nusabali

Berawal Dapat Nilai Kecil, Dewa Aditya Kecanduan Belajar Matematika

  • www.nusabali.com-berawal-dapat-nilai-kecil-dewa-aditya-kecanduan-belajar-matematika

Berawal dari rasa jengah mendapatkan nilai kecil, ternyata membuat I Dewa Nyoman Aditya Maha Diputra, 15, mencintai ilmu matematika. 

DENPASAR, NusaBali
Pelajar yang sekarang tengah duduk di kelas X MIA 5 SMAN 1 Denpasar ini baru saja meraih medali perak dalam olimpiade matematika se-Jawa Bali yang diselenggarakan Universitas Islam Malang pada 9 September 2018 lalu.

Ditemui di SMAN 1 Denpasar, Dewa Aditya menceritakan kecintaannya pada ilmu matematika dimulai sejak SD. Awalnya, saat kelas III SD, Aditya merasa kecil hati karena mendapat nilai rendah dibanding teman-temannya. “Waktu itu saya dapat nilai 50, sedangkan teman-teman ada yang sampai dapat nilai 90. Dari situ saya mencoba belajar matematika lebih banyak,” ceritanya.

Ternyata, setelah masuk ke dunia matematika, Dewa Aditya malah kecanduan. Sejak itu, matematika bak ilmu yang selalu membuat penasaran. Karena penasaran, akhirnya membuat dirinya tertantang untuk menemukan jawabannya. Sejak saat itulah, pelajar asal Banjar Sekar, Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng ini rajin mengikuti olimpiade matematika, baik di dalam maupun luar Bali. “Sampai saat ini saya sudah mengumpulkan 30 piala dan 5 medali. Saya ikut olimpiade (OSN) di Bali dan di luar juga seperti di Surabaya dan Malang,” tutur remaja kelahiran 19 April 2003 ini.

Dalam olimpiade di Universitas Islam Malang beberapa waktu lalu, Aditya harus mengalahkan ratusan peserta lain di babak penyisihan sebelum berhasil melangkah ke final. Dari Bali, Aditya berhasil masuk final bersama empat orang lainnya yakni dari SMAN 1 Negara, MAN 1 Negara, SMAN Singaraja dan SMAN 3 Denpasar. Dari pemeringkatan di Bali sendiri, Aditya bertengger di posisi kedua setelah siswa SMAN 1 Negara.

Menurut putra pasangan I Dewa Made Surya Dharma Sadputra dan Ni Putu Eka Jayanti ini, tantangan yang dihadapi saat ikut lomba adalah menjawab soal dengan waktu yang relatif singkat. Sedangkan materi yang belum sepenuhnya dikuasai adalah soal peluang atau kombinatorik. “Soalnya lumayan banyak, terus waktunya lumayan singkat. Jadi harus mikir cepat sama tepat,” katanya.

Sementara itu, guru matematika sekaligus Pembina Dewa Aditya, Anak Agung Gede Bagus Supartapa, mengaku terus memberi dukungan terhadap kemampuan dan minat anak didiknya itu. Apalagi cita-cita Aditya yang ingin kuliah di ITB, AA Supartapa berharap bisa membimbing anak didiknya hingga bisa lolos ke perguruan tinggi favoritnya tersebut. Selanjutnya, Aditya masih akan dibimbing untuk mempersiapkan diri ikut dalam ajang yang sama di ITS nanti. “Anak ini memang cerdas. Karena saya perhatikan waktu mengajar, dia tetap bantu temannya dengan cara mengajari caranya menjawab soal. Dia bukan memberitahu jawabannya, tetapi membimbing temannya menemukan jawaban sendiri. Kalau sudah saatnya tes, dia kerjakan sendiri dan setor paling dulu,” ungkap AA Supartapa.ind

Komentar