Nasabah Bank BRI Bingung
Seorang nasabah Bank BRI mengaku kehilangan uang di rekening tabungannya.
Rp 87 Juta Hilang dari Rekening
PONOROGO, NusaBali
Uang berjumlah Rp 87.654.321.000 hilang sejak Desember 2017 lalu. Korbannya adalah Didin Irianawati warga Jalan Sulawesi, Kecamatan Kota, Ponorogo. Dia mengaku kaget raibnya uang di rekening tabungannya secara mendadak.
"Tanggal 25 Desember 2017 waktu itu kami sekeluarga sedang makan ada telepon masuk ke nomor ibu saya terus bilang kalau dari call center BRI. Pihaknya pun tahu nama lengkap ibu saya dan alamat kami karena saya curiga penelpon ini minta nomor token akhirnya saya tutup teleponnya," terang anak korban, Alfian Bayu Wicaksono (25), Jumat (21/9) seperti dilansir detik.
Alfian menambahkan sebelum adanya telepon tersebut, ada sms masuk ke HP ibunya yang memberitahukan adanya transaksi pengiriman uang dari rekening ibunya ke rekening orang lain atas nama Hendra Mulyana sebesar Rp 87.654.321.000
"Akhirnya saya nyoba cek ke ATM terdekat, tapi tidak bisa ternyata ATM ibu saya diblokir," jelasnya.
Bahkan pada hari yang sama usai berkurangnya uang tersebut, penelpon masih terus menghubungi ibunya hingga pukul 16.00 WIB.
"Mungkin pelaku tahu kalau masih ada saldo di rekening ibu saya, makanya ditelepon terus," tambahnya.
Karena waktu itu hari libur natal, Alfian pun baru bisa melaporkan kejadian ini ke polisi selang dua hari kemudian atau tepatnya tanggal 27 Desember 2017. Tidak hanya melapor ke Polres Ponorogo, korban pun mendatangi kantor Bank BRI untuk melaporkan kejadian ini.
"Kata pihak bank nunggu 15 hari lagi tapi sampai sekarang belum ada kejelasannya," paparnya.
Menurut Alfian, pihak bank seolah-olah tidak percaya dengan laporannya. Disangkanya dia membocorkan informasi pribadi ke pihak penipu. Padahal dengan jelas, Alfian maupun ibunya tidak memberikan nomor token atau informasi apapun.
"Kalau yang ditelepon saat itu hanya ibu saya, mungkin saya bisa berburuk sangka ke ibu, tapi ini pas kami sekeluarga makan dan saya tahu persis ibu atau saya tidak memberikan informasi apapun ke penipu itu. Tahu-tahu uang ibu saya raib," tegas dia.
Alfian yang geram karena kasus ini tidak segera tertangani dengan baik, ia pun meminta bantuan teman-temannya yang bekerja di bank untuk melacak si penipu. Usai mendapatkan transferan dana dari Didin, si penipu tersebut langsung mentransfer uang tersebut ke beberapa rekening.
"Kami juga sempat meminta percakapan telepon kami ke pihak grapari, namun sampai sekarang belum ada respon," imbuhnya. Alfian sempat meminta polisi untuk mengeluarkan surat demi meminta rekaman isi telepon dirinya dengan penipu dan membuktikan jika dirinya tidak memberikan informasi pribadi terkait rekening ibunya.
"Kami hanya ingin supaya kasus ini cepat terselesaikan dengan baik, ini sudah 9 bulan belum ada kemajuan apapun dari laporan kami," tandasnya. Bank BRI di Ponorogo, belum bisa memberikan jawaban atas kasus ini. Sebab, pimpinannya sedang berada di luar kota. Manajemen bank pun tidak berani menanggapi kasus ini. *
PONOROGO, NusaBali
Uang berjumlah Rp 87.654.321.000 hilang sejak Desember 2017 lalu. Korbannya adalah Didin Irianawati warga Jalan Sulawesi, Kecamatan Kota, Ponorogo. Dia mengaku kaget raibnya uang di rekening tabungannya secara mendadak.
"Tanggal 25 Desember 2017 waktu itu kami sekeluarga sedang makan ada telepon masuk ke nomor ibu saya terus bilang kalau dari call center BRI. Pihaknya pun tahu nama lengkap ibu saya dan alamat kami karena saya curiga penelpon ini minta nomor token akhirnya saya tutup teleponnya," terang anak korban, Alfian Bayu Wicaksono (25), Jumat (21/9) seperti dilansir detik.
Alfian menambahkan sebelum adanya telepon tersebut, ada sms masuk ke HP ibunya yang memberitahukan adanya transaksi pengiriman uang dari rekening ibunya ke rekening orang lain atas nama Hendra Mulyana sebesar Rp 87.654.321.000
"Akhirnya saya nyoba cek ke ATM terdekat, tapi tidak bisa ternyata ATM ibu saya diblokir," jelasnya.
Bahkan pada hari yang sama usai berkurangnya uang tersebut, penelpon masih terus menghubungi ibunya hingga pukul 16.00 WIB.
"Mungkin pelaku tahu kalau masih ada saldo di rekening ibu saya, makanya ditelepon terus," tambahnya.
Karena waktu itu hari libur natal, Alfian pun baru bisa melaporkan kejadian ini ke polisi selang dua hari kemudian atau tepatnya tanggal 27 Desember 2017. Tidak hanya melapor ke Polres Ponorogo, korban pun mendatangi kantor Bank BRI untuk melaporkan kejadian ini.
"Kata pihak bank nunggu 15 hari lagi tapi sampai sekarang belum ada kejelasannya," paparnya.
Menurut Alfian, pihak bank seolah-olah tidak percaya dengan laporannya. Disangkanya dia membocorkan informasi pribadi ke pihak penipu. Padahal dengan jelas, Alfian maupun ibunya tidak memberikan nomor token atau informasi apapun.
"Kalau yang ditelepon saat itu hanya ibu saya, mungkin saya bisa berburuk sangka ke ibu, tapi ini pas kami sekeluarga makan dan saya tahu persis ibu atau saya tidak memberikan informasi apapun ke penipu itu. Tahu-tahu uang ibu saya raib," tegas dia.
Alfian yang geram karena kasus ini tidak segera tertangani dengan baik, ia pun meminta bantuan teman-temannya yang bekerja di bank untuk melacak si penipu. Usai mendapatkan transferan dana dari Didin, si penipu tersebut langsung mentransfer uang tersebut ke beberapa rekening.
"Kami juga sempat meminta percakapan telepon kami ke pihak grapari, namun sampai sekarang belum ada respon," imbuhnya. Alfian sempat meminta polisi untuk mengeluarkan surat demi meminta rekaman isi telepon dirinya dengan penipu dan membuktikan jika dirinya tidak memberikan informasi pribadi terkait rekening ibunya.
"Kami hanya ingin supaya kasus ini cepat terselesaikan dengan baik, ini sudah 9 bulan belum ada kemajuan apapun dari laporan kami," tandasnya. Bank BRI di Ponorogo, belum bisa memberikan jawaban atas kasus ini. Sebab, pimpinannya sedang berada di luar kota. Manajemen bank pun tidak berani menanggapi kasus ini. *
Komentar