Koster Dorong Pemilu ke Depan Lebih Efisien
Gubernur Bali Wayan Koster dorong penggunaaan dana untuk pelaksanaan Pemilu di masa datang dapat lebih efisien.
Apresiasi Pemberian Pilgub Bali Award 2018 di Ksirarnawa
DENPASAR, NusaBali
Selain itu, Gubernur Koster juga mendorong peningkatan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam perhelatan politik ke depan. Harapan ini disampaikan Gubernur Koster dalam sambutannya pada acara Penyerahan Pilgub Bali Award 2018 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Centre Denpasar, Selasa (18/9) pagi. Koster menegaskan, ajang Pilgub Bali Award 2018 tersebut dapat menjadi dasar dalam melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan Pemilu, agar ke depan menjadi lebih baik lagi.
"Ini bisa menjadi basis kita untuk terus mengevaluasi dan mendorong agar Pemilu berikutnya bisa kita kelola lebih baik lagi," tegas Koster sembari menyampaikan apresiasi kepada semua pihak, sehingga seluruh tahapan Pilgub Bali 2018 berjalan dengan lancar, aman, dan nyaman.
“Pemilu serentak harus dilakukan dengan manajemen yang berbeda dibanding Pemilu yang dilakukan secara sendiri-sendiri," lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Supaya penggunaan dana Pemilu ke depan lebih efisien, Koster berkaca dari pelaksanaan Pilkada serentak, 27 Juli 2018, yakni Pilgub Bali, Pilkada Gianyar, dan Pilkada Klungkung. Menurut Koster, ada beberapa hal yang sejatinya bisa dilaksanakan secara bersama-sama untuk efisiensi dana, seperti pemasangan baliho dan pelaksanaan sosialisasi.
"Dengan demikian, akan menjadi satu kegiatan yang menampilkan dua event, tapi biayanya hanya satu," tandas mantan anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga kali periode ini. Namun, kata Koster, biaya Pilkada serentak 2018 justru lebih tinggi dibandingkan dengan Pilkada sendiri-sendiri, sehingga melenceng dari tujuan awal. Hal seperti itu yang perlu didiskusikan kembali.
Hal lain yang juga disoroti Koster adalah menyangkut partisipasi pemilih dalam Pilgub Bali 2018. Meskipun partisipasi masyarakat sudah bagus yakni di atas 70 persen, namun angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan Pilgub Bali 2013. Itu sebabnya, Koster berharap perlunya peningkatan partisipasi pemilih melalui sosialisasi soal pentingnya memilih pemimpin.
"Hasil penelitian yang dilakukan KPU perlu ditindaklanjuti agar sosialisasi ke masyarakat lebih terarah. Selain itu, perlu sinergi yang lebih baik antara KPU dengan pemerintah daerah, karena keberhasilan Pemilu juga merupakan prestasi pemerintah daerah," pintanya.
Sementara itu, Ketua KPU Bali Wayan Jondra sebelumnya menyampaikan beberapa hasil temuan dari Pilgub Bali 2018. Di antaranya, angka partisipasi masyarakat di Kota Denpasar yang rendah, padahal akses informasi memadai dan aksesibilitasnya juga baik.
Begitu juga di Buleleng, angka partisipasi masyarakat tidak setinggi euforia politik di daerah baromater politik Bali tersebut. Sebaliknya, di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli yang aksesibilitasnya tidak begitu baik, partisipasi masyarakat justru tinggi, karena literasi politiknya baik.
Menurut Jondra, partisipasi pemilih tertinggi dalam Pilgub Bali 2018 terjadi di Kabupaten Tabanan, disusul Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Bangli. Itu sebabnya, KPU Tabanan mendapat penghargaan partisipasi pemilih terbaik dalam acara Pilgub Bali Award 2018 di Gedung Ksirarnawa Denpasar, Selasa kemarin.
