Istri Tewas Tabrak Lari Saat Dibonceng Suami
Seorang ibu rumah tangga, Ni Nyoman Suardi, 58, tewas sebagai korban tabrak lari di Jalur Denpasar-Gilimanuk kawasan Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Selasa (18/9) petang.
NEGARA, NusaBali
Korban Nyoman Suardi yang diboceng suaminya dengan motor, tewas mengenaskan setelah dilindas truk yang langsung kabur dari lokasi TKP. Sebelum kecelakaan maut terjadi, Selasa petang sekitar pukul 18.30 Wita, korban Nyoman Suardi dibonceng suaminya, I Wayan Yuana, 58, dengan motor Suzuki Smash nopol DK 6716 WL. Saat itu, motor mereka melaju dari arah timur sehabis ngangon (menggembalakan) bebek. Pasutri Wayan Yuana dan Nyoman Suardi dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo.
Begitu memasuki lokasi TKP dengan kondisi jalan tanjakan landai disertai tikungan sekitar 300 meter sebelah timur Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi, motor Smash yang ditunggangi berboncengan diserempet truk yang melaju dari arah berlawanan (barat). Setelah diserempet truk yang mengambil haluan terlalu ke kanan, motor korban seketika oleng. Korban Nyoman Suardi jatuh terpental ke tengah jalan hingga langsung tergilas roda truk yang menyerempetnya.
Ibu rumah tangga berusia 58 tahun ini pun tewas mengenaskan dalam kondisi kepala hancur. Sedangkan suaminya, Wayan Yuana, yang jatuh ke arah kiri bersama motornya, selamat dari maut dalam kondisi luka lecet di bagian kaki. Sebaliknya, truk maut yang tidak diketahui nomor platnya langsung kabur ke arah timur (Denpasar).
Warga sekitar sempat berusaha melakukan pengejaran, termasuk menghubungi polisi. Namun, upaya pengejaran pelaku tidak membuah hasil. Sementara, jenazah korban Nyoman Suardi petang itu langsung dibawa ke RSU Negara untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kasat Lantas Polres Jembrana, AKP Yoga Widyatmoko, mengatakan pihaknya sudah berusaha mengejar pelaku tabrak lari, setelah menerima laporan. Namun, pihaknya masih kesulitan untuk melacak truk maut yang tidak jelas ciri-ciri maupun nomor platnya tersebut. “Dari pemeriksaan sementara, kecelakaan maut ini terjadi karena kurang hari-hatinya pegemudi truk,” ujar AKP Yoga saat dikonfirmasi di Negara, Rabu (19/9).
Sementara itu, hingga Rabu kemarin jenazah korban tabrak lari masih dititip di RSU Negara. Rencananya, jenazah korban akan diabenkan keluarganya pada Anggara Pon Kelawu, Selasa (25/9) depan. Saat itulah jenazahnya baru dipulangkan dari rumah sakit. Korban Nyoman Suardi berpulang buat selamanya dengan meninggalkan suami dan anak semata wayangnya, Gede Wiadnyana, 32.
"Jenazah masih dititip di rumah sakit, karena kondisinya hancur. Rencana nanti pas nyirimang layon sekalian pengabenan, barulah jenazah dibawa ke rumah," ungkap kakak ipar korban, I Nyoman Tarma, 69, saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Pasar, Desa Yehembang, tadi malam.
Menurut Nyoman Tarma, suami korban, Wayan Yuana, yang notabene adik kandungnya, hingga tadi malam masih shock atas kecelakaan mau yang merenggut nyawa istrinya. Bahkan, yang bersangkutan terus mengurung diri di dalam kamar. Begitu pula anak semata wayangnya, Gede Wiadnyana, sangat terpukul kehilangan ibundanya. "Keluarga tidak ada firasat, makanya kami merasa tidak percaya dengan kecelakaan itu. Semua keluarga masih shock," papar Tarma.
