Pemkab Luncurkan Program Proteksi Petani
Bupati Badung bersama sejumlah pejabat dan krama subak melakukan penggropyokan hama tikus di kawasan Subak Sengempel. Hasil panen krama subak setempat anjlok akibat hama tikus.
MANGUPURA, NusaBali
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyatakan untuk melindungi petani dan pertanian, pemkab tengah menyiapkan sejumlah program kebijakan. Untuk itu, pemkab akan meluncurkan program asuransi pertanian dan subak mandiri.
“Saya selaku bupati Badung menginginkan bagaimana krama petani di Badung, benar-benar bangga menjadi petani. Caranya adalah dengan membuat petani itu sejahtera,” kata Bupati Giri Prasta saat mengikuti kegiatan penggropyokan hama tikus di wilayah Subak Sengempel, Pasedahan Yeh Sungi, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Minggu (10/4) pagi.
Dikatakannya, untuk menjaga agar petani tidak merugi apabila gagal panen, Bupati Giri Prasta meyakinkan petani untuk mendapat bantuan. Caranya dengan kebijakan asuransi pertanian. “Saat ini sedang kami formulasikan,” imbuhnya.
Selain program asuransi pertanian, Bupati Giri Prasta juga memaparkan kebijakan subak mandiri. Dimana pemerintah mengalokasikan anggaran kepada subak, seperti Subak Sengempel yang tahun anggaran 2016 ini menerima bantuan sebesar Rp 1,2 miliar. Dana ini diharapkan benar-benar dikelola dengan baik untuk kebutuhan krama subak. Di antaranya, bisa untuk perbaikan sarana irigasi, pembangunan jalan usaha tani (JUT), lantai jemur, hingga gudang penyimpanan padi.
Sementara itu kegiatan penggropyokan tikus yang dimotori oleh Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Badung, bersama-sama krama Subak Sengempel, Pasedahan Yeh Sungi, Desa Bongkasa, dihadiri Kepala Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung I Wayan Adi Arnawa, Camat Abiansemal I Putu Thomas Yuniarta, serta Ketua Komisi II DPRD Badung I Nyoman Dirgayusa dan Danramil Abiansemal Kapten Inf Ida Komang Widnyana, anggota TNI serta krama subak setempat. Bupati Giri Prasta ikut membantu penggropyokan hama tikus di persawahan warga.
Menurut Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Badung IGAK Sudaratmaja, hama tikus cukup parah menyerang lahan persawahan di subak tersebut. Alhasil panen petani kurang maksimal.
“Di Subak Sengempel memang banyak hama tikusnya. Jadi pemerintah bersama para petani melakukan penggropyokan. Bapak bupati juga ikut membantu,” ujar Sudaratmaja.
Sudaratmaja menjelaskan penggropyokan hama tikus dilakukan dengan cara mengasapi terlebih dahulu lubang-lubang tikus, dengan menggunakan asap belerang. Bila tikus keluar dari tempat persembunyiannya, maka beramai-ramai warga menangkapnya. “Jadi asap belerang ditarus di lubang tikus supaya tikus keluar,” jelasnya sembari menyatakan jumlah tikus yang berhasil tertangkap kemarin sekitar seratusan.
Di Subak Sengempel sebetulnya sudah selesai masa panennya tiga pekan sebelumnya. Karena hasilnya kurang maksimal, petani dan pemerintah sepakat untuk melakukan penggropyokan agar saat masa tanam berikutnya tidak diserang lagi oleh hama tikus. “Sekarang petani belum memulai menanam lagi. Baru siap-siap olah tanah. Yang penting lubang-lubang sudah diasapi, sehingga kalau ada anak-anaknya (anak tikus) dalam lubang akan mati,” tandasnya.
Pekaseh Subak Sengempel I Wayan Setiawan secara terpisah mengaku, serangan hama tikus sudah membuat petani merugi. Musim panen terakhir, hasilnya kurang maksimal. “Kami mengucapkan terima kasih pemerintah membantu petani memberantas hama tikus,” ucapnya. Menurut Setiawan, Subak Sengempel memiliki luas lahan 97 hektare, dengan jumlah petani 277 orang. 7 asa
Komentar