BTID Penuhi Tuntutan Warga Serangan
“Kami pastikan jembatan itu akan kami buat dan aksesnya multifungsi. Sekarang tinggal dibuatkan drafnya dan berikan kami apa opsi yang diinginkan warga” (General Manajer Island Management PT BTID, I Made Sumantra)
Dibuat Jembatan di Atas Kanal dan Pemanfaatannya Multifungsi
DENPASAR, NusaBali
Warga dan nelayan di Kelurahan Serangan akhirnya bisa bernapas lega. Setelah sempat ‘menduduki’ tempat digelarnya prosesi upacara pangeruakan di pantai utara Serangan, Selasa (18/9), PT Bali Turtle Island Development (BTID) akhirnya mengabulkan tuntutan mereka dengan pengadaan jembatan di atas kanal penghubung pantai barat dan timur serta pemanfaatannya multifungsi.
Warga yang datang sejak pukul 08.00 Wita langsung menuju tempat pelaksanaan upacara pangeruakan dipimpin Bendesa Serangan Made Sedana, Sekretaris Desa Pakraman Serangan I Nyoman Temu Antara, Lurah Serangan I Wayan Karma, Sekretaris DPC HNSI Cabang Denpasar I Nyoman Turut, dan Wakil Ketua Wakil Ketua Forum Krama Bendega Denpasar I Wayan Loka. Hadir juga bersama mereka Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar Wayan Mariyana Wandira.
Terlihat puluhan petugas dari Polresta Denpasar berjaga di kawasan tersebut untuk menghindari konflik yang terjadi.
Setelah hampir dua jam ‘menduduki’ tempat upacara pangeruakan akhirnya General Manajer Island Management PT BTID, I Made Sumantra mau menemui perwakilan warga untuk melakukan negosiasi.
Bendesa Serangan Made Sedana pun menyampaikan kepada pihak BTID agar tetap menghargai keputusan warga dengan tidak melakukan kegiatan proyek sebelum ada penyelesaian. Kata Sedana, warga Serangan tidak bermaksud menghambat proses, namun ada beberapa opsi yang harus disepakati oleh BTID dari hasil keputusan rapat warga setempat.
Yakni, pembuatan jembatan penghubung di atas kanal, pantai timur dapat digunakan secara multifungsi, diakses oleh warga Serangan dan masyarakat pada umumnya termasuk dimanfaatkan oleh nelayan dan penduduk setempat. "Kami tidak pernah menghambat kegiatan BTID namun bapak juga harus mengerti, kita belum ada kesepakatan apapun. Upacara ngeruak tetap bisa berlanjut tetapi untuk pengerjaan tolong dihentikan sampai ada kesepakatan," pinta Sedana kepada pihak BTID.
Warga lainnya, yakni perwakilan nelayan dan bendega I Nyoman Turut dan Wayan Loka menegaskan, pihaknya memberikan pilihan kepada BTID opsi yang diajukan. Jika memang sepakat, pihak BTID harus memberikan persetujuan secara resmi hitam diatas putih. Jika tidak maka polemik akan terus terjadi antara dua pihak.
"Kami sudah memberikan opsi, dibelokkan atau dibuatkan jembatan. Jika dibuatkan jembatan, masyarakat umum termasuk nelayan dapat mengakses dan memanfaatkan pantai baik itu kegiatan ekonomi sosial maupun spiritual seperti yang sebelumnya dilakukan warga. Selain itu jika ada penambahan pantai di sepanjang pantai utara ke barat agar segera direalisasikan dan berapa luasnya," ungkapnya.
Menanggapi hal itu, General Manajer Island Management PT BTID I Made Sumantra menyetujui opsi yang diberikan warga untuk membuatkan jembatan penghubung di atas kanal wisata itu. Pihaknya menginginkan adanya draf kesepakatan yang dibuat warga Serangan. "Kami pastikan jembatan itu akan kami buat dan aksesnya multifungsi. Sekarang tinggal dibuatkan drafnya dan berikan kami apa opsi yang diinginkan warga," ungkap Sumantra.
Untuk upacara pangeruakan, kata dia, tetap berlanjut. Namun demikian pihaknya menuruti keinginan warga untuk menghentikan kegiatan proyek sementara hingga draf tersebut selesai dibuat. "Kami tindaklanjuti dulu, kami akan hentikan sementara. Semasih mereka membuat draf kesepakatan," ujarnya. *mi
Komentar