nusabali

Bondres Grongseng Poleng Sosialisasikan Program Gubernur

  • www.nusabali.com-bondres-grongseng-poleng-sosialisasikan-program-gubernur

Sekaa Bondres Grongseng Poleng pimpinan I Ketut Wijaya SH berhasil menghibur dan mengocok perut penonton di wantilan Desa Adat Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Sabtu (22/9) malam.

TABANAN, NusaBali
Mereka selingi lawakan dengan mensosialisasikan Nangun Sad Kertih Loka Bali, program unggulan Gubernur Wayan Koster dan Wakil Gubernur Ir Tjokorda Artha Ardana Sukawati. Bagi penonton, Grongseng Poleng bawakan materi sosialisasi dengan bagus, penuh canda namun mengena.

Sekaa Bondres Grongseng Poleng pentas di wantilan Desa Adat Kukuh karena ada permohonan dari Panitia Karya Padudusan Madya Pura Anyar Amertasari Banjar Munggal kepada Gubernur melalui Biro Humas Pemprov Bali. Ini merupakan pementasan ketiga kalinya untuk Desa Kukuh yang dibantu oleh Humas Pemprov Bali. “Kami sempat pentaskan Sekaa Bondres Gingsul Merenges di Banjar Lodalang, Sekaa Bondres Dadong Rerod di Banjar Denuma, dan sekarang atas permohonan krama Banjar Munggal. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak gubernur dan Karo Humas Pemprov Bali,” ungkap Perbekel Desa Kukuh, I Made Sugianto.

Pada pementasan Bondres Grongseng Poleng, Wija yang diperankan Ketut Wijana dan Kumis yang diperankan Made Sartika mengupas tuntas Sad Kertih Loka Bali. Dalam Lontar Purana Bali, Sad Kertih terdiri atas Atma Kertih, yaitu upaya untuk menyucikan atma. Kedua, Samudra Kertih, yaitu upaya untuk melestarikan samudra. Ketiga, Wana Kertih, upaya untuk melestarikan hutan. Keempat, Danu Kertih, upaya untuk menjaga kelestarian sumber air tawar di daratan. Kelima, Jagat Kertih, upaya untuk melestarikan keharmonisan hubungan sosial, serta keenam, Jana Kertih, upaya untuk menjaga kualitas individu.

Pementasan Bondres Grongseng Poleng Sabtu malam juga diperkuat Putu Raksa sebagai Liku, Ketut Megawati sebagai Galuh Liku. Ada pula pemain tambahan dari Jogjakarta, Simang Arta, sebagai penari joged. Bondres Grongseng Poleng mengambil tema kepemimpinan dengan tokoh I Gede Bungsil. Dalam kepemimpinannya, Gede Bungsil telah mampu bekerja dan berkarma. Pemimpin diiingatkan untuk tidak pamerih. Sebab di luar gaji, akan ada rezeki tak terduga atas karma yang diperbuat. *k21   

Komentar