Beberapa penghargaan lainnya yang diberikan kemarin, antara lain, kategori partisipasi pemilih (desa), penyelenggara Pemilu berkualitas, data pemilih berkualitas, akurasi faftar pemilih, upload Sidalih, kreasi sosialisasi, Situng Tercepat, transparansi (PPID), kaporan keuangan (kabupaten), laporan keuangan (PPK), dan laporan SPIP. *
DENPASAR, NusaBali
Selain itu, Gubernur Koster juga mendorong peningkatan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam perhelatan politik ke depan. Harapan ini disampaikan Gubernur Koster dalam sambutannya pada acara Penyerahan Pilgub Bali Award 2018 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Centre Denpasar, Selasa (18/9) pagi. Koster menegaskan, ajang Pilgub Bali Award 2018 tersebut dapat menjadi dasar dalam melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan Pemilu, agar ke depan menjadi lebih baik lagi.
"Ini bisa menjadi basis kita untuk terus mengevaluasi dan mendorong agar Pemilu berikutnya bisa kita kelola lebih baik lagi," tegas Koster sembari menyampaikan apresiasi kepada semua pihak, sehingga seluruh tahapan Pilgub Bali 2018 berjalan dengan lancar, aman, dan nyaman.
“Pemilu serentak harus dilakukan dengan manajemen yang berbeda dibanding Pemilu yang dilakukan secara sendiri-sendiri," lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Supaya penggunaan dana Pemilu ke depan lebih efisien, Koster berkaca dari pelaksanaan Pilkada serentak, 27 Juli 2018, yakni Pilgub Bali, Pilkada Gianyar, dan Pilkada Klungkung. Menurut Koster, ada beberapa hal yang sejatinya bisa dilaksanakan secara bersama-sama untuk efisiensi dana, seperti pemasangan baliho dan pelaksanaan sosialisasi.
"Dengan demikian, akan menjadi satu kegiatan yang menampilkan dua event, tapi biayanya hanya satu," tandas mantan anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga kali periode ini. Namun, kata Koster, biaya Pilkada serentak 2018 justru lebih tinggi dibandingkan dengan Pilkada sendiri-sendiri, sehingga melenceng dari tujuan awal. Hal seperti itu yang perlu didiskusikan kembali.
Hal lain yang juga disoroti Koster adalah menyangkut partisipasi pemilih dalam Pilgub Bali 2018. Meskipun partisipasi masyarakat sudah bagus yakni di atas 70 persen, namun angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan Pilgub Bali 2013. Itu sebabnya, Koster berharap perlunya peningkatan partisipasi pemilih melalui sosialisasi soal pentingnya memilih pemimpin.
"Hasil penelitian yang dilakukan KPU perlu ditindaklanjuti agar sosialisasi ke masyarakat lebih terarah. Selain itu, perlu sinergi yang lebih baik antara KPU dengan pemerintah daerah, karena keberhasilan Pemilu juga merupakan prestasi pemerintah daerah," pintanya.
Sementara itu, Ketua KPU Bali Wayan Jondra sebelumnya menyampaikan beberapa hasil temuan dari Pilgub Bali 2018. Di antaranya, angka partisipasi masyarakat di Kota Denpasar yang rendah, padahal akses informasi memadai dan aksesibilitasnya juga baik.
Begitu juga di Buleleng, angka partisipasi masyarakat tidak setinggi euforia politik di daerah baromater politik Bali tersebut. Sebaliknya, di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli yang aksesibilitasnya tidak begitu baik, partisipasi masyarakat justru tinggi, karena literasi politiknya baik.
Menurut Jondra, partisipasi pemilih tertinggi dalam Pilgub Bali 2018 terjadi di Kabupaten Tabanan, disusul Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Bangli. Itu sebabnya, KPU Tabanan mendapat penghargaan partisipasi pemilih terbaik dalam acara Pilgub Bali Award 2018 di Gedung Ksirarnawa Denpasar, Selasa kemarin.
Beberapa penghargaan lainnya yang diberikan kemarin, antara lain, kategori partisipasi pemilih (desa), penyelenggara Pemilu berkualitas, data pemilih berkualitas, akurasi faftar pemilih, upload Sidalih, kreasi sosialisasi, Situng Tercepat, transparansi (PPID), kaporan keuangan (kabupaten), laporan keuangan (PPK), dan laporan SPIP. *
Komentar