Konsumsi Pertalite di Bali Melonjak
Trend konsumsi pertalite, menanjak 46 persen setelah adanya penurunan harga BBM terakhir.
Pertamina Luncurkan Outlet Pertalite ke-555 di Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis Pertalite kini mulai digandrungi masyarakat. Untuk melayani permintaan, Pertamina sudah menyediakan Pertalite di 554 outlet yang ada di Marketing Operation Region (MOR) V yang meliputi Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT. Perayaan sederhana digelar dalam peluncuran outlet ke-555 di SPBU 54.801.48 di Jalan Diponegoro, Pesanggaran, Denpasar Selatan pada Senin (11/4).
GM Pertamina MOR V, Ageng Giriyono didampingi pemilik SPBU, Wayan Rastika mengatakan, untuk wilayah MOR V sudah ada 555 outlet pertalite dari total sekitar 1.100 SPBU. Jadi, kurang lebih 50 persen SPBU sudah menjual pertalite. “Peluncuran di SPBU ini untuk outlet Pertalite ke-555. Prinsipnya, kalau ingin lebih dikenal masyarakat, pertalite wajib tersebar dan ada di mana-mana,” ujar Ageng yang juga mengucapkan terima kasih kepada pemilik SPBU, Wayan Rastika atas pembukaan outlet ke-555 ini.
Sementara itu, Manajer Cabang Pertamina Bali dan NTB, Ketut Permadi Aryakumara menambahkan, pihaknya menarget sedikitnya ada 70 SPBU di Bali yang menjual pertalite sampai akhir tahun 2016. Hanya, dia mengakui sejauh ini baru kawasan Denpasar dan Badung saja konsumen mudah memperoleh. Jika realisasi penambahan outlet terwujud, dia optimis penjualan pertalite juga meningkat.
Melihat dari trend, dia menilai mulai banyak migrasi (perpindahan) dari konsumen premium ke pertalite. “Dari data kami, trend konsumsi premium turun lima persen sejak ada pertalite. Sementara konsumsi pertalite meningkat drastis. Akhir tahun 2015, pertalite terjual 70 kl (kiloliter) per hari. Sedangkan sampai Maret 2016, angka penjualan mencapai 80 kl per hari. Ini berarti ada migrasi konsumen,” beber pria berpenampilan kalem tersebut.
Trend konsumsi pertalite, jelasnya, menanjak 46 persen setelah adanya penurunan harga BBM terakhir. Jika sebelumnya hanya 88,5 kl per hari, data terakhir tingkat konsumsi sudah menyentuh 129 kl per hari. Kenaikan ini, ulasnya, salah satu dipicu dari kian terjangkaunya harga pertalite, khusunya setelah ada penurunan harga. “Kenaikan konsumsi pertalite juga dipicu oleh pertumbuhan kendaraan bermotor. Namun, yang jelas ini menandakan masyarakat sudah sadar untuk menggunakan BBM yang lebih baik dari premium,” tandas Permadi.
Salah satu pengguna Pertalite, Fatur mengatakan tarikan motornya jadi lebih kencang. “Lebih irit juga sih kalau dihitung-hitung, karena pembakarannya kan lebih baik dibanding bensin,” ujarnya usai membeli Pertalite.
Harga pertalite di Bali mencapai Rp7.100 per liter setelah sebelumnya turun Rp200 per 30 Maret 2016 dari harga Rp7.300 per liter.
Sedangkan harga premium turun per 1 April 2016 yang menjadi Rp6.550 per liter atau turun Rp500 dari harga semula yang mencapai Rp7.050 per liter. @ rez
Komentar