10 Tim SMAN Bali Mandara Lolos OPSI
Peserta final OPSI dari Provinsi Bali berjumlah 12 tim, sebanyak 10 tim disapu SMAN Bali Mandara.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 10 tim siswa SMAN Bali Mandara akhirnya lolos ke babak final dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2018. Mereka pun siap menghadapi penilaian dewan juri pada pertengahan Oktober mendatang, lengkap dengan presentasi karya inovatif hasil penelitian.
Sebelum dinyatakan lolos sebagai finalis, tim SMAN Bali Mandara Young Scientist Club (SYSC) di bawah bimbingan I Wayan Madiya SPd MPd dan Gema Elektronika SMAN Bali Mandara (Gerba) bimbingan Kadek Yuli Artama ST, mereka bersaing dengan 1.780 judul penelitian di Indonesia. Bahkan dalam ajang bergengsi yang digelar Kemendikbud setiap tahunnya ini, SMAN Bali Mandara mengirim 54 tim penelitiannya.
“Awalnya ada 54 tim siswa kami yang ikut, tapi yang dinyatakan lolos 17 September lalu hanya 10 tim,” kata I Wayan Madya yang ditemui saat melakukan pendampingan siswanya, Sabtu (22/9) siang lalu. Dari ribuan peserta, pihak panitia memutuskan 105 tim yang akan mempresentasikan hasil penelitiannya pada pertengahan Oktober mendatang untuk menetapkan juara.
Peserta final OPSI dari Bali berjumlah 12 tim. Sepuluh tim disapu SMAN Bali Mandara, satu tim dari SMAN 4 Singaraja dan tim lainnya dari SMAN 2 Mendoyo Jembrana. Madya pun mengatakan sepuluh tim penelitian siswanya yang lolos ke final, di antaranya dalam bentuk aplikasi inovatif hingga teknologi terbarukan yang dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas.
Seperti aplikasi macapat untuk bisa sebagai media pembelajaran dan hiburan, media pembelajaran interaktif UKBM Kimia berbasis android, inovasi komik inovatif paribasa Bali untuk meningkatkan minat baca siswa SD terhadap pelajaran Bahasa Bali, pluralisme masyarakat Islam dan masyarakat Hindu Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
Ada juga Smart Portable Vaccine Cooler (Sporter) alat pendingin inovatif yang diciptakan untuk tempat menyimpan vaksin, Smart Automatic Poison Vulcano Alarm (Satpam), alat mendeteksi gas beracun pada gunung berapi, Tisu Anti Galau (TAG), Detektor Kebuntingan Sapi Inovatif (Detektif) yang didedikasikan untuk mendeteksi sapi bunting, Rotten Eggs Detector Solarcell (Redsol) alat pendeteksi telur busuk, dan Smart Innovation Of Garbage Monitoring Automatic (Sigma) pendeteksi volume sampah.
Seluruh penelitian tersebut dikatakan Madya sudah disusun dan dipersiapkan anak didiknya sejak bulan Januari hingga Agustus lalu, berdasarkan kendala dan masalah yang ditemukan di masyarakat.
Setelah diumumkan lolos ke babak final, puluhan siswanya kini sedang menyempurnakan hasil penelitian mereka untuk menjadi yang terbaik di Indonesia.
Keikutsertaan SMAN Bali Mandara dalam penyelenggaran OPSI sudah sejak tahun 2013. Dengan kewajiban siswanya melakukan satu penelitian untuk mengakhir studi, setiap tahunnya SMAN Bali Mandara tidak pernah absen. Diawali dengan 2 tim yang lolos di tahun 2013, meningkat menjadi 5 tim di tahun 2014, dua tim di tahun 2015, empat tim di tahun 2016, 6 tim di tahun 2017 dan 10 tim di tahun 2018.
Sementara itu dalam meraih capaian tersebut, SMAN Bali Mandara sudah melakukan pembinaan jauh-jauh hari dengan sangat intensif. Mulai dari konsultasi ide sampai dengan pembuatan karya tulis. Dalam pembuatan produk baik alat maupun aplikasi juga dilakukan secara intensif dan berkala serta konsultasi dengan pembina untuk menghasilkan karya yang benar-benar berdaya guna dan berkualitas.
