nusabali

Pindang Kusamba Rajai Pasar Ikan di Bali

  • www.nusabali.com-pindang-kusamba-rajai-pasar-ikan-di-bali

Ikan pindang Kusamba atau dikenal sebagai be pindang Kusamba, salah satu jenis lauk yang populer.

DENPASAR, NusaBali
Mulai dari pasar umum, hingga ke warung-warung di pelosok, be pindang tidak sulit dicari. Disebut pindang Kusamba, karena produksi pindang ini berpusat di pesisir Pantai Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung.

Ada 76 bangsal, di dalam sentral pemindangan atau tempat pemindangan ikan (TPI) yang berada di pinggir pantai Kusamba. “Produksinya tidak bisa dipastikan. Karena tergantung pasokan ikan,” ujar Ni Wayan Suartini, seorang petugas pencatat di TPI Kusamba, Senin (16/9).

Suartini hanya menyebutkan produksi pindang Kusamba banyak dan dipasarkan hampir ke semua pasar umum dan pelosok Bali.  “Hampir semua pindang yang ada di pasar adalah produksi di sini,” ujarnya. Suartini kemudian memberi gambaran soal produksi pindang Kusamba.

Menurutnya  pengusaha (pemindang) di Kusamba dibagi dalam tiga kategori. Pemindang kecil dengan kemampuan produksi antara 30-60 kilogram ikan (tongkol).  Pemindang menengah produksinya  di kisaran 500 kilogram ikan. Sedangkan pemindang dengan usaha besar produksinya di kisaran 1 ton. “Dari 76 bangsal sebagian besar merupakan (dikelola) pengusaha besar,” terang Suartini, memberi gambaran produksi rata-rata pindang Kusamba dalam sehari.

Untuk memenuhi kapasitas produksi, pasokan ikan didatangkan dari berbagai tempat di Bali, khususnya kawasan perikanan di Bali. Mulai dari Jembrana, Kedonganan dan Benoa, Seraya (Karangasem), hingga tangkapan ikan dari Lombok, Jawa masuk ke Kusumba. “Juga kadang sampai Sulawesi,” lanjutnya. Dan tentu saja produksi perikanan dari nelayan Klungkung, terutama dari  Nusa Penida.

Rasanya yang  khas enak, gurih sedikit asin namun tidak amis, itulah menjadikan be pindang Kusamba  disukai konsumen. Selain harganya yang relatif merakyat. “Nggih pindang Kusamba memang terkenal,” ujar  Ni Nyoman Dawan, salah seorang buruh pindang.  

Hal itu diiyakan Ni Wayan Sudiani, buruh lainnya. “Kalau  hasil di sini (produksi) cukup hanya untuk  di Pasar Badung,” tambah Sudiani. Maksudnya, tidak bisa memenuhi permintaan dari pasar atau tempat lain, karena produksi yang terbatas.  Sudiani dan Dawan, mengatakan produksi pengusaha pindang dimana dia bekerja, sekitar 1 ton per hari. Namun tetap tidak mampu memenuhi permintaan pindang di pasar lainnya.

Dari pantauan aktivitas pemindangan di Kusamba mulai sekitar pukul 10.00 WITA, diawali dengan bongkar ikan (tongkol) segar maupun beku di tempat penimbangan. Selanjutnya ikan bahan baku pindang diangkut buruh ke bangsal pemindangan, untuk diolah lebih lanjut. Mulai pembersihan, pemotongan –bila perlu, dan memindang (memasaknya) hingga matang. “Jam 4 sore sudah mulai dikirim ke pasar,” kata Dawan.

Dalam beberapa hari belakangan ini, produksi pindang lebih banyak menggunakan ikan beku. Hal itu disebabkan tangkapan tongkol segar sedikit. Para pekerja di pemindangan menduga, hal itu dikarenakan musim tangkapan ikan tongkol sudah lewat. *k17

Komentar