nusabali

Dua Sekaa Cak SMA Beradu Kreasi di Art Center

  • www.nusabali.com-dua-sekaa-cak-sma-beradu-kreasi-di-art-center
  • www.nusabali.com-dua-sekaa-cak-sma-beradu-kreasi-di-art-center

Memasuki pekan ketiga parade cak modern Bali Mandara Nawanatya III, SMAN 2 Negara dan SMAN 8 Denpasar beradu kreasi seni di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya-Art Center, Denpasar, Minggu (23/9)  malam.

DENPASAR, NusaBali

Menurut AA Sagung Mas Ruscita Dewi sebagai kurator Bali Mandara Nawanatya III, meski baru tampil pertama kali, namun kedua sekolah ini mampu memberikan semangat kegembiraan dalam berkesenian cak.

“Kedua cak ini baru pertama ikut cak, yang terpenting anak-anak terlihat menikmati bermain cak, mereka gembira dan bahagia. Kedua sekolah ini memiliki semangat yang besar dalam menampilkan garapan cak dengan ciri khas masing-masing,” ujarnya.

Penampil pertama yang hadir dari SMAN 2 Negara mempersembahkan garapan cak bertajuk Hanoman Obong. Hanoman Obong sendiri menciptakan sepenggal kehidupan Hanoman yang diketahui sebagai kera baik hati sahabat Sri Rama. “Manusia sering lupa bahwa sahabat kita itu tidak hanya dari kalangan manusia saja, namun sahabat kita itu adalah alam semesta dan isinya juga,” ujar Gus Wawan sebagai pembina garapan Cak SMAN 2 Negara.

Hal itulah yang membuat Wawan dan rekan penggarap lainnya mengambil kisah Hanoman bahwa manusia hendaknya bersahabat dengan para binatang dan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Unsur teatrikal dan inovasi kecak SMAN 2 Negara sangatlah terasa. Penggunaan daun kelapa sebagai properti membuat garapan memiliki kesan yang hidup. “Cak dari SMAN 2 Negara menarik karena memakai daun-daun, jadi hidup dan meriah,” komentar Mas Ruscita.

Tidak jauh dari kisah Hanoman, SMAN 8 Denpasar juga membawakan lakon tentang kera yang tidak asing lagi yaitu Subali dan Sugriwa. Menurut sang pembina yakni I Nyoman Ariana, dipilihnya kisah ini sebagai garapan SMAN 8 Denpasar sebab memiliki konflik yang kuat dan bersemangat. “Subali Sugriwa ini ceritanya bersemangat dan bisa menghasilkan bunyi-bunyian yang lebih beragam,” jelas Ariana.

Penuturan Ariana pun senada dengan komentar Mas Ruscita. Dari pengamatan Mas, garapan SMAN 8 Denpasar memiliki bunyi yang lebih kuat. “Bunyi caknya lebih kuat dan total, tapi alurnya kurang variatif. Jeda waktu perlu diperhatikan, agar dapat mengatur pola nyanyian agar lebih bertenaga,” terang Mas Ruscita memberi saran. *ind

Komentar