KPPAD Bali Datangi SMPN 1 Kediri
Terkait Kasus Pelatih Baris Tampar Murid
TABANAN, NusaBali
Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali mengunjungi SMPN 1 Kediri pada Kamis (27/9). Kedatangan KPPAD terkait kasus beredarnya video penamparan seorang pelatih baris terhadap siswa. KPPAD menegaskan pembinaan disipilin memang terus dilakukan, tetapi pembinaan yang berkarakter
Menurut Komisioner KPPAD Provinsi Bali I Kadek Ariasa, kunjungan tersebut dilakukan untuk mengklarifikasi dan berkoordinasi mengenai viralnya video penamparan terhadap siswa peserta Latihan Kreasi Baris Berbaris (LKBB) oleh pelatihnya.
Dalam kesempatan tersebut dia juga mensosialisasikan mengenai adanya UU dan Perda Perlindungan Anak, sehingga semua pihak dapat mendukung berbagai upaya untuk pencegahan kekerasan terhadap anak. “Jadi kasus sebelumnya tersebut bisa juga dijadikan pengalaman agar tidak terjadi lagi, termasuk bentuk kekerasan lainnya,” kata Ariasa.
Kata dia, sebelum datang ke SMPN 1 Kediri, pihaknya juga berkunjung ke Dinas Pendidikan Tabanan dan bertemu dengan Kadisdik Tabanan, Kabid SMP, hingga pengawas. Sedangkan KPPAD Provinsi Bali didampingi pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) bersama psikolog.
Saat berkunjung ke SMPN 1 Kediri pihaknya bertemu langsung dengan para siswa yang mengalami kejadian tersebut, serta bertemu dengan pembina LKBB termasuk para guru. “Secara umum anak-anak dalam kondisi psikis normal dan tidak terlalu terbebani dengan pemberitaan kasus tersebut,” tegasnya.
Pihaknya juga mendorong agar anak-anak tetap latihan persiapan untuk mengikuti kompetisi LKBB, namun dengan tetap memperhatikan kesiapan kesehatan fisik dan mental. “Dan yang terpenting adalah harus berani jujur dan melapor kalau ada yang dirasa berat dan janggal dalam latihan,” imbuhnya.
Ariasa mengaku, dia juga sudah sempat berbicara dari hati ke hati dengan pelatih LKBB berinisial ES. ES menyesali perbuatannya serta sudah meminta maaf kepada anak-anak dan orangtua siswa.
“Selain itu anak-anak merasa ada kedekatan hubungan emosional yang sudah cukup baik, sehingga kami dari tim mempertimbangkan agar pelatih tersebut untuk kembali melatih anak-anak. Namun tetap dibantu pendamping yang ikut mengawasi, agar ada pihak yang diajak berbagi kalau ada masalah,” tandas Ariasa. *de
Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali mengunjungi SMPN 1 Kediri pada Kamis (27/9). Kedatangan KPPAD terkait kasus beredarnya video penamparan seorang pelatih baris terhadap siswa. KPPAD menegaskan pembinaan disipilin memang terus dilakukan, tetapi pembinaan yang berkarakter
Menurut Komisioner KPPAD Provinsi Bali I Kadek Ariasa, kunjungan tersebut dilakukan untuk mengklarifikasi dan berkoordinasi mengenai viralnya video penamparan terhadap siswa peserta Latihan Kreasi Baris Berbaris (LKBB) oleh pelatihnya.
Dalam kesempatan tersebut dia juga mensosialisasikan mengenai adanya UU dan Perda Perlindungan Anak, sehingga semua pihak dapat mendukung berbagai upaya untuk pencegahan kekerasan terhadap anak. “Jadi kasus sebelumnya tersebut bisa juga dijadikan pengalaman agar tidak terjadi lagi, termasuk bentuk kekerasan lainnya,” kata Ariasa.
Kata dia, sebelum datang ke SMPN 1 Kediri, pihaknya juga berkunjung ke Dinas Pendidikan Tabanan dan bertemu dengan Kadisdik Tabanan, Kabid SMP, hingga pengawas. Sedangkan KPPAD Provinsi Bali didampingi pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) bersama psikolog.
Saat berkunjung ke SMPN 1 Kediri pihaknya bertemu langsung dengan para siswa yang mengalami kejadian tersebut, serta bertemu dengan pembina LKBB termasuk para guru. “Secara umum anak-anak dalam kondisi psikis normal dan tidak terlalu terbebani dengan pemberitaan kasus tersebut,” tegasnya.
Pihaknya juga mendorong agar anak-anak tetap latihan persiapan untuk mengikuti kompetisi LKBB, namun dengan tetap memperhatikan kesiapan kesehatan fisik dan mental. “Dan yang terpenting adalah harus berani jujur dan melapor kalau ada yang dirasa berat dan janggal dalam latihan,” imbuhnya.
Ariasa mengaku, dia juga sudah sempat berbicara dari hati ke hati dengan pelatih LKBB berinisial ES. ES menyesali perbuatannya serta sudah meminta maaf kepada anak-anak dan orangtua siswa.
“Selain itu anak-anak merasa ada kedekatan hubungan emosional yang sudah cukup baik, sehingga kami dari tim mempertimbangkan agar pelatih tersebut untuk kembali melatih anak-anak. Namun tetap dibantu pendamping yang ikut mengawasi, agar ada pihak yang diajak berbagi kalau ada masalah,” tandas Ariasa. *de
1
Komentar