Tarma mengisahkan, korban dan suaminya setiap hari sebagai peternak bebek. Mereka hanya mengurus bebek peliharaan yang ditempatkan di sawah kawasan Subak Tegak Gede, Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin. "Kerjaannnya hanya ngangon (menggembalakan) bebek dari pagi dan baru balik petang hari,” katanya. *ode
Korban Nyoman Suardi yang diboceng suaminya dengan motor, tewas mengenaskan setelah dilindas truk yang langsung kabur dari lokasi TKP. Sebelum kecelakaan maut terjadi, Selasa petang sekitar pukul 18.30 Wita, korban Nyoman Suardi dibonceng suaminya, I Wayan Yuana, 58, dengan motor Suzuki Smash nopol DK 6716 WL. Saat itu, motor mereka melaju dari arah timur sehabis ngangon (menggembalakan) bebek. Pasutri Wayan Yuana dan Nyoman Suardi dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo.
Begitu memasuki lokasi TKP dengan kondisi jalan tanjakan landai disertai tikungan sekitar 300 meter sebelah timur Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi, motor Smash yang ditunggangi berboncengan diserempet truk yang melaju dari arah berlawanan (barat). Setelah diserempet truk yang mengambil haluan terlalu ke kanan, motor korban seketika oleng. Korban Nyoman Suardi jatuh terpental ke tengah jalan hingga langsung tergilas roda truk yang menyerempetnya.
Ibu rumah tangga berusia 58 tahun ini pun tewas mengenaskan dalam kondisi kepala hancur. Sedangkan suaminya, Wayan Yuana, yang jatuh ke arah kiri bersama motornya, selamat dari maut dalam kondisi luka lecet di bagian kaki. Sebaliknya, truk maut yang tidak diketahui nomor platnya langsung kabur ke arah timur (Denpasar).
Warga sekitar sempat berusaha melakukan pengejaran, termasuk menghubungi polisi. Namun, upaya pengejaran pelaku tidak membuah hasil. Sementara, jenazah korban Nyoman Suardi petang itu langsung dibawa ke RSU Negara untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kasat Lantas Polres Jembrana, AKP Yoga Widyatmoko, mengatakan pihaknya sudah berusaha mengejar pelaku tabrak lari, setelah menerima laporan. Namun, pihaknya masih kesulitan untuk melacak truk maut yang tidak jelas ciri-ciri maupun nomor platnya tersebut. “Dari pemeriksaan sementara, kecelakaan maut ini terjadi karena kurang hari-hatinya pegemudi truk,” ujar AKP Yoga saat dikonfirmasi di Negara, Rabu (19/9).
Sementara itu, hingga Rabu kemarin jenazah korban tabrak lari masih dititip di RSU Negara. Rencananya, jenazah korban akan diabenkan keluarganya pada Anggara Pon Kelawu, Selasa (25/9) depan. Saat itulah jenazahnya baru dipulangkan dari rumah sakit. Korban Nyoman Suardi berpulang buat selamanya dengan meninggalkan suami dan anak semata wayangnya, Gede Wiadnyana, 32.
"Jenazah masih dititip di rumah sakit, karena kondisinya hancur. Rencana nanti pas nyirimang layon sekalian pengabenan, barulah jenazah dibawa ke rumah," ungkap kakak ipar korban, I Nyoman Tarma, 69, saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Pasar, Desa Yehembang, tadi malam.
Menurut Nyoman Tarma, suami korban, Wayan Yuana, yang notabene adik kandungnya, hingga tadi malam masih shock atas kecelakaan mau yang merenggut nyawa istrinya. Bahkan, yang bersangkutan terus mengurung diri di dalam kamar. Begitu pula anak semata wayangnya, Gede Wiadnyana, sangat terpukul kehilangan ibundanya. "Keluarga tidak ada firasat, makanya kami merasa tidak percaya dengan kecelakaan itu. Semua keluarga masih shock," papar Tarma.
Tarma mengisahkan, korban dan suaminya setiap hari sebagai peternak bebek. Mereka hanya mengurus bebek peliharaan yang ditempatkan di sawah kawasan Subak Tegak Gede, Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin. "Kerjaannnya hanya ngangon (menggembalakan) bebek dari pagi dan baru balik petang hari,” katanya. *ode
1
Komentar