Kolam Air Mancur Dijadikan Tempat Bermain
Kolam air mancur pada Taman Pandawa Lima di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung dijadikan tempat bermain dan berenang oleh anak-anak sekitar.
MANGUPURA, NusaBali
Aksi bahaya yang dilakukan oleh segerombolan anak-anak di kolam yang air mancurnya menggunakan daya listrik itu memicu kekhawatiran. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LHK) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, mengatakan untuk sementara air mancur pada taman yang baru selesai dikerjakan pada Kamis (20/9), terpaksa dimatikan. Pihaknya berencana melakukan pendekatan dengan masyarakat untuk memberikan sosialisasi terkait bahaya jika bermain di kolam air mancur yang menggunakan listrik itu.
Merthawan mengatakan taman itu sangat tidak aman, bahkan sangat berbahaya yang dapat mengakibatkan kematian. Air mancur pada taman yang dibangun dengan dana Rp 1,4 miliar itu digerakkan menggunakan daya listrik bertegangan tinggi. Meski semuanya (kabel listrik) telah diatur sedemikian rupa, tetapi areal taman itu berbahaya.
Pihaknya mengajak masyarakat terutama para orangtua yang berada di sekitar taman tersebut untuk mengawasi anak-anaknya. Memang dari segi keindahan sangat menyenangkan bermain di kolam tersebut, namun jangan berfikir tempat dimaksud aman untuk bermain.
“Kami berharap agar masyarakat bersama-sama untuk ikut menjaga aset ini. Di samping bisa membahayakan dirinya juga bisa membahayakan orang lain. Karena di sana adalah jalur cepat untuk lalu lintas,” tutur Merthawan, Rabu (26/9).
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan pihaknya berencana memagari taman tersebut. Nanti akan dipagari berlapis. Yakni pagar di sekeliling taman secara keseluruhan dan pagar khusus untuk air mancurnya.
“Bukan berarti kami pelit. Tempat itu sangat berbahaya. Kami tak mau mengambil risiko. Selain itu kami tidak akan memberikan toleransi jika terjadi kehilangan apa pun di sana, misalnya lampu, pernak-pernik untuk air mancur, dan sebagainya. Mohon kepada masyarakat untuk menjaga taman itu. Taman itu milik kita bersama. Besok (hari ini) kami akan melakukan pendekatan dengan masyarakat setempat tentang bahaya dari taman itu,” ujarnya. *po
Aksi bahaya yang dilakukan oleh segerombolan anak-anak di kolam yang air mancurnya menggunakan daya listrik itu memicu kekhawatiran. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LHK) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, mengatakan untuk sementara air mancur pada taman yang baru selesai dikerjakan pada Kamis (20/9), terpaksa dimatikan. Pihaknya berencana melakukan pendekatan dengan masyarakat untuk memberikan sosialisasi terkait bahaya jika bermain di kolam air mancur yang menggunakan listrik itu.
Merthawan mengatakan taman itu sangat tidak aman, bahkan sangat berbahaya yang dapat mengakibatkan kematian. Air mancur pada taman yang dibangun dengan dana Rp 1,4 miliar itu digerakkan menggunakan daya listrik bertegangan tinggi. Meski semuanya (kabel listrik) telah diatur sedemikian rupa, tetapi areal taman itu berbahaya.
Pihaknya mengajak masyarakat terutama para orangtua yang berada di sekitar taman tersebut untuk mengawasi anak-anaknya. Memang dari segi keindahan sangat menyenangkan bermain di kolam tersebut, namun jangan berfikir tempat dimaksud aman untuk bermain.
“Kami berharap agar masyarakat bersama-sama untuk ikut menjaga aset ini. Di samping bisa membahayakan dirinya juga bisa membahayakan orang lain. Karena di sana adalah jalur cepat untuk lalu lintas,” tutur Merthawan, Rabu (26/9).
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan pihaknya berencana memagari taman tersebut. Nanti akan dipagari berlapis. Yakni pagar di sekeliling taman secara keseluruhan dan pagar khusus untuk air mancurnya.
“Bukan berarti kami pelit. Tempat itu sangat berbahaya. Kami tak mau mengambil risiko. Selain itu kami tidak akan memberikan toleransi jika terjadi kehilangan apa pun di sana, misalnya lampu, pernak-pernik untuk air mancur, dan sebagainya. Mohon kepada masyarakat untuk menjaga taman itu. Taman itu milik kita bersama. Besok (hari ini) kami akan melakukan pendekatan dengan masyarakat setempat tentang bahaya dari taman itu,” ujarnya. *po
Komentar