Wisman China ke Bali Disalip Eropa
Efek Gunung Agung belum membuat wisman China berduyun-duyun ke Bali. Dominasi China pun dipatahkan kunjungan wisman Eropa.
DENPASAR, NusaBali
Dominasi China yang sejak 2017 mengirim wisman terbanyak ke Bali kini disalip turis-turis negara Eropa. Jumlah wisman China yang berwisata ke Bali dari Januari-Agustus 2018, sebanyak 827.142 orang. Angka ini anjlok 21,20 persen dibanding periode sama Januari-Agustus 2017.
Sebaliknya pada periode yang sama, jumlah wisman Eropa yang berwisata ke Bali mencapai 874.273 orang, atau meningkat 9,66 persen dibanding Januari-Agustus 2017. Sedangkan jumlah wisman ke Bali secara keseluruhan pada Januari-Agustus 2018, sebanyak 4.097.892.
Humas Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali Gilda Sagrado, mengatakan ini adalah untuk yang pertama kalinya sejak 2017 posisi China merosot. “Itu artinya Eropa merebut posisi puncak top market untuk Bali,” jelas Gilda, Jumat (21/9).
Hal itu juga mengisyaratkan pasar China masih belum pulih, pasca imbas erupsi Gunung Agung pada September- Desember 2017. Apakah posisi Eropa akan tetap bertahan? Kata Gilda tentu masih menunggu perkembangan berikutnya.
Dijelaskan Gilda pemetaan pangsa pasar wisata Bali didasarkan lebih pada karakteristiknya. Salah satunya bisa dikenali dari reaksi pasar. Misalnya, AS dan Kanada, akan bereaksi sama ketika diterapkan dalam satu strategi pemasaran.
Sebaliknya untuk ke China, Hongkong dan Taiwan, tidak bisa dilakukan satu strategi, karena akan memberikan reaksi berbeda apabila satu strategi diterapkan. “Contohnya bikin flyer kepada pasar China kami gunakan bahasa Mandarin simple. Sedang cetak flyer untuk pasar Hongkong harus menggunakan bahasa Mandarin tradisional. Huruf-hurufnya juga beda,” papar Gilda.
Pola pemetaan pendekatan karekateristik pula dengan pangsa pasar Eropa. Menurut Gilda, karena Eropa yang borderless, maka Negara-negara Eropa dikelompokkan dalam satu pasar atau one market. Contohnya paket wisata untuk di Jerman, juga bisa dijual di Austria. “Azas monokarakteristik pasar yang kami gunakan,” terang Gilda.
Selain China, yang melorot jumlah wismanya ke Bali, pada Januari-Agustus 2018 dibanding Januari-Agustus 2017, adalah Jepang, Taiwan dan Korsel. *k17
Dominasi China yang sejak 2017 mengirim wisman terbanyak ke Bali kini disalip turis-turis negara Eropa. Jumlah wisman China yang berwisata ke Bali dari Januari-Agustus 2018, sebanyak 827.142 orang. Angka ini anjlok 21,20 persen dibanding periode sama Januari-Agustus 2017.
Sebaliknya pada periode yang sama, jumlah wisman Eropa yang berwisata ke Bali mencapai 874.273 orang, atau meningkat 9,66 persen dibanding Januari-Agustus 2017. Sedangkan jumlah wisman ke Bali secara keseluruhan pada Januari-Agustus 2018, sebanyak 4.097.892.
Humas Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali Gilda Sagrado, mengatakan ini adalah untuk yang pertama kalinya sejak 2017 posisi China merosot. “Itu artinya Eropa merebut posisi puncak top market untuk Bali,” jelas Gilda, Jumat (21/9).
Hal itu juga mengisyaratkan pasar China masih belum pulih, pasca imbas erupsi Gunung Agung pada September- Desember 2017. Apakah posisi Eropa akan tetap bertahan? Kata Gilda tentu masih menunggu perkembangan berikutnya.
Dijelaskan Gilda pemetaan pangsa pasar wisata Bali didasarkan lebih pada karakteristiknya. Salah satunya bisa dikenali dari reaksi pasar. Misalnya, AS dan Kanada, akan bereaksi sama ketika diterapkan dalam satu strategi pemasaran.
Sebaliknya untuk ke China, Hongkong dan Taiwan, tidak bisa dilakukan satu strategi, karena akan memberikan reaksi berbeda apabila satu strategi diterapkan. “Contohnya bikin flyer kepada pasar China kami gunakan bahasa Mandarin simple. Sedang cetak flyer untuk pasar Hongkong harus menggunakan bahasa Mandarin tradisional. Huruf-hurufnya juga beda,” papar Gilda.
Pola pemetaan pendekatan karekateristik pula dengan pangsa pasar Eropa. Menurut Gilda, karena Eropa yang borderless, maka Negara-negara Eropa dikelompokkan dalam satu pasar atau one market. Contohnya paket wisata untuk di Jerman, juga bisa dijual di Austria. “Azas monokarakteristik pasar yang kami gunakan,” terang Gilda.
Selain China, yang melorot jumlah wismanya ke Bali, pada Januari-Agustus 2018 dibanding Januari-Agustus 2017, adalah Jepang, Taiwan dan Korsel. *k17
Komentar