Predator Anak Cabuli 12 Korban
Pelakunya tinggal hanya 200 meter dari sekolah para korban
SUKABUMI, NusaBali
Sebanyak 12 bocah lelaki dan perempuan menjadi korban predator anak di Sukabumi, Jawa Barat. Pelaku kejahatan seksual ini tinggal dekat sekolah para korban. Ulah durjana lelaki inisial DAD (45) ini terbongkar setelah salah satu keluarga korban melapor polisi. "Seluruh korban berjumlah 12 anak," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi didampingi Kapolsek Caringin, Iptu Rafik Rahadian Syah di Mapolsek Caringin, Selasa (25/9) seperti dilansir detik.
"Empat anak mengalami kekerasan, empat anak digerayangi dan juga mengalami kekerasan, empat lainnya disodomi oleh pelaku. Seluruhnya mengalami kekerasan seksual," tutur Nasriadi menambahkan.
Mayoritas korban berjenis kelamin lelaki. Empat di antaranya perempuan. Peristiwa pencabulan itu terjadi Maret hingga April lalu. Kasus kejahatan seksual tersebut baru terungkap setelah salah seorang korban yang saat itu masih duduk di kelas 2 SD pindah sekolah. Korban yang memilih tinggal bersama ibunya itu mengaku takut di sekolah yang lama karena kerap menjadi sasaran pencabulan DAD. Ternyata setelah dilakukan pengusutan lebih dalam, korban selama ini dijadikan budak seks pelaku yang berusia 45 tahun itu.
Berdasarkan pengakuan korban, dia dicabuli pelaku berulang kali setiap hari nyaris selama satu bulan. "Satu korban mengaku disodomi pelaku selama kurun waktu satu bulan, sepanjang Maret saat korban bersekolah. Aksi bejat itu tidak dilakukan pelaku ketika libur atau hari Minggu," kata AKBP Nasriadi.
Korban dijadikan budak seks oleh pelaku itu kemudian berperan aktif dalam pengungkapan kasus ini. Korban yang ketakutan minta pindah sekolah kepada orang tuanya, saat itulah dia menceritakan perbuatan durjana sang predator tersebut.
"Pelaku tinggal bertetangga dekat dengan sekolah, hanya sekitar 200 meter. Ketika pindah, korban menjadi pemurung dan mengeluh sakit saat buang air besar. Oleh orang tuanya korban lalu ditanyai dan mengaku telah dicabuli oleh pelaku," ujar Nasriadi.
Setelah itu, polisi bergerak cepat. Sejumlah keterangan meluncur dari mulut korban, nama-nama teman sekelasnya disebut oleh korban.
Polisi meringkus DAD yang berstatus pengangguran. Namun pelaku mengelak perbuatannya. Sejumlah tetangga memberikan kesaksian bahwa DAD mengalami gangguan kejiwaan.
"Korban sampai saat ini belum mengakui perbuatannya, keterangan tetangga menyebut pelaku ini mengalami gangguan kejiwaan. Anggota kita tidak percaya begitu saja dan melakukan tes kejiwaan ke dokter di RSUD R Syamsudin. Hasilnya, pelaku tidak ada gangguan kejiwaan, namun mengidap penyimpangan orientasi seksual," beber Nasriadi. Polisi menggeledah rumah DAD. Di kediamannya ditemukan tali tambang serta kain abu-abu dan sebuah lakban hitam.
"Dari 12 anak, sembilan di antaranya yang mengaku sempat diikat di sebuah gubuk di tengah sawah, mulut mereka di lakban. Korban membenarkan tali dan lakban yang kita temukan di kediaman pelaku itu alat yang dipakai saat melakukan aksi bejatnya," tutur Nasriadi.
Polisi masih mendalami kasus ini. Sang predator anak tersebut ditahan di Mapolsek Caringin Sukabumi. "Jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah," ucap Nasriadi. *
Sebanyak 12 bocah lelaki dan perempuan menjadi korban predator anak di Sukabumi, Jawa Barat. Pelaku kejahatan seksual ini tinggal dekat sekolah para korban. Ulah durjana lelaki inisial DAD (45) ini terbongkar setelah salah satu keluarga korban melapor polisi. "Seluruh korban berjumlah 12 anak," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi didampingi Kapolsek Caringin, Iptu Rafik Rahadian Syah di Mapolsek Caringin, Selasa (25/9) seperti dilansir detik.
"Empat anak mengalami kekerasan, empat anak digerayangi dan juga mengalami kekerasan, empat lainnya disodomi oleh pelaku. Seluruhnya mengalami kekerasan seksual," tutur Nasriadi menambahkan.
Mayoritas korban berjenis kelamin lelaki. Empat di antaranya perempuan. Peristiwa pencabulan itu terjadi Maret hingga April lalu. Kasus kejahatan seksual tersebut baru terungkap setelah salah seorang korban yang saat itu masih duduk di kelas 2 SD pindah sekolah. Korban yang memilih tinggal bersama ibunya itu mengaku takut di sekolah yang lama karena kerap menjadi sasaran pencabulan DAD. Ternyata setelah dilakukan pengusutan lebih dalam, korban selama ini dijadikan budak seks pelaku yang berusia 45 tahun itu.
Berdasarkan pengakuan korban, dia dicabuli pelaku berulang kali setiap hari nyaris selama satu bulan. "Satu korban mengaku disodomi pelaku selama kurun waktu satu bulan, sepanjang Maret saat korban bersekolah. Aksi bejat itu tidak dilakukan pelaku ketika libur atau hari Minggu," kata AKBP Nasriadi.
Korban dijadikan budak seks oleh pelaku itu kemudian berperan aktif dalam pengungkapan kasus ini. Korban yang ketakutan minta pindah sekolah kepada orang tuanya, saat itulah dia menceritakan perbuatan durjana sang predator tersebut.
"Pelaku tinggal bertetangga dekat dengan sekolah, hanya sekitar 200 meter. Ketika pindah, korban menjadi pemurung dan mengeluh sakit saat buang air besar. Oleh orang tuanya korban lalu ditanyai dan mengaku telah dicabuli oleh pelaku," ujar Nasriadi.
Setelah itu, polisi bergerak cepat. Sejumlah keterangan meluncur dari mulut korban, nama-nama teman sekelasnya disebut oleh korban.
Polisi meringkus DAD yang berstatus pengangguran. Namun pelaku mengelak perbuatannya. Sejumlah tetangga memberikan kesaksian bahwa DAD mengalami gangguan kejiwaan.
"Korban sampai saat ini belum mengakui perbuatannya, keterangan tetangga menyebut pelaku ini mengalami gangguan kejiwaan. Anggota kita tidak percaya begitu saja dan melakukan tes kejiwaan ke dokter di RSUD R Syamsudin. Hasilnya, pelaku tidak ada gangguan kejiwaan, namun mengidap penyimpangan orientasi seksual," beber Nasriadi. Polisi menggeledah rumah DAD. Di kediamannya ditemukan tali tambang serta kain abu-abu dan sebuah lakban hitam.
"Dari 12 anak, sembilan di antaranya yang mengaku sempat diikat di sebuah gubuk di tengah sawah, mulut mereka di lakban. Korban membenarkan tali dan lakban yang kita temukan di kediaman pelaku itu alat yang dipakai saat melakukan aksi bejatnya," tutur Nasriadi.
Polisi masih mendalami kasus ini. Sang predator anak tersebut ditahan di Mapolsek Caringin Sukabumi. "Jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah," ucap Nasriadi. *
1
Komentar