Tim kami di ekstra KIR itu selalu menerapkan kiat KUCARE, yakni Komitmen, Ulet, Care, Antusias, Respect dan Empati, disertai dengan kerja keras, bimbingan dari pembimbing dan doa maka untuk meraih medali OPSI,” kata Madya. *k23
Sebanyak 10 tim siswa SMAN Bali Mandara akhirnya lolos ke babak final dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2018. Mereka pun siap menghadapi penilaian dewan juri pada pertengahan Oktober mendatang, lengkap dengan presentasi karya inovatif hasil penelitian.
Sebelum dinyatakan lolos sebagai finalis, tim SMAN Bali Mandara Young Scientist Club (SYSC) di bawah bimbingan I Wayan Madiya SPd MPd dan Gema Elektronika SMAN Bali Mandara (Gerba) bimbingan Kadek Yuli Artama ST, mereka bersaing dengan 1.780 judul penelitian di Indonesia. Bahkan dalam ajang bergengsi yang digelar Kemendikbud setiap tahunnya ini, SMAN Bali Mandara mengirim 54 tim penelitiannya.
“Awalnya ada 54 tim siswa kami yang ikut, tapi yang dinyatakan lolos 17 September lalu hanya 10 tim,” kata I Wayan Madya yang ditemui saat melakukan pendampingan siswanya, Sabtu (22/9) siang lalu. Dari ribuan peserta, pihak panitia memutuskan 105 tim yang akan mempresentasikan hasil penelitiannya pada pertengahan Oktober mendatang untuk menetapkan juara.
Peserta final OPSI dari Bali berjumlah 12 tim. Sepuluh tim disapu SMAN Bali Mandara, satu tim dari SMAN 4 Singaraja dan tim lainnya dari SMAN 2 Mendoyo Jembrana. Madya pun mengatakan sepuluh tim penelitian siswanya yang lolos ke final, di antaranya dalam bentuk aplikasi inovatif hingga teknologi terbarukan yang dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas.
Seperti aplikasi macapat untuk bisa sebagai media pembelajaran dan hiburan, media pembelajaran interaktif UKBM Kimia berbasis android, inovasi komik inovatif paribasa Bali untuk meningkatkan minat baca siswa SD terhadap pelajaran Bahasa Bali, pluralisme masyarakat Islam dan masyarakat Hindu Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
Ada juga Smart Portable Vaccine Cooler (Sporter) alat pendingin inovatif yang diciptakan untuk tempat menyimpan vaksin, Smart Automatic Poison Vulcano Alarm (Satpam), alat mendeteksi gas beracun pada gunung berapi, Tisu Anti Galau (TAG), Detektor Kebuntingan Sapi Inovatif (Detektif) yang didedikasikan untuk mendeteksi sapi bunting, Rotten Eggs Detector Solarcell (Redsol) alat pendeteksi telur busuk, dan Smart Innovation Of Garbage Monitoring Automatic (Sigma) pendeteksi volume sampah.
Seluruh penelitian tersebut dikatakan Madya sudah disusun dan dipersiapkan anak didiknya sejak bulan Januari hingga Agustus lalu, berdasarkan kendala dan masalah yang ditemukan di masyarakat.
Setelah diumumkan lolos ke babak final, puluhan siswanya kini sedang menyempurnakan hasil penelitian mereka untuk menjadi yang terbaik di Indonesia.
Keikutsertaan SMAN Bali Mandara dalam penyelenggaran OPSI sudah sejak tahun 2013. Dengan kewajiban siswanya melakukan satu penelitian untuk mengakhir studi, setiap tahunnya SMAN Bali Mandara tidak pernah absen. Diawali dengan 2 tim yang lolos di tahun 2013, meningkat menjadi 5 tim di tahun 2014, dua tim di tahun 2015, empat tim di tahun 2016, 6 tim di tahun 2017 dan 10 tim di tahun 2018.
Sementara itu dalam meraih capaian tersebut, SMAN Bali Mandara sudah melakukan pembinaan jauh-jauh hari dengan sangat intensif. Mulai dari konsultasi ide sampai dengan pembuatan karya tulis. Dalam pembuatan produk baik alat maupun aplikasi juga dilakukan secara intensif dan berkala serta konsultasi dengan pembina untuk menghasilkan karya yang benar-benar berdaya guna dan berkualitas.
Tim kami di ekstra KIR itu selalu menerapkan kiat KUCARE, yakni Komitmen, Ulet, Care, Antusias, Respect dan Empati, disertai dengan kerja keras, bimbingan dari pembimbing dan doa maka untuk meraih medali OPSI,” kata Madya. *k23
Komentar