Desa Batubulan Gelar Karya di Pura Candra Bhuana Kantor Perbekel
Pemerintahan Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, menggelar Karya Mapadudusan Alit, Mlaspas, Mupuk Padagingan, Macaru Pancawali Krama Madya, lan Rsi Gana di Pura Candra Bhuana, Kantor Perbekel Batubulan.
GIANYAR, NusaBali
Puncak karya pada Buda Cemeng Kelawu, Rabu (26/9) ini. Serangkaian karya, dilaksanakan peresmian Balai Candra Budaya Desa atau Candra Budaya oleh Wakil Bupati Gianyar AA Gde Mayun yang dihadiri sejumlah pejabat terkait.
Wabup AA Gde Mayun usai penandatanganan, sangat mengapresiasi pembangunan Balai Chandra Budaya beserta pura sekaligus tembok panyengker yang semuanya berada di pusat pemerintahan desa. “Hal ini sesuai dengan program pemerintah yang tertuang dalam Nawacita butir ketiga bahwa pembangunan mulai dari desa,” terang AA Gde Mayun.
Diharapkan, adanya balai budaya bisa menunjang dan meningkatkan aktivitas seni dan budaya di Desa Batubulan. Perbekel, bendesa adat, BPD, LPM, kelian adat dan dinas agar merapatkan barisan untuk meningkatkan kekompakan sehingga pembangunan desa bisa terlaksana dengan baik untuk kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakat.
Perbekel Batubulan Dewa Gede Sumerta menjelaskan karya ini digelar untuk pertama kalinya setelah dilakukan pembangunan fisik dan renovasi areal pura maupun balai budaya. Di areal Pura Candra Bhuana juga terdapat palinggih Melanting yang masih erat kaitannya dengan Puri Batubulan. Keberadaan Pura Melanting pun diharapkan dapat memberi kesan positif terhadap perkembangan Badan Usaha Milik Desa Batubulan. Pura ini diempon oleh pemerintahan Desa Batubulan bersinergi dengan krama dari tiga desa pakraman yakni Desa Pakraman Tegal Tamu, Jro Kuta, dan Delod Tukad yang didukung oleh 16 banjar dinas dan lima banjar tempekan. “Rentetan karya sudah dimulai sejak 13 September lalu dengan Nanceb Taring. Prosesi akan berlangsung hingga Redite Pon Dukut, 30 September, dengan acara Maajar-ajar,” jelas Dewa Gede Sumerta didampingi Manggala Prawartaka I Wayan Merta, di sela-sela Pacaruan Rsi Gana, Mlaspas, dan Mapadagingan, Anggara Pon Kelawu, Selasa (25/9). Prosesi upacara dipuput Ida Pedanda Gde Putu Mas dari Griya Pakuwudan di Banjar Bedil Sukawati.
Terkait Balai Budaya Desa, nantinya akan dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat. Dengan jumlah penduduk tertinggi di Gianyar, yakni hampir 24.000 jiwa, Balai Budaya Desa ini bisa digunakan beragam aktivitas berkesenian, olahraga, dan spiritual. “Kami ingin memberi ruang pada anak muda latihan megambel, menari, koreografi, lansia, pkk, aktifitas yoga dll. Balai budaya menjadi satu kesatuan yang kita pakai untuk pemberdayaan masyarakat,” jelasnya. Pembangunan Balai Budaya Desa ini pula, katanya tidak terlepas dari campur tangan para penglingsir di Desa Batubulan. Bahkan, hingga digelar suatu pertemuan lokakarya. “Ini termasuk hasil lokakarya yang kemudian menerbitkan keputusan desa untuk menata pusat pemerintahan desa seluas 26 are ini,” jelasnya. Balai Budaya ini juga dilengkapi fasilitas wifi. Diharapkan, masyarakat dapat memanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan yang positif.
Ditambahkan, semua pembangunan dikerjakan selama dua tahun dan rampung pada Agustus 2018 dengan biaya Rp 3 miliar lebih.*nvi
Puncak karya pada Buda Cemeng Kelawu, Rabu (26/9) ini. Serangkaian karya, dilaksanakan peresmian Balai Candra Budaya Desa atau Candra Budaya oleh Wakil Bupati Gianyar AA Gde Mayun yang dihadiri sejumlah pejabat terkait.
Wabup AA Gde Mayun usai penandatanganan, sangat mengapresiasi pembangunan Balai Chandra Budaya beserta pura sekaligus tembok panyengker yang semuanya berada di pusat pemerintahan desa. “Hal ini sesuai dengan program pemerintah yang tertuang dalam Nawacita butir ketiga bahwa pembangunan mulai dari desa,” terang AA Gde Mayun.
Diharapkan, adanya balai budaya bisa menunjang dan meningkatkan aktivitas seni dan budaya di Desa Batubulan. Perbekel, bendesa adat, BPD, LPM, kelian adat dan dinas agar merapatkan barisan untuk meningkatkan kekompakan sehingga pembangunan desa bisa terlaksana dengan baik untuk kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakat.
Perbekel Batubulan Dewa Gede Sumerta menjelaskan karya ini digelar untuk pertama kalinya setelah dilakukan pembangunan fisik dan renovasi areal pura maupun balai budaya. Di areal Pura Candra Bhuana juga terdapat palinggih Melanting yang masih erat kaitannya dengan Puri Batubulan. Keberadaan Pura Melanting pun diharapkan dapat memberi kesan positif terhadap perkembangan Badan Usaha Milik Desa Batubulan. Pura ini diempon oleh pemerintahan Desa Batubulan bersinergi dengan krama dari tiga desa pakraman yakni Desa Pakraman Tegal Tamu, Jro Kuta, dan Delod Tukad yang didukung oleh 16 banjar dinas dan lima banjar tempekan. “Rentetan karya sudah dimulai sejak 13 September lalu dengan Nanceb Taring. Prosesi akan berlangsung hingga Redite Pon Dukut, 30 September, dengan acara Maajar-ajar,” jelas Dewa Gede Sumerta didampingi Manggala Prawartaka I Wayan Merta, di sela-sela Pacaruan Rsi Gana, Mlaspas, dan Mapadagingan, Anggara Pon Kelawu, Selasa (25/9). Prosesi upacara dipuput Ida Pedanda Gde Putu Mas dari Griya Pakuwudan di Banjar Bedil Sukawati.
Terkait Balai Budaya Desa, nantinya akan dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat. Dengan jumlah penduduk tertinggi di Gianyar, yakni hampir 24.000 jiwa, Balai Budaya Desa ini bisa digunakan beragam aktivitas berkesenian, olahraga, dan spiritual. “Kami ingin memberi ruang pada anak muda latihan megambel, menari, koreografi, lansia, pkk, aktifitas yoga dll. Balai budaya menjadi satu kesatuan yang kita pakai untuk pemberdayaan masyarakat,” jelasnya. Pembangunan Balai Budaya Desa ini pula, katanya tidak terlepas dari campur tangan para penglingsir di Desa Batubulan. Bahkan, hingga digelar suatu pertemuan lokakarya. “Ini termasuk hasil lokakarya yang kemudian menerbitkan keputusan desa untuk menata pusat pemerintahan desa seluas 26 are ini,” jelasnya. Balai Budaya ini juga dilengkapi fasilitas wifi. Diharapkan, masyarakat dapat memanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan yang positif.
Ditambahkan, semua pembangunan dikerjakan selama dua tahun dan rampung pada Agustus 2018 dengan biaya Rp 3 miliar lebih.*nvi
Komentar