Untuk Layanan VVIP, Disiapkan Helipad di Tengah Subak Jatiluwih
Sebagai bentuk pelayanan fasilitas bagi tamu very very important person (VVIP) yang akan berkunjung ke DTW Jatiluwih, manajemen DTW Jatiluwih bekerja sama dengan Air Bali membuat helipad di tengah sawah, tepatnya di Subak Jatiluwih, Tempek Besi Kalung, Kecamatan Penebel, Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Namun helipad (landasan untuk pendaratan helikopter) di lahan 1 are tersebut belum bisa difungsikan karena masih tahap uji coba. Manajer DTW Jatiluwih I Nyoman Sutirtayasa, menjelaskan sebelum helipad tersebut dibuat, pihaknya koordinasi dengan subak dan warga. Bahkan sudah ada rancangan memorandum of understanding (MoU) dengan subak, pemilik lahan, dan penyanding yang terkena dampak. “Mereka sudah kami tawari dan sudah disepakati rancangan MoU itu,” ungkapnya, Minggu (16/9).
Meskipun demikian, menurut Sutirtayasa, keberadaan helipad tersebut masih tahap uji coba. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui seberapa dampak yang ditimbulkan terhadap tanaman padi petani. “Kami akan lakukan uji coba berkali-kali, di musim apa boleh turun, apakah musim tandur, musim hijau atau musim setelah panen,” ungkapnya.
Sutirtayasa mengakui, dibuatnya landasan helikopter ini untuk menata dan memberikan fasilitas terhadap wisatawan khususnya tamu VVIP yang akan berkunjung ke Jatiluwih. Karena dia menilai secara umum di perjalanan darat sudah macet.
Dan apabila selama uji coba ditemukan dampak sampai merusak tanaman hingga gagal panen maka bisa saja dihentikan, karena di dalam perjanjian tersebut sudah dicantumkan. “Yang jelas dibuatnya landasan tidak memaksa. Kalau tidak cocok bisa distop,” tegasnya.
Disinggung terkait dengan izin, kata Sutirtayasa, masih menunggu kesiapan dari masyarakat. Jika selama uji coba tidak ada masalah dan masyarakat subak siap, maka akan diproses. “Kami tidak mungkin langsung urus izin ke atas, harus di bawah dulu. Kalau semua sudah siap tentu langsung diproses. Karena sekarang subak masih terus memantau selama uji coba ini,” tandasnya. *de
Meskipun demikian, menurut Sutirtayasa, keberadaan helipad tersebut masih tahap uji coba. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui seberapa dampak yang ditimbulkan terhadap tanaman padi petani. “Kami akan lakukan uji coba berkali-kali, di musim apa boleh turun, apakah musim tandur, musim hijau atau musim setelah panen,” ungkapnya.
Sutirtayasa mengakui, dibuatnya landasan helikopter ini untuk menata dan memberikan fasilitas terhadap wisatawan khususnya tamu VVIP yang akan berkunjung ke Jatiluwih. Karena dia menilai secara umum di perjalanan darat sudah macet.
Dan apabila selama uji coba ditemukan dampak sampai merusak tanaman hingga gagal panen maka bisa saja dihentikan, karena di dalam perjanjian tersebut sudah dicantumkan. “Yang jelas dibuatnya landasan tidak memaksa. Kalau tidak cocok bisa distop,” tegasnya.
Disinggung terkait dengan izin, kata Sutirtayasa, masih menunggu kesiapan dari masyarakat. Jika selama uji coba tidak ada masalah dan masyarakat subak siap, maka akan diproses. “Kami tidak mungkin langsung urus izin ke atas, harus di bawah dulu. Kalau semua sudah siap tentu langsung diproses. Karena sekarang subak masih terus memantau selama uji coba ini,” tandasnya. *de
1
Komentar