Dinanti, Dampak Jangka Panjang Event IMF-WB
Perhelatan pertemuan tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, 8-14 Oktober, tidak diharapkan hanya berimbas jangka pendek.
DENPASAR, NusaBali
Namun yang tak kalah penting dan strategis adalah dampak jangka panjang. Salah satunya geliat investasi yang signifikan, sehingga mampu mempebesar volume dan ukuran ekonomi Bali. “Sedemikian besar persiapan dan gaungnya, dampak jangka panjangnya diharapkan juga besar. Istilahnya Balinya, mapanduk upahe ajak tuyuhe ( sebanding antara payah dan hasil yang didapat),” tegas Ketua Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra, Rabu (26/9).
Karena itu, lanjutnya, tergantung pandai-pandai dan kelihaian para pihak di Bali, dalam hal ini Pemprov, Pemkab/Pemkot dan pengusaha memanfaatkan semaksimal mungkin momen IMF-WB, melakukan pendekatan kepada kalangan delegasi peserta, yang merupakan orang-orang yang berkaitan langsung dengan bisnis, keuangan, investasi dan lainnya. “Boleh disimpulkan yang datang itu ‘kan pemilik uang, pemilik modal,” ungkapnya.
Karena itu, akan sangat disayangkan kesempatan untuk menggaet investasi semaksimal mungkin, dari pemodal-pemodal yang telah hadir langsung tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. “Kan banyak dari mereka yang merupakan kalangan CEO perusahaan raksasa yang butuh lahan untuk investasi,” ujarnya.
Jika usaha menggaet investasi itu bisa dilakukan, kata Alit Wiraputra, barulah perhelatan besar IMF-World Bank, memberi dampak berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia, dalam hal ini Bali khususnya, tempat penyelenggaraan even yang dihadiri 189 negara, anggota IMF-World Bank. “Jadi tak sekadar jadi ajang jual makanan dan minuman serta souvenir,” tandasnya.
Kadin Bali kata Alit Wiraputra, siap memfasilitasi konsep penjajagan penawaran investasi di Bali. “Bersama Bank Indonesia, Kadin ikut dalam Investement Day yakni booth yang menyiapkan layanan informasi tentang investasi di arena IMF-World Bank Annual Meeting,” ujarnya.
Dari data Kadin Bali, ada beberapa rencana proyek investasi yang bisa ditawarkan kepada investor peserta IMF-WB Annual Meeting. Di antaranya pengembangan wisata di Plaga, Badung Utara, pembangunan GOR di Badung Selatan. Kemudian pengembangan Dermaga Kapal Pesiar di Tanah Ampo Karangasem, Pelabuhan Celukan Bawang di Buleleng dan lainnya. “Jika investor bisa diajak membangun, tentu tak perlu lagi merogoh APBN ataupun APBD,” ujar Alit Wiraputra.
Sementara efek jangka pendek dari perhelatan IMF-World Bank ini, menurut Alit Wiraputra sudah jelas memberi imbas positif bagi perekonomian Bali. Antara lain penyerapan tenaga kerja dari pembangunan infrastruktur pendukung/fasilitas kelancaran IMF-WB. Di antaranya pembangunan underpass Simpang Ngurah Rai, Tuban, peluasan apron Bandara Ngurah Rai, revitalisasi TPA Suwung, penuntasan pembangunan patung GWK. Termasuk persiapan-persiapan lain di lokasi pertemuan nanti di ITDC Nusa Dua. *k17
Karena itu, lanjutnya, tergantung pandai-pandai dan kelihaian para pihak di Bali, dalam hal ini Pemprov, Pemkab/Pemkot dan pengusaha memanfaatkan semaksimal mungkin momen IMF-WB, melakukan pendekatan kepada kalangan delegasi peserta, yang merupakan orang-orang yang berkaitan langsung dengan bisnis, keuangan, investasi dan lainnya. “Boleh disimpulkan yang datang itu ‘kan pemilik uang, pemilik modal,” ungkapnya.
Karena itu, akan sangat disayangkan kesempatan untuk menggaet investasi semaksimal mungkin, dari pemodal-pemodal yang telah hadir langsung tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. “Kan banyak dari mereka yang merupakan kalangan CEO perusahaan raksasa yang butuh lahan untuk investasi,” ujarnya.
Jika usaha menggaet investasi itu bisa dilakukan, kata Alit Wiraputra, barulah perhelatan besar IMF-World Bank, memberi dampak berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia, dalam hal ini Bali khususnya, tempat penyelenggaraan even yang dihadiri 189 negara, anggota IMF-World Bank. “Jadi tak sekadar jadi ajang jual makanan dan minuman serta souvenir,” tandasnya.
Kadin Bali kata Alit Wiraputra, siap memfasilitasi konsep penjajagan penawaran investasi di Bali. “Bersama Bank Indonesia, Kadin ikut dalam Investement Day yakni booth yang menyiapkan layanan informasi tentang investasi di arena IMF-World Bank Annual Meeting,” ujarnya.
Dari data Kadin Bali, ada beberapa rencana proyek investasi yang bisa ditawarkan kepada investor peserta IMF-WB Annual Meeting. Di antaranya pengembangan wisata di Plaga, Badung Utara, pembangunan GOR di Badung Selatan. Kemudian pengembangan Dermaga Kapal Pesiar di Tanah Ampo Karangasem, Pelabuhan Celukan Bawang di Buleleng dan lainnya. “Jika investor bisa diajak membangun, tentu tak perlu lagi merogoh APBN ataupun APBD,” ujar Alit Wiraputra.
Sementara efek jangka pendek dari perhelatan IMF-World Bank ini, menurut Alit Wiraputra sudah jelas memberi imbas positif bagi perekonomian Bali. Antara lain penyerapan tenaga kerja dari pembangunan infrastruktur pendukung/fasilitas kelancaran IMF-WB. Di antaranya pembangunan underpass Simpang Ngurah Rai, Tuban, peluasan apron Bandara Ngurah Rai, revitalisasi TPA Suwung, penuntasan pembangunan patung GWK. Termasuk persiapan-persiapan lain di lokasi pertemuan nanti di ITDC Nusa Dua. *k17
Komentar