KESEHATAN : Kurang Tidur Lemahkan Kekebalan Tubuh
Kurang tidur terbukti menjadi salah satu faktor sistem imun lemah. Akibatnya, penyakit pun lebih mudah menyerang.
Penelitian untuk membuktikan hal tersebut dilakukan dengan melibatkan 11 pasang orang dewasa kembar, mayoritas wanita. Masing-masing pasangan kembar memiliki rutinitas tidur berbeda. Kembar yang sering kurang tidur ternyata memiliki daya tahan tubuh lebih lemah. Penelitian sebelumnya juga mengungkapkan orang yang kurang tidur lebih gampang tertular virus flu. Tidur sama pentingnya dengan pola makan dan olahraga untuk kesehatan. “Tidur sangat penting untuk meregenerasi dan produksi protein untuk sel-sel imun. Hal ini akan membantu sistem imun berfungsi optimal,” kata Dr Nathaniel Watson, profesor neurologi yang melakukan studi ini.
Walaupun para ahli merekomendasikan tidur 7-8 jam setiap malam, tapi rata-rata orang tidur kurang dari 6 jam di malam hari. Studi di Amerika juga menunjukkan, durasi tidur masyarakat berkurang 1,5-2 jam dibanding satu abad lalu. Kebugaran dan vitalitas sangat penting di era modern serba cepat ini. Terkadang tidur sudah cukup lama tapi bangun pagi masih kurang segar? Siang hari juga masih terus mengantuk? Belum lagi kemampuan konsentrasi yang tak maksimal dan emosi yang mudah terpancing. Tidur memiliki porsinya sendiri. Jika sudah cukup, seseorang tak akan mengantuk lagi. Selama masih ada kantuk, berarti masih kurang, durasi atau kualitas. Kecukupan tidur manusia dewasa adalah 7-9 jam setiap harinya.
Catat kebiasaan tidur Anda, lalu lihat setelah dua minggu. Apa benar sudah cukup tidur setiap harinya? Anda bisa juga bandingkan dengan catatan dari gelang kebugaran. Jika sudah cukup tidur tapi masih mengantuk ini disebut sebagai hipersomnia. Kondisi hipersomnia bisa disebabkan oleh berbagai penyakit tidur, seperti dijelaskan dr Andreas Prasadja, RPSGT Sleep Disorder Clinic.
1. Narkolepsi, yang ditandai dengan kantuk hebat di siang hari. Bisa disertai dengan serangan tidur atau fenomena ‘ketindihan’. Gangguan terjadi pada pusat pengatur mimpi, sehingga gelombang otak terjaga dan tidur mimpi tumpang tindih.
2. Periodic limb movements in sleep, di mana kaki saat tidur bergerak-gerak sendiri secara periodik. Setiap tergerak, otak akan terbangun hingga mengganggu kualitas tidur. Tapi jangan salah, penderita tak menyadari jika sepanjang malam ia terbangun-bangun. Ia hanya bangun dengan perasaan lelah dan tak segar sepanjang hari.
3. Sleep apnea atau henti nafas saat tidur, ditandai dengan dengkuran. Mendengkur bukanlah tanda tidur nyenyak. Pendengkur berulang kali tercekik selama tidur hingga tanpa sadar otaknya terbangun. Akibatnya penderita sleep apnea bangun kurang segar dan terus merasa mengantuk, hipersomnia. Tak heran jika di beberapa negara, pendengkur dilarang berkendara. Selain itu sleep apnea dinyatakan jadi penyebab utama hipertensi, penyakit jantung, diabetes, stroke, impotensi dan kematian. Tak ada satu zat pun yang dapat menggantikan efek restoratif tidur. Kemampuan otak dan performa manusia hanya dibangun saat tidur. Untuk itu mulailah perhatikan kesehatan tidur Anda dan keluarga. *
Walaupun para ahli merekomendasikan tidur 7-8 jam setiap malam, tapi rata-rata orang tidur kurang dari 6 jam di malam hari. Studi di Amerika juga menunjukkan, durasi tidur masyarakat berkurang 1,5-2 jam dibanding satu abad lalu. Kebugaran dan vitalitas sangat penting di era modern serba cepat ini. Terkadang tidur sudah cukup lama tapi bangun pagi masih kurang segar? Siang hari juga masih terus mengantuk? Belum lagi kemampuan konsentrasi yang tak maksimal dan emosi yang mudah terpancing. Tidur memiliki porsinya sendiri. Jika sudah cukup, seseorang tak akan mengantuk lagi. Selama masih ada kantuk, berarti masih kurang, durasi atau kualitas. Kecukupan tidur manusia dewasa adalah 7-9 jam setiap harinya.
Catat kebiasaan tidur Anda, lalu lihat setelah dua minggu. Apa benar sudah cukup tidur setiap harinya? Anda bisa juga bandingkan dengan catatan dari gelang kebugaran. Jika sudah cukup tidur tapi masih mengantuk ini disebut sebagai hipersomnia. Kondisi hipersomnia bisa disebabkan oleh berbagai penyakit tidur, seperti dijelaskan dr Andreas Prasadja, RPSGT Sleep Disorder Clinic.
1. Narkolepsi, yang ditandai dengan kantuk hebat di siang hari. Bisa disertai dengan serangan tidur atau fenomena ‘ketindihan’. Gangguan terjadi pada pusat pengatur mimpi, sehingga gelombang otak terjaga dan tidur mimpi tumpang tindih.
2. Periodic limb movements in sleep, di mana kaki saat tidur bergerak-gerak sendiri secara periodik. Setiap tergerak, otak akan terbangun hingga mengganggu kualitas tidur. Tapi jangan salah, penderita tak menyadari jika sepanjang malam ia terbangun-bangun. Ia hanya bangun dengan perasaan lelah dan tak segar sepanjang hari.
3. Sleep apnea atau henti nafas saat tidur, ditandai dengan dengkuran. Mendengkur bukanlah tanda tidur nyenyak. Pendengkur berulang kali tercekik selama tidur hingga tanpa sadar otaknya terbangun. Akibatnya penderita sleep apnea bangun kurang segar dan terus merasa mengantuk, hipersomnia. Tak heran jika di beberapa negara, pendengkur dilarang berkendara. Selain itu sleep apnea dinyatakan jadi penyebab utama hipertensi, penyakit jantung, diabetes, stroke, impotensi dan kematian. Tak ada satu zat pun yang dapat menggantikan efek restoratif tidur. Kemampuan otak dan performa manusia hanya dibangun saat tidur. Untuk itu mulailah perhatikan kesehatan tidur Anda dan keluarga. *
1
Komentar