sarana kebangkitan berkesenian di kalangan generasi muda. Karena itu, keberadaan event Nawanatya dianggap penting untuk dilanjutkan.

Kedua sekolah tersebut menampilkan pertunjukan seni kolaborasi dengan ciri khas masing-masing. SMP Raj Yamuna misalnya, unjuk gigi dengan garapan bertajuk Dolanan Barong-Barongan. “Jadi tujuan kita ini melestarikan budaya Bali dan melestarikan permainan tradisional khas Bali. Dengan adanya event ini (Nawanatya-red) ekstrakurikuler seni di sekolah-sekolah bisa bangkit,” tutur I Made Jasa selaku Kepala SMP Raj Yamuna.

Dolanan yang digarap selama dua bulan ini pun telah mencakup seluruh hiburan dan tradisi. Terselip Tari Saman, Barong, hingga Joged. Bagi Jasa yang terpenting adalah antusiasme anak didiknya, sebab sebelum adanya Bali Mandara Nawanatya, anak didiknya kekurangan ruang berkesenian khususnya seni tari dan tabuh. “Kegembiraan mereka terpancar, senang melihat anak-anak senang karena tampil di Nawanatya mereka berproses dan kesenian Bali dan luar Bali juga bangkit,” papar Jasa yang hampir selama 20 tahun mengabdi di SMP Raj Yamuna.

Pengakuan senada pun turut diungkapkan Kepala SMP Jembatan Budaya, Gede Ketut Bagus Astawa. Keberadaan Bali Mandara Nawanatya membuat anak didiknya kian mengeksplorasi diri dalam berkesenian khususnya kesenian Bali. “Meski kami terbatas dalam kesenian Bali tetapi dengan adanya event ini kami menemukan anak-anak yang senang dengan tari Bali,” jelas Astawa.

Maklum saja, SMP Jembatan Budaya masih sangat erat dengan budaya khas Cina di dalamnya. Sehingga anak didiknya pun lebih akrab dengan kesenian khas negeri tirai bambu dan modern tinimbang kesenian khas Bali. Tak hanya Joged, SMP Jembatan Budaya turut mementaskan Tari khas Cina yakni Tari Tibetan yang menggambarkan kehidupan masyarakat Cina yang masih tradisional, ada pula Band Balamantri, dan Modern Dance.

Namun Astawa berusaha mengingatkan, bahwa dimana bumi dipijak disanalah langit dijunjung. Sehingga kala berpijak di gumi Bali, Astawa pun berusaha menggali potensi anak-anak yang gemar akan kesenian khas Bali. “Kami pun menemukan anak-anak yang gemar menari Bali, dan untuk pentas ini Tari Joged jadi pilihan kami,” jelas Astawa.

Melihat garapan antara SMP Raj Yamuna dengan SMP Jembatan Budaya, kurator Bali Mandara Nawanatya III, AA Sagung Mas Ruscita Dewi mengatakan, kedua sekolah sama-sama telah mengekspresikan dirinya lewat seni, baik seni tradisi maupun seni dari daerah atau negara lain. “Semuanya bisa dinikmati karena sifat seni memang universal,” jelas Mas Ruscita.

Tari Tibetan menurut Mas, geraknya ringan dan mudah dipahami, sedangkan SMP Raj Yamuna sendiri menampilkan garapan yang lebih enerjik, penuh kegembiraan dan menonjolkan permainan bentuk. “Kelebihan ini bisa diadaptasi pada kesenian Bali agar lebih dinamis dan menarik,” tandas Mas Ruscita. *ind

Komentar