nusabali

Sabet 2 Emas dalam Asia Pacific Master Games 2018 di Malaysia

  • www.nusabali.com-sabet-2-emas-dalam-asia-pacific-master-games-2018-di-malaysia

Dari tiga nomor yang diikutinya dalam Asia Pacific Master 2018, Chandra Berata berhasil jadi juara di nomor tunggal putra KU +50 Tahun dan ganda putra KU +50 Tahun. Selain itu, dia juga runner-up nomor tunggal putra KU +45 Tahun

Made Chandra Berata, Pebulutangkis Veteran yang Masih Mampu Unjuk Gigi di Usia 51 Tahun


AMLAPURA, NusaBali
Pebulutangkis veteran Bali, Made Chandra Berata, 51, tampil gemilang dalam pesta olahraga Asia Pacific Master Games di Penang, Malaysia, 7-15 September 2018. Bukan tanggung-tanggung, mantan atlet andalan Bali yang kini menjadi pelatih bulutangkis ini sukses menyabet 2 medali emas dan 1 perak dalam Asia Pacific Master Games 2018 tersebut.

Dalam Asia Pacific Master Games 2018 di Penang, Made Chandra Berata tampil di tiga nomor: tunggal putra Kelompok Umur (KU) +45 Tahun, tunggal putra KU +50 Tahun, dan ganda putra KU +50 Tahun. Hebatnya, pebulutangkis veteran asal Singaraja, Buleleng ini berhasil sabet medali di semua nomor yang diakutinya.

Dua (2) medali emas tersebut masing-masing dipersembahkan Chandra Berata melalui tu-nggal putra KU +50 Tahun dan ganda putra KU +50 tahun. Chandra Berata yang sempat dipercaya menjadi pelatih nasional bulutangkis Kamboja, sukses menjuarai nomor tunggal putra KU +50 tahun, setelah di babak final mengalahkan pemain Indonesia lannya, Edi Ismanto, dengan straight set 21-11, 21-12. Sebelum melangkah ke partai puncak, Chandra Berata di babak semifinal berhasil mendepak andalan tuan rumah Malaysia, Fai Wah Tan, juga melalui pertarungan straight set 21-16, 21-17.

Sedangkan di nomor ganda putra KU +50 Tahun, Chandra Berata juga sukses sabet medali emas. Chandra yang berpasangan dengan Wijanarko, di babak final berhasil menyingkirkan pasangan Indonesia lainnya, Ertanto Kurniawan/Sumardjo, dengan straight set 21-14, 21-10. Perlu dicatat, sejak babak penyisihan hingga final, Chandra selalu menang dua set langsung alias straight set.

Sayangnya, Chandra gagal menjuarai nomor tunggal putra KU +45 Tahun dalam Asia Pacific Master Games 2018 ini. Gara-gara mengalami cedera kaki di babak final, Chandra harus puas cuma kebagian medali perak. Bertarung dalam kondisi cedera di partai final, pebulutangkis veteran yang dibesarkan di klub Menang Kalah Sehat (MKS) Singaraja ini takluk dengan 8-21, 7-21 dari pemain andalan Vietnam, Keu Cheong Chuong.

Sebelum hadapi pemain Vietnam di final tunggal putra KU +45 Tahun, Chandra sukses mendepak andalan tuan rumah Malaysia, Kok Loan Tan, dengan 21-10, 21-7 di babak semifinal. Sedangan di perempat final sebelumnya, Chandra menyingkirkan Syu Yuen Wing dari Vietnam dengan straight set 21-12, 21-11.

Chandra mengatakan, andaikan tidak cedera saat tarung final tunggal putra KU +45 Tahun, dirinya optimistis mampu sapu bersih 3 medali emas dari semua nomor yang diikutinya. "Tapi, saya cukup senang bisa menyabet 2 emas. Mungkin karena terlalu banyak main, akhirnya saya cedera kaki. Maklum, sudah tua sih," ujar pebulutangkis veteran kelahiran Singaraja, 20 Juli 1967, ini saat bicang-bincang dengan NusaBali per telepon dari Penang, Malaysia, Selasa (18/9).

Chandra mengatakan, hingga Selasa kemarin dirinya masih berada di Malaysia. Seusai mengikuti pesta olahraga Asia Pacific Master Games 2018 di Penang, Candra lanjut mengantar anak didiknya dari Jepang bertanding di Indonesia Master 2018 yang digelar di Bangka Belitung, 18-23 September.

Made Chandra Beratha sendiri merupakan anak kedua dari enam bersaudara keluarga pasangan Agus Sadikin Bakti (almarhum) dan Ni Luh Dwiasmi. Sang ayah, Agus Sadikin Bakti, yang meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Buleleng, 2 Februari 2018 lalu, merupakan tokoh pembina olahraga Bali. Almarhum Agus Sadikin---yang notabene pemilik Toko Bahtera Singaraja---adalah pendiri MKS Singaraja, wadah pembinaan berbagai cabang olahraga mulai dari bulutangkis, sepakbola, basket, tenis, tenis meja, hingga voli.

Tak terhitung atlet andalan Bali yang lahir melalui wadah MKS Singaraja ini. Termasuk di antaranya Chandra Berata sendiri, yang berkarier di cabang bulutangkis. Dalam perjalanannya, Chandra Berata sempat lama menjadi pemain bulutangkis andalan Bali sejak era 1980-an hingga 1995. Chandra Berata adalah pebulutangkis seangkatan Alan Budikusuma, Ardi B Wiranata, Fung Permadi.

Setelah pensiun sebagai atlet tahun 1995, Chandra Berata berkibar sebagai pelatih. Bahkan, Chandra Berata sempat dipercaya menjadi pelatih nasional bulutangkis Kamboja periode 1998-1999. Kemudian, Chandra menjadi pelatih PBSI Buleleng (1999-2006), Koordinator Pelatih PBSI Buleleng (sejak 2006 sampai sekarang), selain menjabat Seketaris PBSI Buleleng (2017-2021). Sebelumnya, Chandra sempat menjadi pelatih Pelatih Pusdiklat Aqua Bali (1995-1997). Semasa jadi atlet, Chandra pernah lama menhuni Pusdiklat Aqua Bali. *k16

Komentar