Siswa SDN 1 Banyuasri Sabet Juara I Wiscom Provinsi
Ngurah Agung Yodya Gautama, siswa kelas IV SDN 1 Banyuasri berhasil menyabet Juara I Olimpiade Wiscom Bali XII, belum lama ini.
SINGARAJA, NusaBali
Anak tunggal pasangan Ngurah Yodya Putra dengan Ni Kadek Widia Arisanti ini berjaya di bidang IPA, mengungguli 600 peserta lainnya seluruh Bali.
Bocah kelahiran 3 Mei 2009 ini mengaku tidak mengalami kendala berarti dalam menyelesaikan 50 soal pilihan ganda di babak penyisihan. Dari enam ratus perserta di bidang IPA, diciutkan menjadi 50 orang yang berhak melaju ke babak final. “Dua kali tes, yang terakhir final berlima puluh. Bisa jawab semua sih, karena sudah banyak latihan di sekolah, di rumah dan di tempat les,” katanya.
Selain jago di bidang akademik, Yodya juga seirng kali menyumbangkan juara kepada sekolahnya di bidang menggambar, mewarnai, bernyanyi dan fashion show. Bahkan prestasinya di bidang non akademik sudah mencapai ratusan. Meski begitu, ia pun mengaku tidak menyangka akan mendapatkan gelar juara I. Maklum saja, ini kali pertamanya ikut lomba akademik dengan umur jauh lebih muda dibandingkan peserta lainnya yang rata-rata duduk di bangku kelas V-VI.
Selain Yodya, prestasi yang membanggakan juga disumbangkan Cicilia Adinda Bimantara, 11, siswa kelas V. Pada awal Agustus lalu ia berhasil merebut juara I dalam lomba fashion show se-Kabupaten Buleleng di Undiksha. Dan juga Nyoman Sifa Arya Wiguna, 12, siswa kelas VI di bidang catur. Gelarjuara Sifa juga tercatat banyak, mulai dari Kejurda hingga Porseni. Baru-baru ini ia menyabet juara I Lomba Catur Junior Putra se-Provinsi Bali.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 1 Banyuasri, Ni Ketut Suparwati, mengatakan keberhasilan siswanya di bidang akademik dan non akademik, memang difasilitasi oleh sekolah dengan baik. Salah satunya penyelenggaraan ekstra kurikulum dengan mendatangkan pelatih yang memang ahli di bidangnya. Seperti ekstra menyanyi, menggambar, silat, wood ball. “Kami memang mendatangkan pelatih dari luar yang memang memiliki kompetensi di bidangnya. Kebetulan dana BOS bisa dipakai untuk pembinaan anak oleh pelatih professional,” ujarnya.
Dengan adanya ekstra kurikuler itu Suparwati mewajibkan 210 orang siswanya untuk ikut ekstra kurikuler minimal satu. Sehingga bakat dan kemampuan mereka dapat terasah untuk menggapai perluang berprestasi. Sedangkan khusus untuk pembinaan akademik, dirinya mengaku memiliki guru yang cukup kompeten, selain juga dukungan orangtua yang mau mengajar dan mendampingi anaknya untuk berprestasi.*k23
Bocah kelahiran 3 Mei 2009 ini mengaku tidak mengalami kendala berarti dalam menyelesaikan 50 soal pilihan ganda di babak penyisihan. Dari enam ratus perserta di bidang IPA, diciutkan menjadi 50 orang yang berhak melaju ke babak final. “Dua kali tes, yang terakhir final berlima puluh. Bisa jawab semua sih, karena sudah banyak latihan di sekolah, di rumah dan di tempat les,” katanya.
Selain jago di bidang akademik, Yodya juga seirng kali menyumbangkan juara kepada sekolahnya di bidang menggambar, mewarnai, bernyanyi dan fashion show. Bahkan prestasinya di bidang non akademik sudah mencapai ratusan. Meski begitu, ia pun mengaku tidak menyangka akan mendapatkan gelar juara I. Maklum saja, ini kali pertamanya ikut lomba akademik dengan umur jauh lebih muda dibandingkan peserta lainnya yang rata-rata duduk di bangku kelas V-VI.
Selain Yodya, prestasi yang membanggakan juga disumbangkan Cicilia Adinda Bimantara, 11, siswa kelas V. Pada awal Agustus lalu ia berhasil merebut juara I dalam lomba fashion show se-Kabupaten Buleleng di Undiksha. Dan juga Nyoman Sifa Arya Wiguna, 12, siswa kelas VI di bidang catur. Gelarjuara Sifa juga tercatat banyak, mulai dari Kejurda hingga Porseni. Baru-baru ini ia menyabet juara I Lomba Catur Junior Putra se-Provinsi Bali.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 1 Banyuasri, Ni Ketut Suparwati, mengatakan keberhasilan siswanya di bidang akademik dan non akademik, memang difasilitasi oleh sekolah dengan baik. Salah satunya penyelenggaraan ekstra kurikulum dengan mendatangkan pelatih yang memang ahli di bidangnya. Seperti ekstra menyanyi, menggambar, silat, wood ball. “Kami memang mendatangkan pelatih dari luar yang memang memiliki kompetensi di bidangnya. Kebetulan dana BOS bisa dipakai untuk pembinaan anak oleh pelatih professional,” ujarnya.
Dengan adanya ekstra kurikuler itu Suparwati mewajibkan 210 orang siswanya untuk ikut ekstra kurikuler minimal satu. Sehingga bakat dan kemampuan mereka dapat terasah untuk menggapai perluang berprestasi. Sedangkan khusus untuk pembinaan akademik, dirinya mengaku memiliki guru yang cukup kompeten, selain juga dukungan orangtua yang mau mengajar dan mendampingi anaknya untuk berprestasi.*k23
Komentar