Idealnya 2,5 Tahun, di Ngurah Rai Hanya 6 Bulan
Pembangunan apron Barat Bandara Ngurah Rai digarap dalam tempo hanya 6 bulan, mengerahkan 600 orang pekerja.
Apron Sisi Barat Ditargetkan Beroperasi 23 September 2018
MANGUPURA, NusaBali
Perluasan apron (tempat parkir pesawat) di sisi Barat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung untuk keperluan annual meeting International Monetary Fund – World Bank (IMF–WB) rencananya dioperasikan pada 23 September 2018.
General Manager PT PP Construction and Investment Pande Ketut Gamawan ditemui di lokasi proyek, Selasa (18/9), mengungkapkan satu hal yang istimewa dalam pengerjaan proyek ini adalah waktu pengerjaannya yang hanya enam bulan. Menurutnya, idealnya proyek semacam ini diselesaikan dalam waktu 2,5 tahun.
Meski demikian pihaknya menjamin kualitas proyek ini semuanya memenuhi standar sesuai dengan UU Konstruksi. Dikatakan apron seluas 8 hektare yang dapat menampung 3 pesawat wide body dan 6 narrow body ini dapat bertahan 50 tahun. Menurutnya cepat dan lambatnya proses pengerjaan suatu proyek konstruksi tergantung sumber daya yang disediakan. Untuk proyek ini melibatkan 600 orang pekerja.
Dia mengungkapkan reklamasi untuk pembangunan apron ini menggunakan 2,6 juta kubik pasir dan 8.000 kubik limestone. Pasir yang digunakan untuk keperluan reklamasi ini diambil dari lepas Pantai Sawangan, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Jumlah pasir dan limestone ini hanya untuk penimbunan saja, belum terhitung yang lainnya.
“Pengerjaan proyek ini penyelesaiannya sangat cepat. Tetapi kualitasnya jangan diragukan. Ini sama dengan apron di negara lain seperti di Kanada, Singapura, dan Jepang. Selama pengerjaan kendala yang paling mengganggu adalah gelombang laut. Syukur untuk yang 8 hektare ini sudah selesai. Sisa pengerjaan yang belum tuntas saat ini adalah pengerjaan pagar pembatas dan penanaman rumput pada bagian tepi apron. Ini dapat diselesaikan dalam dua hari,” tutur Gamawan.
Sementara itu, Communication Head and Legal Section Head Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim membenarkannya. Arie mengatakan semua fasilitas penunjang annual meeting IMF–WB kini persiapannya telah mencapai 90 persen. Arie memaparkan di Bandara Ngurah Rai terdapat tiga paket proyek besar untuk IMF–WB, yakni paket satu berupa pembangunan apron sisi Barat. Paket dua, pembangunan apron sisi Timur. Paket tiga, pembangunan gedung VVIP, Base Ops TNI, dan penggantian line maintenance airlines.
Khusus untuk proyek perluasan apron sisi Barat, menurut Arie, ada 26 hektare lahan di luar untuk kebutuhan IMF yang saat ini juga sedang dikerjakan. Luas lahan yang direklamasi adalah 35,75 hektare. Proyek seluas ini ditargetkan rampung Febuari 2019. Jadi progress proyek secara keseluruhan memasuki pekan ke–27 untuk reklamasi apron sisi Barat bandara adalah 71,823 persen.
“Saya jelaskan begini biar tak ada kekeliruan informasi di masyarakat. Proyek paket satu yang progresnya 99,141 persen ini hanya untuk kepentingan IMF. Sementara total luas lahan yang direklamasi nantinya adalah 35,75 hektare. Awalnya kami mengajukan proposal perluasan sebesar 47,9 hektare. Namun yang disetujui hanya 35,75 hektare,” jelas Arie.
Sementara untuk apron Timur progress pengerjaannya memasuki pekan ke–34 telah mencapai 97,480 persen. Dikatakan apron ini nantinya digunakan untuk tamu VVIP. Apron ini seluas 4,6 hektare. Nantinya apron ini dapat menampung 3 pesawat narrow body dan 2 wide body.
Untuk pembangunan gedung VVIP, Base Ops TNI, dan penggantian line maintenance airlines memasuki pekan ke–30 mencapai 96,04 persen. Gedung VVIP yang disiapkan sebanyak dua unit. Satu unit untuk selevel kepala negara dan satu unit lainnya selain untuk kepala negara. Luas lahan untuk dua unit gedung VVIP sekitar 8.170 meter persegi. Proyek paket tiga ini satu lokasi dengan apron Timur.
Arie mengungkapkan untuk tiga paket proyek penunjang IMF ini menghabiskan dana sebesar Rp 2,2 triliun. Anggaran ini semuanya murni dari pihak Angkasa Pura I. Tak ada tambahan dari pemerintah maupun dari pihak IMF. Dikatakan pengembangan bandara merupakan suatu kebutuhan di Ngurah Rai. Tiga paket proyek yang dibangun saat ini juga dapat menunjang keperluan jangka panjang di bandara internasional tersebut.
“Jadi secara keseluruhan tiga paket proyek yang kami kerjakan untuk menunjang IMF telah mencapai 90 persen. Fasilitas kami sudah sangat siap dalam menyambut event yang akan dihadiri belasan ribu delegasi dari ratusan negara itu nanti,” ucapnya.
Sementara itu Project Manager proyek pembangunan 2 unit gedung VVIP, Ester, menjelaskan gedung VVIP untuk kepala negara terdiri dari dua lantai dengan luas 670 meter persegi. Fasilitas di dalam gedung mewah ini, satu ruang kenferensi berkapasitas 20 orang di lantai satu dan dua. Di lantai dua terdapat satu kamar khusus untuk presiden. Ke lantai dua dapat diakses dengan tangga manual dan satu unit lift.
Sementara untuk gedung VVIP dua hanya satu lantai. Fasilitas yeng tersedia di dalam gedung seluas 176 meter persegi ini hanya sebanyak dua ruang rapat berkapasitas 20 orang, dan fasilitas penunjang lainya seperti kamar mandi. “Gedung VVIP I itu nanti digunakan untuk tamu sekelas kepala negara. Sementara untuk gedung VVIP II digunakan selain kepala negara. Akses masuk ke dalam kedua gedung ini melalui pengamanan super ketat. Jadi untuk keamanan dari masalah bentuk apapun terjamin,” kata Ester. *po
1
Komentar