nusabali

Putu Christiani Beralih dari Lintasan Atletik ke Bulutangkis

  • www.nusabali.com-putu-christiani-beralih-dari-lintasan-atletik-ke-bulutangkis

Putu Christiani diangkat menjadi PNS bagian Tata Usaha SLBN 2 Singaraja, Januari 2010 silam, berkat suksesnya sabet medali emas nomor tolak peluru, perak nomor lempar cakram, dan perunggu lempar lem-bing dalam Pekan Paralympic Nasional 2008

Sejumlah Atlet Difabel Asal Bali Dipercaya Tampil di Asian Para Games 2018, Ini Sebagian dari Mereka


JAKARTA, NusaBali
Sejumlah atlet penyandang difabel asal Bali dipercaya tampil membela kontingen Indonesia dalam pesta olahraga Asian Para Games (APG) IV di Jakarta, 6-13 Oktober 2018 nanti. Salah satunya, Putu Christiani, 30, atlet cabang atletik yang kini bekerja sebagai PNS di SLBN 2 Singaraja, Buleleng. Uniknya, dalam APG 2018 kali ini, Putu Christiani jutru beralih tanding ke cabang bulutangkis, bukannya di lintasan atletik.

Putu Christiani nantinya akan bertanding di nomor tunggal putri SU5 cabang bulutangklis dalam APG 2018. Christiani gagal tampil di cabang atletik yang jadi andalannya, karena tidak lolos kualifikasi dalam ajang Para Atletik, Mei 2018 lalu. Padahal, atlet kelahiran Singaraja, 1 September 1988, ini sudah berada di Pelatnas Para Atletik sejak Januari 2018 lalu.

Atas saran dari pelatih para atletik, Christiani dianjurkan pindah ke cabang bulutangkis. Christiani pun mengikutinya. Dia berlatih bulutangkis mulai dari dasar, seperti memukul kok dan berlari mengejarnya, di bawah asuhan pelatih Yunita Ambar Wulandari yang merupakan keponakan mantan pebulutangkis dunia Joko Supriyanto.

Meski terbilang baru menekuni bulutangkis, namun hasil kerja keras Christiani cukup memuaskan. Dalam Test Event APG 2018 di Jakarta, Juli lalu, Christiani tampil sebagai runner-up tunggal putri cabang bulutangkis. Di babak final, Christiani dikelahkan rekannya sesama atlet Pelatnas asal Jawa Barat, Wahrining Rahayu. Test Event APG itu menjadi jatah try out satu-satunya bagi Chritiani. Sedangkan pebulutangkis lainnya, rata-rata sudah try out ke luar negeri. "Berhubung APG 2018 semakin dekat, try out tidak diadakan lagi. Tak ada kesempatan bagi saya ke luar negeri,” ungkap Christiani saat ditemui NusaBali di sela latihan di Hall B Sritex Arena Solo, Jawa Tengah, beberapa hari lalu.

Kini, Christiani tinggal fokus berlatih sampai mendekati hari H APG 2018. Terkait lawan, menurut Christiani, yang terberat adalah melawan diri sendiri. Namun demikian, dia mengakui pebulutangkis dari China dan Jepang perlu diwaspadai, karena mereka kuat-kuat. Alumnus SMAN 2 Singaraja ini sudah mempelajari gaya permainan calon lawannya melalui youtube. "Target saya nanti bagaimana menampil-kan yang terbaik. Saya kan atlet baru di bulutangkis,” papar atlet para games asal Banjar Babakan, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini.

Putu Christiani sendiri awalnya lebih dikenal sebagai atlet atletik, yang telah ditekuninya selama 10 tahun sejak 2008. Prestasinya di cabang atletik cukup membanggakan. Christiani, antara lain, sabet medali Emas nomor tolak peluru Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) 2008 di Kaltim, medali emas lempar cakram ASEAN Para Games 2011 di Solo, medali emas lempar cakram ASEAN Para Games 2013 di Myanmar. Terakhir, anak bungsu dari lima bersaudara keluarga pasangan Ketut Sandi dan Wayan Setuti ini sabet medali perak nomor lempar lembing ASEAN Para Games 2015.

Christiani awalnya terjun ke atletik tanpa sengaja tahun 2008 silam, ketika usiaya sudah menginjak 20 tahun. Kala itu, sahabat ayahnya yang merupakan Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kbupaten Buleleng main ke rumahnya. Melihat Christini suka olahraga, sahabat ayahnya itu langsung menawarinya untuk menjadi atlet. Christiani pun setuju.

Christiani langsung dipersiapkan mengikuti Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) Bali 2008 di Denpasar, dengan tampil di nomor lempar lemping, lempar cakram, dan tolak peluru. Hebatnya, dia berhasil membawa pulang tiga medali emas lewat nomor tersebut.

Selanjutnya, Christiani mewakili Bali ke Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) yang dulunya bernama Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanan) 2008 di Kalimantan Timur. Kala itu, Menpora Adhyaksa Dault menjanjikan atlet yang berhasil meraih medali emas akan dapat pekerjaan sebagai PNS di daerahnya masing-masing. Christiani pun termotivasi untuk raih gelar juara.

Ternyata, Christiani sukses meraih emas nomor tolak peluru, perak lempar cakram, dan perunggu lempar lembing. Akhirnya, Januari 2010, keluar SK PNS untuk Putu Christiani. Dia jadi PNS Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, dengan ditempatkan di bagian Tata Usaha (TU) SLBN 2 Singaraja.

Putu Christiani terlahir dari keluarga normal. Dari lima bersaudara, hanya Christiani yang difabel di mana tangan kirinya tidak sempurna. Saat berusia 3 bulan, orangtuanya menggelar upacara. Dari sana diketahui kalau Christiani membawa keberuntungan.

"Cerita ibu saya, saat upacara telu bulanan (3 bulan), pamangku sempat kemasukan roh dan mengatakan saya tujuh kali dilahirkan akan tetap seperti ini. Tapi, jangan khawatir, karena saya akan membawa rezeki dan itu terbukti. Sejak saya lahir, orangtua yang tadinya tinggal di asrama, bisa beli rumah dan tanah," kenang Christiani.

Ketika Christiani beranjak remaja dan dewasa, dia sudah punya penghasilan sendiri melalui prestasinya sebagai atlet cabang atletik. Dia juga diangkat menjadi PNS ketika usianya menginjak 22 tahun pada 2010. Bagi Christiani, itu merupakan sebuah karunia terindah yang diberikan Tuhan. Dia sangat bersyukur atas segala yang telah diperolehnya.

"Karena tidak semua orang seberuntung saya. Dulu saya memang sempat membenci diri sendiri. Apalagi, ketika mengaca, saya sempat bertanya, mengapa Tuhan tidak sayang kepada saya? Kok saya berbeda dengan yang lainnya? Lama-lama akhirnya saya bisa menerima kenyataan. Apalagi, saya diberi kelebihan menjadi seorang atlet," cerita Putu Christiani.  *k22

Komentar