nusabali

Gubernur Koster Harap Pusat Perhatikan Infrastruktur Bali

  • www.nusabali.com-gubernur-koster-harap-pusat-perhatikan-infrastruktur-bali

Bali merupakan salah satu primadona destinasi pariwisata dunia, serta acapkali terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan-kegiatan berskala internasional.

Bali Kerap Jadi Tuan Rumah Kegiatan Berskala Internasional  


MANGUPURA, NusaBali
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, infrastruktur baik darat, laut, dan udara masih sering menjadi permasalahan. Untuk itu, peran pusat sangat diharapkan guna pengembangan infrastruktur di Bali.

Penegasan tersebut disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster saat mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meresmikan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu (22/9).

“Kami berharap adanya perhatian pemerintah pusat untuk mendukung infrastruktur Bali, sehingga bisa memiliki infrastruktur dengan standar pelayanan yang memadai,” tegas Koster.

“Kemampuan fiskal Bali sangat rendah. APBD Provinsi Bali hanya Rp 5,9 triliun tetapi PAD cuma Rp 3,4 triliun. Dana itu sebagian habis untuk biaya rutin sedangkan yang lain habis untuk biaya pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Kami mengapresiasi selama ini bapak menteri mempunyai komitmen dan kepedulain sangat tinggi terhadap Bali. Inilah yang kami harapkan untuk ke depan. Bantu kami, supaya kami mampu melakukan suatu hal yang besar untuk Bali,” ujar Koster.

Koster menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai yang disebutnya merupakan satu bentuk dukungan pusat, terutama terkait penyelenggaraan Annual Meeting IMF–World Bank (IMF–WB) pada Oktober mendatang.

Koster yang didampingi Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra menyampaikan, Annual Meeting IMF–WB yang diharapkan bisa membangkitkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang merupakan salah satu roda penggerak ekonomi Bali. Untuk itu, Koster meminta pelaku UMKM turut dilibatkan dalam even tersebut.

“Berikan ruang pada pelaku UMKM untuk terlibat di dalamnya, sehingga masyarakat bisa merasakan dampaknya secara ekonomi, dan menjadi kesempatan untuk lahirnya pengusaha pemula menjadi seorang profesional. Seperti kuliner Bali bisa diperkenalkan dalam pelaksanaannya,” ujar Koster sambil mengajak seluruh stakeholder mensukseskan acara tersebut. “Mari persiapkan semua kegiatan dengan baik, Pemprov Bali pun siap mendukung penuh dalam mensukseskan even ini,” imbuhnya.

Menko Luhut menyatakan pembangunan underpass tersebut bisa menjadi solusi pengurai kemacetan lalu lintas yang seringkali terjadi di persimpangan dimaksud. “Pembangunan ini akan memperlancar lalu lintas khususnya Badung Selatan yang mobilitasnya sangat tinggi, terutama menghadapi perhelatan IMF–WB. Kami berharap bisa mengurai kemacetan 50 persen dari biasanya,” ujarnya.

Dijelaskannya, dukungan pusat terhadap penyelenggaraan IMF–WB juga berupa pengembangan Pelabuhan Benoa, perluasan Apron Bandara Ngurah Rai, dan perampungan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Peresmian underpass kedua di Bali yang dibangun dengan anggaran Rp 168,38 miliar ini ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti. Sejam setelah diresmikan underpass sepanjang 712 meter ini langsung open traffic (dibuka untuk kendaraan umum).

Menko Luhut menyampaikan, proyek ini dalam kontrak dikerjakan pada 26 September 2017 hingga 20 Oktober 2018. Namun hasil kerja keras tim Kementerian PUPR, proyek ini dapat diselesaikan 50 hari lebih cepat, yakni 31 Agustus 2018. Kemudian diserahterimakan per 5 September 2018.

Dikatakannya, tim dari IMF–WB kini sudah ada yang tiba di Bali dan mulai bekerja. Menurutnya data terkini jumlah delegasi yang datang lebih dari 19.000 orang. Dengan tambahan jumlah itu permintaan kendaraan juga meningkat.

Menko Luhut menyatakan, awalnya sudah dihitung sekitar 3.400 kendaraan. Sekarang diminta mobil berukuran kecil sebanyak 4.000 unit kendaraan. Yang perlu dipikirkan sekarang adalah bagaimana caranya agar tak terjadi macet total.

“IMF tinggal dua minggu lebih. Pertemuan itu nanti merupakan terakbar di luar Amerika sejak IMF digelar 1946. Ini suatu hal yang luar biasa untuk Bali. Mari kita sama-sama membuat Bali tenang. Kita menjadi tuan rumah yang baik,” tuturnya. *po

Komentar