nusabali

Bali 'Hanya' Produksi 50 Ribu Sapi Potong

  • www.nusabali.com-bali-hanya-produksi-50-ribu-sapi-potong

Upaya khusus sapi induk wajib bunting sedang diprogramkansehingga menjadi replacement tambahan induk sapi dan bibit sapi potong.

DENPASAR, NusaBali
Bali berharap dapat meningkatkan kapasitas kemampuan memasok kebutuhan sapi potong nasional, dari rata-rata  50 ribu ekor per tahun. Kemampuan menambah pasokan sapi potong tersebut ditargetkan dari pelaksanaan Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus Siwab), program nasional yang kini sudah dan sedang dilaksanakan di Bali.

Sampai dengan September ini sebanyak 64.849 ekor induk sapi  dari 76.300 induk sapi yang telah menerima inseminasi buatan (IB)/kawin suntik.  Dari 76.300 induk yang menerima IB, sebanyak 69.000 ekor ditargetkan bunting. Paling tidak sebanyak 52.000 ekor godel (anak sapi) bisa diperoleh dari 69.000 kebuntingan induk sapi tersebut. “Inilah yang kita harapkan nanti bisa menjadi replacement  tambahan induk sapi dan bibit  sapi potong,” ujar Kabid Produksi dan Pembibitan Dinas Peternakan Provinsi Bali I Ketut Nata Kesuma, Kamis (20/9).

Nata Kesuma menjelaskan Upsus Siwab ini memang dimaksudkan untuk percepatan peningkatan populasi ternak (sapi) potong secara nasional. Dari 76.300 induk yang ditarget, sebanyak 64.849 (85 persen) sudah mendapatkan IB. Sedang yang positif bunting 43.443 ekor. Sementara godel/anak sapi yang sudah lahir 25.697 ekor (73,37 persen). “Dalam sisa waktu empat bulan ini kami optimis bisa mencapai target IB,” ujar Nata Kesuma.

Meskipun tidak memastikan berapa nanti kemampuan Bali menambah kapasitas pasokan pengadaan sapi potong, namun Nata Kesuma yakin ada tambahan kemampuan. “Dari kelahiran godel, tentu ada betina dan jantan,” kata Nata Kesuma. Setidaknya diharapkan, setengahnya nanti adalah godel jantan yang akan menjadi bakalan sapi potong.

Selain dari proses pemberian IB lewat program Upsus Siwab, tambahan bakalan sapi potong tersebut dikatakan Nata Kesuma juga berasal dari perkawinan secara alami, yakni pada peternak yang belum terjangkau IB. Atau yang memang memilih perkawinan ternak secara alami. Yang terakhir ini, diakui Nata Kesuma karena masih ada petani/peternak yang belum yakin dengan proses kehamilan/kebuntingan ternak lewat pemberian IB. “Ini memang salah satu kendala di lapangan,” kata Nata Kesuma.

Kendala lainnya, persebaran  petugas IB yang  belum merata, sehingga ada daerah atau lokasi ternak yang belum terjangkau maksimal untuk IB. Diantaranya di kawasan Buleleng bagian timur, Jembrana dan beberapa lokasi di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Untuk itu, pemetaan wilayah pelayanan sehingga semua ter-cover, oleh 226 petugas IB di seluruh Bali. “Jika mampu menambah kuota dari yang sudah ada (50.000 ekor pertahun), tentu semakin meningkatkan kapasitas perekonomian masyarakat peternak,” tandas Nata Kesuma. *k17

Komentar