20 Siswa se-Indonesia Ikut Domestic Exchange di Bangli
Sebanyak 20 siswa-siswi dari berbagai daerah di Indonesia diajak ‘Domestic Exchange’ selama 17-23 September 2018 ke Kabupaten Bangli untuk mempelajari pembelajaran antar budaya di kabupaten tersebut. Acara yang merupakan kerjasama Indonesia YES Alumni Association bekerjasama dengan Yayasan Bina Antarbudaya ini untuk memperingati 15 Tahun Program KL-YES.
DENPASAR, NusaBali
Kegiatan ini ditujukan agar para siswa mendapatkan pembelajaran antar budaya dari daerah-daerah di Indonesia, menghargai perbedaan dan juga menumbuhkan nasionalisme mereka. Kegiatan Domestic Exchange ini meliputi, community service ke SD Kubu Penglipuran, pelatihan berbicara di depan umum melalui promosi daerah oleh setiap siswa, dan penjelasan menghargai perbedaan antar agama yang dibawakan oleh Kak Jacky Manuputty (Provokator Perdamaian dari Ambon).
“Kegiatan ini yang jelas sudah mampu menumbuhkan saling pengertian antar budaya yang berbeda khususnya yang ada di Indonesia di kalangan generasi muda. Kegiatan ini mendapatkan satu motivasi yang bagus dari peserta. Kita harapkan apa yang dilakukan di Bali ini bisa menjadi model untuk kegiatan serupa di kemudian hari,” ujar Ketua Denpasar, Drs I Dewa Gede Windu Sancaya MHUm, Minggu (23/9).
Selama berada di Bangli, para siswa tinggal dengan keluarga angkat sehingga diharapkan mereka dapat mengalami dan menerapkan pembelajaran budaya melalui interaksi langsung. Diharapkan dengan berjalannya kegiatan ini para siswa dapat mengalami perkembangan yang menonjol dalam hal kemandirian dan rasa percaya diri, serta semakin mengenal lebih dalam karakteristik kebudayaan tiap daerah di Indonesia, agar mereka mempunyai nasionalisme yang kuat sebagai bekal untuk menghadapi persaingan global kelak. “Para peserta sangat senang mengikuti program ini dan bahkan merasa program yang hanya hampir seminggu ini masih kurang lama. Peserta ingin di kegiatan-kegiatan yang mendatang bisa ditambah lagi waktu dan kegiatannya,” terang Windu Sancaya.
Kegiatan Domestic Exchange ini diadakan dalam rangka perayaan 15 tahun Program Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study, atau lebih dikenal dengan Program YES, program beasiswa yang disponsori oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat bagi siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat dari sejumlah negara untuk tinggal bersama keluarga Amerika dan belajar selama satu tahun akademik di sekolah di Amerika Serikat.
“Kegiatan Domestic Exchange ini baru pertama kali, kaitannya dengan peringatan 15 tahun KL-YES, ditujukan untuk siswa-siswa yang terbaik, tetapi karena keterbatasan tempat untuk mengirim mereka ke Amerika, maka mereka diberikan kesempatan untuk melakukan program ini. Ini sifatnya antar daerah, ada 20 daerah di seluruh Indonesia yang ikut kegiatan ini,” jelasnya.
Hingga saat ini, Bali memiliki sekitar 19 alumni yang mengikuti program pertukaran pelajar Bina Antarbudaya. Windu Sancaya berharap anak-anak muda Bali terutama pelajar SMA memanfaatkan kesempatan ikut pertukaran pelajar karena akan sangat bermanfaat bagi pelajar itu sendiri, baik wawasan maupun pengalaman. “Sekarang ini seleksinya makin ketat. Namun kesempatan ini sangat terbuka bagi para pelajar Bali, siapapun itu yang punya tes akademik dan non akademis yang bagus. Sekolah juga jangan ragu-ragu. Berikan kesempatan para siswa untuk ikut program ini, karena program ini sangat bermanfaat,” harapnya. *ind
“Kegiatan ini yang jelas sudah mampu menumbuhkan saling pengertian antar budaya yang berbeda khususnya yang ada di Indonesia di kalangan generasi muda. Kegiatan ini mendapatkan satu motivasi yang bagus dari peserta. Kita harapkan apa yang dilakukan di Bali ini bisa menjadi model untuk kegiatan serupa di kemudian hari,” ujar Ketua Denpasar, Drs I Dewa Gede Windu Sancaya MHUm, Minggu (23/9).
Selama berada di Bangli, para siswa tinggal dengan keluarga angkat sehingga diharapkan mereka dapat mengalami dan menerapkan pembelajaran budaya melalui interaksi langsung. Diharapkan dengan berjalannya kegiatan ini para siswa dapat mengalami perkembangan yang menonjol dalam hal kemandirian dan rasa percaya diri, serta semakin mengenal lebih dalam karakteristik kebudayaan tiap daerah di Indonesia, agar mereka mempunyai nasionalisme yang kuat sebagai bekal untuk menghadapi persaingan global kelak. “Para peserta sangat senang mengikuti program ini dan bahkan merasa program yang hanya hampir seminggu ini masih kurang lama. Peserta ingin di kegiatan-kegiatan yang mendatang bisa ditambah lagi waktu dan kegiatannya,” terang Windu Sancaya.
Kegiatan Domestic Exchange ini diadakan dalam rangka perayaan 15 tahun Program Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study, atau lebih dikenal dengan Program YES, program beasiswa yang disponsori oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat bagi siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat dari sejumlah negara untuk tinggal bersama keluarga Amerika dan belajar selama satu tahun akademik di sekolah di Amerika Serikat.
“Kegiatan Domestic Exchange ini baru pertama kali, kaitannya dengan peringatan 15 tahun KL-YES, ditujukan untuk siswa-siswa yang terbaik, tetapi karena keterbatasan tempat untuk mengirim mereka ke Amerika, maka mereka diberikan kesempatan untuk melakukan program ini. Ini sifatnya antar daerah, ada 20 daerah di seluruh Indonesia yang ikut kegiatan ini,” jelasnya.
Hingga saat ini, Bali memiliki sekitar 19 alumni yang mengikuti program pertukaran pelajar Bina Antarbudaya. Windu Sancaya berharap anak-anak muda Bali terutama pelajar SMA memanfaatkan kesempatan ikut pertukaran pelajar karena akan sangat bermanfaat bagi pelajar itu sendiri, baik wawasan maupun pengalaman. “Sekarang ini seleksinya makin ketat. Namun kesempatan ini sangat terbuka bagi para pelajar Bali, siapapun itu yang punya tes akademik dan non akademis yang bagus. Sekolah juga jangan ragu-ragu. Berikan kesempatan para siswa untuk ikut program ini, karena program ini sangat bermanfaat,” harapnya. *ind
Komentar