Mahasiswa Hindu Sambangi Korban Gempa
Ketua Presidium Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) yang baru terpilih I Kadek Andre Nuaba menyambangi korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (16/9).
JAKARTA, NusaBali
Ia turun bersama Forum Alumni KMHDI untuk menyalurkan bantuan kepada korban gempa Lombok dibantu Aliansi Gerakan Mahasiswa Hindu (AGMH) NTB, PC KMHDI Mataram, dan PD KMHDI NTB.
"Turunnya KMHDI bersama alumni yang dibantu teman-teman relawan di Lombok ini merupakan panggilan jiwa humanis kita untuk dapat hadir secara langsung memberikan semangat kepada para korban, khususnya masyarakat yang ada di dusun-dusun terpencil ini," ujar Andre kepada NusaBali, Senin (17/9).
Penyerahan bantuan dilakukan di tiga titik berbeda. Yakni Dusun Salut, Dusun Panggung, dan Dusun Boyotan Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Ketika menyambangi korban gempa, Andre merasa prihatin terhadap kondisi mereka. Apalagi mereka mengaku belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah.
"Berdasarkan keluhan masyarakat, mereka melaporkan bahwa sama sekali belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat. Bantuan yang diterima selama ini hanya dari aliansi dan relawan-relawan yang berkunjung ke kampung mereka saja," kata Andre.
Andre berharap, pemerintah mengevaluasi terhadap dinas-dinas dan tupoksi terkait. Pasalnya, fakta di lapangan membuktikan masih adanya ketimpangan dan ketidak merataan bantuan yang dirasakan masyarakat. Khususnya mereka yang berada pada wilayah-wilayah terpencil.
Menurut Andre, anggaran Rp 4 triliun yang digelontorkan pemerintah untuk rehabilitasi rumah korban gempa harus benar-benar dikawal dan dipastikan tepat sasaran dan merata sampai kepada pemukiman warga yang di pelosok-pelosok desa. "Kita akan kawal dan pantau terus pendistribusian bantuan pemerintah untuk memastikan anggaran tersebut disalurkan tepat sasaran, adil, dan merata," tegasnya.
KMHDI dan Forum Alumni KMHDI sendiri menyalurkan bantuan berupa pembangumam ulang tempat ibadah dan sembako sebagai kebutuhan sehari-hari. "Kami bersama relawan juga menyediakan fasilitas pemeriksaan kesehatan secara gratis dan trauma healing untuk anak-anak," ucap Ketua Presidium Forum Alumni KMHDI Ketut Wiriyana. *k22
"Turunnya KMHDI bersama alumni yang dibantu teman-teman relawan di Lombok ini merupakan panggilan jiwa humanis kita untuk dapat hadir secara langsung memberikan semangat kepada para korban, khususnya masyarakat yang ada di dusun-dusun terpencil ini," ujar Andre kepada NusaBali, Senin (17/9).
Penyerahan bantuan dilakukan di tiga titik berbeda. Yakni Dusun Salut, Dusun Panggung, dan Dusun Boyotan Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Ketika menyambangi korban gempa, Andre merasa prihatin terhadap kondisi mereka. Apalagi mereka mengaku belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah.
"Berdasarkan keluhan masyarakat, mereka melaporkan bahwa sama sekali belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat. Bantuan yang diterima selama ini hanya dari aliansi dan relawan-relawan yang berkunjung ke kampung mereka saja," kata Andre.
Andre berharap, pemerintah mengevaluasi terhadap dinas-dinas dan tupoksi terkait. Pasalnya, fakta di lapangan membuktikan masih adanya ketimpangan dan ketidak merataan bantuan yang dirasakan masyarakat. Khususnya mereka yang berada pada wilayah-wilayah terpencil.
Menurut Andre, anggaran Rp 4 triliun yang digelontorkan pemerintah untuk rehabilitasi rumah korban gempa harus benar-benar dikawal dan dipastikan tepat sasaran dan merata sampai kepada pemukiman warga yang di pelosok-pelosok desa. "Kita akan kawal dan pantau terus pendistribusian bantuan pemerintah untuk memastikan anggaran tersebut disalurkan tepat sasaran, adil, dan merata," tegasnya.
KMHDI dan Forum Alumni KMHDI sendiri menyalurkan bantuan berupa pembangumam ulang tempat ibadah dan sembako sebagai kebutuhan sehari-hari. "Kami bersama relawan juga menyediakan fasilitas pemeriksaan kesehatan secara gratis dan trauma healing untuk anak-anak," ucap Ketua Presidium Forum Alumni KMHDI Ketut Wiriyana. *k22
1
Komentar